Sabtu, 16 Maret 2024

Bangkitkan Proker yang Sudah Mati, Gagasan Utama Ketua DEMA FISIP UNS 2024

Bangkitkan Proker yang Sudah Mati, Gagasan Utama Ketua DEMA FISIP UNS 2024

 

(Sidang Umum Demisioner DEMA FISIP UNS 2023 di Ruang Seminar FISIP pada Sabtu (16/3)/ Dok. Ayesa)

Lpmvisi.com, Solo – Layaknya sebuah tradisi, sudah menjadi kebiasaan umum bahwa dalam setiap kelompok atau organisasi memiliki kewajiban untuk melakukan re-organisasi terhadap staf kepengurusan. Pada saat re-organisasi, jajaran staf dari kepengurusan yang lama akan digantikan dengan staf kepengurusan yang baru. Hal tersebut pula yang terjadi di DEMA FISIP UNS (Dewan Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret) pada Sabtu (16/3) pukul 13:00 WIB sampai dengan pukul 16:00 WIB.

          Acara Sidang Umum Demisioner DEMA ini pada dasarnya juga mencakup acara pelantikan anggota Legislatif DEMA FISIP UNS 2024, yang mana akan dipimpin oleh Fikri Muzakki (20) dari program studi Sosiologi angkatan 2022. Fikri terpilih menjadi ketua DEMA FISIP setelah melalui proses pemilihan umum yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) FISIP UNS pada bulan Februari lalu. Tidak tanggung-tanggung, terdapat tujuh kandidat calon Ketua DEMA yang mencalonkan diri pada saat itu. Tentu jumlah tersebut bukanlah jumlah yang sedikit dalam hal pemilihan ketua.

          Fikri sendiri mengatakan, bahwa Ia tidak memiliki strategi tertentu untuk menang pada pencalonan ini. Ia mengatakan bahwa suara yang didapatkan berasal dari relasi dan modal sosial yang Ia lakukan pada kegiatan sehari-hari, seperti bermain dan mengobrol dengan orang lain, yang kemudian membuat Fikri lebih dikenal oleh banyak orang. Mahasiswa Sosiologi ini juga mengungkapkan perasaannya setelah terpilih menjadi Ketua DEMA yang baru. “Sebenarnya ada 2 sisi, yang pertama ya senang tapi yang kedua juga merasakan beban karena mendapatkan amanah dari banyak orang," ungkapnya.

(Sesi Pemberian Kata Sambutan oleh Fikri Muzakki selaku Ketua DEMA FISIP UNS 2024 di Ruang Seminar FISIP pada Sabtu (16/3)/ Dok. Windy)

        Pria yang memiliki hobi nongkrong ini mengatakan bahwa ada satu gagasan utama yang ingin ia fokuskan di kepengurusan DEMA tahun ini, yaitu pengadaan kembali program kerja Sekolah Legislatif. Sekolah Legislatif sendiri merupakan program kerja dari DEMA sebagai wadah bagi mahasiswa FISIP UNS untuk belajar tentang politik. Sayangnya, program kerja Sekolah Legislatif ini sudah lama tidak diselenggarakan. Berangkat dari permasalahan tersebut, Fikri ingin mengadakan kembali program kerja Sekolah Legislatif, sehingga tercipta suasana FISIP yang lebih baik lagi.

Terakhir, Fikri juga mengungkapkan harapannya terhadap staf DEMA di kepengurusan yang baru, yakni diharapkan agar seluruh staf memiliki kerja sama yang lebih baik lagi. “Kalau untuk staf DEMA mungkin aku pengennya kita bekerja bareng, kita berproses bareng, kita kan pasti punya tujuan yang sama kan membentuk iklim FISIP yang lebih baik lagi," terangnya. Selain itu, ia juga berharap agar seluruh mahasiswa FISIP UNS dapat lebih berpartisipasi dalam acara-acara yang diselenggarakan baik dari DEMA, BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa), HIMA (Himpunan Mahasiswa), maupun UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) lainnya. (Windy)

         

DEMA FISIP UNS Melangkah Menuju Parlemen Baru

DEMA FISIP UNS Melangkah Menuju Parlemen Baru

(Sejumlah anggota legislatif DEMA FISIP UNS dilantik di Ruang Seminar Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret pada Sabtu (16/3) / Dok.Ayesa)

Lpmvisi.com, Solo – Dewan Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret (DEMA FISIP UNS) melangkah ke dalam parlemen baru seusai berlangsungnya Sidang Umum Demisioner dan Pelantikan Legislatif DEMA FISIP UNS 2024 yang diselenggarakan pada hari Sabtu, 16 Maret 2024 di Ruang Seminar FISIP UNS pukul 13.45 sampai 15.30. Di dalam Sidang Umum Demisioner ini, badan pengurus DEMA FISIP UNS 2023 memaparkan laporan pertanggung jawaban yang kemudian menandai berakhirnya Parlemen Paseban Njawi dan dimulainya periode baru. 

Kegiatan Sidang Umum Demisioner DEMA FISIP UNS ini dihadiri oleh Wakil Dekan 3 FISIP UNS, Dr. Didik Gunawan Suharto, S.Sos., M.Si. Didik menyampaikan sambutan pada awal kegiatan mengenai kegiatan kemahasiswaan dapat mengoptimalkan pengalaman dan mengembangkan soft skill selain mempelajari teori di kegiatan perkuliahan.


Dalam sesi tanggapan setelah berlangsungnya kegiatan Sidang Umum Demisioner, Almahdi Dwita, Ketua DEMA FISIP UNS 2023, mengapresiasi kepengurusan periode 2023 dan memberi semangat kepada periode selanjutnya.


Kegiatan dilanjutkan dengan Pelantikan Legislatif yang berisi pengambilan sumpah pelantikan dipimpin oleh Almahdi dan diikuti oleh tujuh anggota legislatif terpilih. Pelantikan anggota legislatif ini melantik tujuh anggota legislatif berdasarkan hasil pemungutan suara Calon Presiden BEM dan Calon Anggota Legislatif DEMA FISIP UNS yang berlangsung pada tanggal 26 dan 27 Februari 2024. Posisi Ketua DEMA FISIP UNS 2024 diraih oleh Fikri Muzakki (20), Sosiologi 2022.


“Saya harap untuk teman-teman yang ada di DEMA FISIP UNS, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), dan Organisasi Mahasiswa (ORMAWA) di lingkup FISIP UNS untuk terus bersama-sama membangun dan mewujudkan iklim FISIP yang lebih baik lagi dan mengharumkan nama FISIP," ujar Fikri dalam kata sambutannya setelah kegiatan pelantikan anggota legislatif DEMA FISIP UNS 2024. (Ayesa)

Sabtu, 09 Maret 2024

Antara Bintang dan Kupu-Kupu

Antara Bintang dan Kupu-Kupu

(Seorang atlet lari perempuan/Dok. Pinterest)

Oleh: Niken Ayu M.

    Harapan, satu kata dengan makna yang luar biasa. Mampu dirasa setiap orang, diyakini dalam hati, tersemat dalam logika, serta bergantung kepada Rabb pemilik semesta. Definisi harapan menurutku adalah suatu hal yang harus dikejar saat kita di dunia hingga bertemu Pencipta kelak di akhir masa.

    "Selalu ada cahaya bagi mereka yang penuh harap."

    Suatu untaian kata yang sangat kupercaya, karenanya aku mengerti arti kerja keras tak lupa menepis putus asa yang sempat hadir ke dalam jiwa. Aku sempat ragu dan tak lagi percaya tentang sebuah pengharapan di kala waktu merenggut semua. Ketika aku terpuruk dalam suatu kondisi di mana aku merasa semesta mengambil permata yang aku banggakan di pelosok dunia.

    Kala waktu itu menemani hariku, aku merasa Tuhan sangat tidak adil kepadaku. Aku marah kepada Tuhan. Karena-Nya, duniaku terlihat gelap tertutup butiran keruh yang sangat aku benci. Sebab ulahnya mahkotaku teriris, menyisihkan sisa yang tiada guna.

    Namaku Rara, anak kedua dari pasangan suami istri yang aku panggil dengan sebutan papa dan mama. Aku tinggal bersama mereka di sebuah perumahan, selain memiliki mereka aku juga memiliki seorang kakak yang cukup dekat denganku.

    Sedari kecil, aku sangat suka untuk berolahraga. Salah satu cabang olahraga yang kusuka adalah lari. Cita-cita ku kelak suatu hari ingin menjadi seorang atlet yang mampu membanggakan nama negaraku. Aku telah menggeluti dunia lari sejak aku duduk di bangku Sekolah Dasar.

    Berbagai perlombaan pun banyak yang telah aku coba, lebih beruntungnya sudah lebih dari dua puluh perlombaan yang berhasil aku menangkan. Deretan trofi serta sertifikat tersimpan rapi di rak kaca di ruang tamuku, sebagian lagi ada di dalam kamar sebagai kehormatan yang tak akan pernah aku lupakan hingga aku bahagia bersama anak dan cucuku kelak. Saat dimana aku bisa menceritakan bagaimana pengalamanku dalam dunia lari dulu.

    Papa dan mama serta kak Juan juga sangat mendukungku dalam minatku ini. Kegemaranku dalam dunia lari dimulai saat aku sering menonton kak Juan ikut berbagai macam perlombaan. Prestasinya pun juga tak kalah hebat dariku, sejak itulah aku mulai suka dan akhirnya dengan lari aku bisa menghasilkan suatu prestasi.

    “Mah, Pah, Rara ada kabar gembira untuk kalian semua,” kataku ketika kami tengah makan malam di meja makan.

    “Mau lomba lagi?” tanya kak Juan tepat sasaran.

    “Kakak nih nggak asyik, kok bisa nebak sih?” gerutuku dengan raut sebal.

    Mereka terkekeh, “Kakak juga ikut, makanya kakak tau. Lomba tingkat nasional itu kan?”

    Aku mengangguk, “Wah, seriusan? Kita rival nih ya jadinya?”

  Kakak menunjukkan kedua jarinya dari matanya menuju mataku, seperti orang yang hendak mengancam.

    “Lombanya random?” tanya Papa.                                        

    “Iya pa, minimal umur 13 maksimal 18 gitu doang kata coach Rafi”

    “Seru dong kalian bisa latihan bareng,” ujar Mama. Kami tersenyum.

    Setiap hari Sabtu dan Minggu aku dan Kak Juan berlatih bersama di lapangan kota. Sedangkan pada hari Senin hingga Jumat, aku ada jadwal latihan bersama guru olahragaku di sekolah. Meski hampir setiap hari aku latihan, tapi aku tak pernah mengeluh sedikitpun karena di depan sana telah tersemat bahwa aku harus bisa memborong semua piala.

    Terlebih lagi, lomba kali ini akan mengantarkanku pada cita-citaku, yaitu menjadi atlet nasional yang membawa harga diri bangsa di kancah nasional.

    Hingga tiba suatu hari, ketika aku tengah berangkat menuju lapangan mobil yang dikendarai kakak mengalami kecelakaan.

   “Kak, nyetirnya pelan-pelan aja, Rara takut.” Aku waswas sembari memegangi seatbelt dengan sangat erat.

    “Payah, santai aja kali,” kata Kak Juan menyetir mobil dengan kecepatan diatas rata-rata.

    Tiba-tiba datang sebuah truk dari arah kiri, hingga menabrak mobil yang aku tumpangi. Mobil ayah terlempar cukup jauh kira-kira sekitar dua meter dari tempat kejadian. Kecelakaan itu begitu dahsyat hingga menimbulkan suara ledakan pada mobil kami. Kak Juan kehilangan keseimbangan membuat mobil kami menabrak sebuah pohon besar di tepi jalan.

    Selepas kejadian itu aku dan Kak Juan tak sadarkan diri. Warga membawa kami menuju rumah sakit. Ketika aku membuka mataku, aku melihat seisi ruangan berwarna putih dengan selang infus yang menempel pada tubuhku.

    “Ma-ma.” Aku memanggil mama dengan nada sangat lemah.

  “Rara, kamu dah sadar, Nak?” tanya mama sembari mencium keningku dengan air mata yang membasahi kedua pipi tirusnya.

    Aku berusaha bangun, membenarkan posisi ku lebih tegak. Papa membantuku dengan manarik bantal yang aku tiduri.

    “Pah, mah, kenapa kaki ku terasa ringan banget?” tanyaku saat aku mencoba menggerakan kaki ku. Tapi aku tak bisa merasakan apapun, lalu aku buka selimut itu dan mendapati kaki kanan ku telah tiada.

    Dengan nada terkejut aku bertanya kepada Mama, “Mama, kaki kanan Rara dimana? Ini hanya mimpi kan? Mah jawab Rara!” kataku, Mama justru menangis tak sanggup mengatakan apa yang terjadi.

    Mama menenangkanku tapi aku semakin menangis sejadi-jadinya disana .“Pah, kenapa kaki Rara cuma ada satu? Kenapa kalian diem aja? Jawab Rara!”

    “Rara harus ikhlas ya, Nak. Ini semua demi Rara."

    “Pah, Mah, Rara sebentar lagi mau lomba, Tuhan hanya sedang nge-prank Rara kan?” kataku mirip orang depresi.

    “Rara mamah mohon kamu harus kuat, ya? Rara nggak boleh sedih. Tuhan tau yang terbaik untuk Rara.” Aku menangis, air mata ku enggan berhenti.

   “Ini semua gara-gara Kak Juan, andai saat itu kakak nggak nyetir mobil dengan ngebut nggak mungkin ini semua terjadi, Mah.”

    “Maafin kakak, Ra,” ujar kak Juan yang berdiri disamping brankar dengan perban di kepala serta tangan kanannya.

    “Kakak sekarang puas? Bisa melihat Rara nggak berdaya seperti ini? Sekarang kesempatan kakak buat menang lebih mudah kan? Kak Juan nggak perlu lagi bersaing sama Rara!”

     Aku menyalahkan Kak Juan atas semua ini, hari-hariku yang berwarna pudar seketika. Yang bisa aku lakukan setiap hari hanya duduk diatas kursi roda. Tak ada hari dimana aku berhenti menangis. Meski Papa dan Mama selalu memperhatikanku, mereka tidak mampu mengembalikan mahkota yang aku banggakan itu. Sejak hari itu, aku sudah tak menganggap kak Juan sebagai saudaraku. Aku menganggapnya sebagai musuh terbesar dalam hidupku. Dia telah merusak semuanya, merusak cita-cita yang ingin aku harap selama ini.

    Mama duduk di sebelahku ketika aku tengah berada di taman belakang. Aku menatap kupu-kupu yang dengan bebas bisa terbang kemanapun mereka suka, mereka sangat gesit saat terbang, bebas berjalan dimana mereka mau serta menebar keindahan bagi sekitarnya, layaknya aku dulu. Namun nyatanya, sekarang aku hanya seperti seekor ulat yang merugikan orang lain tak memiliki kemampuan untuk melakukan suatu hal apapun.

    “Rara sedang ngapain di sini sendirian? Mama temenin, ya?”

   “Rara pengen jadi kupu-kupu, Ma, yang bisa terbang kemanapun mereka mau. Tapi kenyataanya Rara layaknya ulat yang hanya bisa menebar luka. Maafin Rara ya selama ini Rara hanya bisa menyusahkan kalian.” Perlahan butiran bening pun membanjiri pelupuk mata.

  “Bukannya seekor kupu-kupu tercipta dari seekor ulat? Rara, dalam kehidupan ini nggak semua tentang keindahan. Terkadang kita harus merasakan kepahitan hidup guna membangun mental, semesta punya pilihan dan kita sendiri lah yang memilih opsi tersebut. Apakah kita ingin bahagia atau memilih diam dan bertahan dalam keterpurukan. Tuhan percaya Rara kuat, makanya Tuhan ngasih kamu ujian seperti ini.” Dengan bijaksana, mama menyemangatiku. Mama memelukku dan mengelus kepalaku, kehangatan menjalar ke setiap organ. Terasa sedikit demi sedikit bebanku terbantu berjatuhan.

    “Sekarang apa lagi yang bisa Rara banggakan? Kaki Rara sudah nggak sempurna, Ma,”

    “Tidak sempurna bukan berarti tidak bisa melakukan apapun. Kamu masih punya yang lain, tangan kamu lengkap. Indera kamu yang lain masih berfungsi dengan sangat baik. Bagaimana cara menjadi sempurna itu pun kamu yang menentukan. Mama bangga banget sama Rara. Rara Mama kuat. Mama bakal terus mendukung apapun yang terbaik buat kamu. Because you are my life,” kata Mama. Mama mengelus tanganku sembari tersenyum menunjukkan ketulusan seorang ibu.

    Papa dan Kak Juan datang di sebelahku, Papa mengecup keningku “Papa bangga punya Rara, jadikan ini sebagai motivasi untuk kamu lebih kuat lagi, oke? Ada Papa, Mama, dan Kak Juan yang akan selalu ada untuk Rara.” Aku tersenyum, sedangkan Kak Juan sekarang lebih pendiam. Khawatir emosiku tak terkontrol, ia memilih diam dan sangat sabar menerima makian dariku setiap hari.

   “Kakak, maafin Rara ya. Omongan Rara selama ini nyakitin hati kakak. Rara selalu menyudutkan kakak, Tentang kecelakaan itu sebenarnya itu bukan salah kakak, tapi Rara terlalu maksain ego Rara. Rara masih belum bisa menerima ini semua. Rara mohon maafin Rara bantu Rara untuk bangkit dari semua ini, ya?”

    “Kalo kakak nggak mau gimana?” Tanya kakak, aku mengernyitkan dahiku terkejut.

    Kak Juan pun terkekeh “Bercanda.” Aku menghembuskan nafasku lega, lalu kami terkekeh.

   “Membuat kamu selalu tersenyum itu sudah menjadi tanggung jawab kakak sebagai kakak kamu. Tugas kakak melindungi kamu, pastinya juga kakak harus buat kamu tersenyum. Kakak juga minta maaf udah sempat buat kamu hampir menyerah.” Kami berpelukan setelah itu.

    Keluarga yang memberiku kenyamanan, semua mereka berikan kepadaku secara cuma-cuma. Aku bangga memiliki mereka, mereka yang menerima segala kekuranganku ketika semesta tak lagi mengizinkanku menggapai cita. Hari itu dorongan semangat kembali hadir ke dalam jiwa.

    Malamnya aku menatap bintang dari balkon kamarku, kupandang bintang-bintang itu. Meski cahaya bintang itu tak sempurna layaknya purnama, ia mampu memancarkan keindahan kerlipnya bagi semesta. Darinya aku belajar bahwa aku juga harus menjadi seperti bintang. Menjadi bersinar dengan caraku sendiri, mencipta sebuah karya dengan sesuatu yang aku punya.

    Kuambil laptop ku dari atas meja berwarna krem itu, kubuka lalu kutuliskan sebuah sajak disana. Berharap karya ku mampu tergantung diatas langit impian, menjadi salah satu dari ribuan bintang.

    Dear semesta,

    Pelajaran yang kau berikan begitu mengesankan

    Meninggalkan goresan luka, menghilangkan seribu tawa

    Dalam sekejap mampu merubah suasana

    Yang semula berseri kini terlihat kosong dalam tatapan

    Dibalik itu, kau sangat adil

    Memberiku kekuatan melalui kehangatan

    Keluarga yang sempurna

    Mengalirkan kekuatan dalam setiap doa

    Ketika aku tak sanggup lagi menjadi purnama

    Aku ingin menjadi bintang

    Yang menerangi semesta dengan kemerlipnya

    Kutulis bait demi bait, bersama harapan aku sematkan. Aku yakinkan hati bahwa ada pelangi indah setelah batuan terjal. Memang benar hidup adalah sebuah pilihan, kita lah yang menjadi pemeran utama dalam setiap skenario Tuhan yang telah ditetapkan.

    Tugasku sekarang tak lain merelakan dunia lariku, mencoba beralih menuju sebuah karya. Bukankah semua justru terlihat lebih lengkap dan sempurna? Aku dengan dunia karya dan kakak dalam dunia olahraga. Terlihat serasi bersama angan yang menjadi padu. Membanggakan orang yang terkasih dengan purnama dan bintang yang saling memberi kasih.

Tamat.

Minggu, 03 Maret 2024

Revlon Ajak Tampil Glamor dengan Soft Glam Makeup

Revlon Ajak Tampil Glamor dengan Soft Glam Makeup

(Kegiatan Demo Makeup dari Brand Revlon dalam Solo Legend Culinary Festival 2024 di Balai Kota Surakarta pada Sabtu (2/3)/Dok. Dhaniska)

Lpmvisi.com, Solo – Salah satu dari rangkaian acara Solo Legend Culinary Festival 2024 yang diadakan di Balai Kota Surakarta adalah Demo makeup yang mengundang salah satu makeup brand ternama, Revlon. Kegiatan ini diadakan pada hari Sabtu (2/3) mulai pukul 16.00 hingga 17.00 WIB. 


Acara demo makeup ini cukup mendapat antusiasme, terutama dari kalangan perempuan dari berbagai latar belakang, mulai dari remaja hingga usia lanjut. Target pasar dari acara ini sendiri sebetulnya tak hanya terbatas pada perempuan saja, tetapi juga menyasar kepada masyarakat secara umum. Namun, dalam pelaksanaanya hanya pengunjung perempuan yang cenderung menunjukan ketertarikan dalam acara demo ini.


Tema yang diangkat dalam riasan demo makeup adalah soft glam makeup dengan hasil yang dapat disesuaikan untuk kebutuhan, baik digunakan sehari-hari ataupun acara penting. Muhammad Zainal Abidin (29), Revlon Makeup Expert, menjelaskan alasan mengapa tema soft glam makeup diangkat menjadi tema demo makeup. “Tidak semua orang berani untuk pakai makeup bold sehingga kita ingin menampilkan makeup yang glamour tapi tidak terlalu berat. Jadi, tetap natural tapi tetap kelihatan glamour.


Tujuan dari diadakannya acara demo makeup ini adalah untuk mengedukasi para wanita agar tidak takut untuk berdandan. Revlon mengungkapkan bahwa masih banyak wanita di luar sana yang takut untuk menggunakan makeup. Salah satu alasannya karena takut kesehatan kulit terganggu sehingga Revlon tak hanya mengedukasi tentang makeup, tetapi juga tentang pentingnya skincare. Alasan lainnya adalah ketakutan apabila makeup yang digunakan terlalu tebal. Inilah yang menginspirasi Revlon untuk mengadakan acara demo makeup dengan tema tersebut.


Acara demo makeup berlangsung secara interaktif. Penonton tak segan untuk menanyakan berbagai macam pertanyaan yang berkaitan dengan tips penggunaan makeup kepada Makeup Expert sehingga acara tidak terlihat monoton. Peserta yang hadir mendapatkan berbagai informasi yang berguna dalam makeup, seperti yang diungkapkan oleh salah satu peserta demo makeup Revlon, Mitsla Nida Az-Zhahiroh (17), “Pastinya dapat ilmu tambahan tentang makeup dan mungkin bisa dipraktekkan nanti.” 


Penyebaran informasi kegiatan dilakukan oleh panitia penyelenggara melalui Instagram dan Grup Whatsapp yang berisi anggota Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di Solo. Meskipun begitu, acara ini masih menemui kendala seperti jumlah pengunjung yang cenderung sedikit. “Kendalanya hanya di traffic pengunjung. Mungkin merasa canggung untuk masuk ke balai kota jadi traffic pengunjungnya ramai di depan aja,” jelas Abidin.


Di antara produk-produk makanan ternama yang menjadi sponsor dalam acara ini, Revlon menjadi salah satu sponsor dan undangan dari acara Solo Legend Culinary Festival 2024. Panitia penyelenggara menyebutkan bahwa alasan hadirnya Revlon menjadi representasi produk kecantikan dengan filosofi bahwa bahan pangan memiliki banyak sekali manfaat, bahkan di zaman dahulu hingga saat ini banyak orang yang menggunakan olahan bahan pangan untuk digunakan sebagai produk perawatan wajah dan tubuh. (Alya, Ayesa, Dhaniska)


Senin, 26 Februari 2024

 Himakom FISIP UNS Siap Sambut Era Baru

Himakom FISIP UNS Siap Sambut Era Baru

 

  

(Sejumlah mahasiswa pengurus Himakom setelah resmi dilantik di ruang seminar Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret pada Minggu (25/2)/Dok. Himakom UNS/Panitia)

    Lpmvisi.com, Solo — Organisasi Himakom (Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi) Universitas Sebelas Maret telah resmi memasuki babak baru setelah pemilihan ketua yang dilaksanakan pada beberapa waktu yang lalu dimenangkan oleh Naufal Sayidina (19). Pada hari Minggu (25/2), Naufal secara langsung memimpin sumpah jabatan yang diikuti oleh para pengurus baru. Ia bersamaan dengan 75 mahasiswa Ilmu Komunikasi lainnya resmi menyandang gelar sebagai ketua dan pengurus Himakom periode 2024/2025.


    Pelantikan Naufal sebagai ketua Himakom sendiri sebenarnya telah dilakukan tiga hari pasca pengumuman kandidat terpilih melalui pemilu yang telah dilaksanakan pada Selasa (30/12/2023) lalu. Pelantikan tersebut diselenggarakan melalui media online berupa Zoom yang dihadiri oleh seluruh mahasiswa Ilmu Komunikasi UNS.


    Naufal mengungkapkan alasannya mencalonkan diri sebagai ketua, yaitu sebagai bentuk balas budi terhadap berbagai macam kesempatan yang telah ia dapatkan melalui keanggotaannya di Himakom. “Ini merupakan cara saya untuk memberi feedback terhadap Himakom," ungkapnya pada Minggu (25/2).


    Kampanye berlangsung selama dua minggu pada Desember lalu dengan dibantu oleh tim sukses yang telah dibentuk. Strategi yang digunakan ialah dengan publikasi melalui cerita WhatsApp ataupun sorotan Instagram. Naufal mengaku bahwa ia tidak mengalami kendala selama masa kampanye karena memiliki timses yang kooperatif dan koordinatif.


    Persiapan kegiatan pelantikan memakan waktu dua hingga tiga minggu. Selama proses tersebut, kendala yang dihadapi cukup banyak. Salah satunya ialah tamu undangan yang tidak memberikan respon hingga acara dimulai. Namun, pihak Himakom dapat mengatasi masalah tersebut dengan mencari perwakilan yang lain. 


    Harapan Naufal untuk Himakom dalam periode kepemimpinannya adalah pengembangan program kerja yang lebih baik dari periode sebelumnya. Selain itu, ia juga mengapresiasi antusiasme yang ditunjukan anggota baru Himakom terkait program kerja yang telah dibebankan. Acara ini menjadi batu pijakan bagi mereka dalam menjalankan tanggung jawab serta tugas-tugas untuk kedepannya. (Dhaniska, Syeikha)



Minggu, 17 Desember 2023

Realitas Kota Ramah Anak: Keseharian Anak Berkebutuhan Khusus di PLDPI Kecamatan Jebres

Realitas Kota Ramah Anak: Keseharian Anak Berkebutuhan Khusus di PLDPI Kecamatan Jebres

    

(PLDPI sebagai salah satu upaya pemerintah terhadap ABK yang termarginalisasi/Dok. Kelompok 5 Sosiologi Perkotaan 21 B)


Pendidikan merupakan kegiatan universal di dalam kehidupan manusia sebagai salah satu upaya untuk mengembangkan potensi, bakat, dan kualitas diri. Berdasarkan pembagiannya, pendidikan sendiri dibagi menjadi dua, yaitu pendidikan formal dan pendidikan non-formal. Salah satu cara untuk mengupayakan agar pendidikan dapat merangkul setiap jenis lapisan masyarakat, yaitu dengan cara digunakannya model pelayanan inklusif atau inclusive development - inclusive society di berbagai layanan pendidikan. Namun, pada kenyataannya penerapan dari model pelayanan inklusif masih belum sepenuhnya terealisasikan, terutama di sekolah-sekolah umum. 


        Penerapan dari model pelayanan inklusif yang masih belum  terealisasikan secara penuh sejalan dengan keterangan dari narasumber (P), sebagai orang tua dari anak yang memiliki ASD dan sedang menempuh pendidikan PAUD:


“[...] ketahuan kalau ternyata anak saya itu ASD [...] sebenernya bisa dibilang iya bisa dibilang nggak sih. Dulu tuh pas di PAUD umum sempet dirundung kali ya bahasanya karena mungkin teman-temannya ngeliat kalo anak saya kok beda gitu dari mereka.”


Anak dari narasumber (P), ketika sedang menempuh pendidikan PAUD telah mendapatkan pengalaman diskriminatif dari teman-temannya hanya karena dirinya berbeda. Teman-teman di sekolahnya  merasa bahwa perbedaan yang dimiliki oleh anak dari narasumber (P) merupakan sebuah ketidaknormalan. Hal tersebut menyebabkan anak dari narasumber (P) lebih rawan untuk dijadikan sebagai sasaran perundungan. Perundungan pada akhirnya mengakibatkan adanya perasaan teralienasi yang mengakibatkan korbannya menjadi terisolasi. 

Dengan demikian, marginalisasi terhadap ABK di lingkungan sekolah masih dapat ditemui. Marginalisasi biasanya ditemukan dalam bentuk subordinasi dari kelompok dominan. Salah penyebab dari marginalisasi adalah stereotip negatif yang berkembang di masyarakat. Hal ini sesuai dengan data yang ditemukan, yaitu anak dari narasumber mengalami subordinasi dan diskriminasi akibat dari kurangnya pemahaman anak-anak ataupun orang tua terhadap ABK, sehingga dalam praktik kehidupan bersosial, mereka masih terjebak dengan cara berpikir dikotomis seperti “normal” dan “tidak normal”.

Dalam lingkungan masyarakat, semua elemen masyarakat atau organisme sosial memiliki fungsi yang mempertahankan stabilitas dan kekompakan dari organisme. Dengan kata lain, manusia saling bergantung satu dengan yang lainnya untuk menjaga keutuhan masyarakat. Begitu pula dengan anak-anak berkebutuhan khusus. Tentunya, mereka ingin ikut terlibat dalam dunia disekitarnya dan ingin mendapatkan perhatian dari orang-orang di sekitarnya. 


Adanya pemahaman dan kesadaran yang minim ini mengakibatkan perlakuan yang tidak sesuai dan kurangnya dukungan yang diperlukan.

 

“Mungkin kalau di masyarakat luas, seperti kalo saya ajak ke mall kan mungkin banyak orang yang belum tau jadi mereka ngeliatin terus dengan memandang aneh atau sinis gitu. Awalnya sih jengkel tapi saya tegur dan jelaskan saja. Kalo di lingkungan sekitar rumah, paling lebih ke tetangga-tetangga memandang aneh aja karna mereka kan belum pernah atau mungkin belum terbiasa melihat anak saya yang berbeda gitu.”


Dalam hal ini, anak-anak berkebutuhan khusus realitanya masih menghadapi beberapa tantangan dalam mengintegrasikan diri di lingkungan masyarakat, baik lingkungan rumah maupun pada masyarakat luas. Masyarakat mungkin tidak sepenuhnya paham akan kebutuhan dan keistimewaan dari anak-anak ini sehingga masih memandang ABK dengan tatapan yang kurang baik atau sebelah mata. Keberadaan stigma sosial dan cultural beliefs yang masih melekat kuat di lingkungan sosial juga membuat orang tua memutuskan untuk tidak menyekolahkan anaknya dan memutuskan untuk menjaga anaknya di rumah.

Sadar ataupun tidak, kondisi yang berbeda yang melekat pada diri ABK kerap menjadi stimulus yang memancing respons yang kurang bersahabat bagi proses perkembangan diri anak berkebutuhan khusus. Pengalaman ABK terkait sikap resistensi lingkungan terhadap mereka, seperti marginalisasi serta penolakan-penolakan yang disadari atau tidak bagi pelakunya akan berdampak pada ketidakmampuan ABK untuk menerima dirinya. 

Dampak dari marginalisasi ini beragam, tergantung pada jenis dan bentuk marjinal yang terjadi pada korban marginalisasi itu sendiri. Adapun contoh dari dampak marginalisasi terhadap anak berkebutuhan khusus ini yaitu, adanya penurunan kualitas hidup seperti menurunnya rasa percaya diri, kaum yang termarjinalkan tersebut akan merasa terintimidasi, masyarakat atau kelompok yang terpinggirkan merasa haknya di masyarakat telah dirampas dan tidak terpenuhi, kelompok yang termarginalkan merasa dirinya mendapatkan pembedaan dalam berbagai hal di masyarakat dan mendapatkan ketidakadilan. Hal ini sejalan dengan yang dipaparkan oleh informan dengan inisial (P) sebagai orang tua ABK yang terapi di PLDPI, dimana pada pernyataan beliau anaknya yang memiliki kebutuhan khusus tersebut mengalami marginalisasi oleh lingkungannya. 


“Sejauh ini kalo di lingkungan sekitar rumah ya khususnya, tiap anak saya mau main keluar gitu sama temen-temennya pada nolak gitu pada gamau. Makanya dia lebih nyaman kalo main sama yang lebih tua gitu, kayak mbah-mbah depan rumah.”


Anak berkebutuhan khusus seringkali mengalami diskriminasi dan marginalisasi di masyarakat. Namun, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membantu mereka. Beberapa cara untuk membantu mereka melewati marginalisasi dengan  memberikan pengertian kepada setiap orang bahwa anak berkebutuhan khusus merupakan anak spesial, yang mana dirawat dengan penuh kasih sayang lebih dari keluarga. Anak berkebutuhan khusus yang termarginalisasi hanya perlu penyesuaian di masyarakat, karena terdapat harapan orang tua yang menginginkan anaknya dapat bersosialisasi dengan masyarakat sekitar. 

Dukungan juga merupakan upaya bagi anak berkebutuhan untuk terus semangat dalam menjalani hari-hari. Dukungan dan penerimaan dari setiap anggota keluarga akan memberikan “energi’’ dan kepercayaan dalam diri anak dan remaja yang berkebutuhan khusus untuk lebih berusaha meningkatkan setiap kemampuan yang dimiliki, sehingga hal ini akan membantunya untuk dapat hidup mandiri, lepas dari ketergantungan pada bantuan orang lain. 

Selain dari pihak keluarga, dukungan pemerintah dirasa penting bagi anak berkebutuhan khusus karena dapat membantu mereka mendapatkan hak yang sama dengan anak normal lainnya. Pemerintah Indonesia telah melakukan beberapa upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai anak berkebutuhan khusus, seperti menerbitkan peraturan perundang-undangan mengenai hak-hak anak berkebutuhan khusus dan memperkenalkan program inklusivitas di berbagai sekolah di seluruh negeri. Selain itu, ada pula Peraturan Perundang-undangan mengenai Anak Berkebutuhan Khusus sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Pasal 54 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Pasal ini menyatakan bahwa setiap anak yang cacat fisik dan atau mental berhak memperoleh perawatan, pendidikan, pelatihan, dan bantuan khusus atas biaya negara, untuk menjamin kehidupannya sesuai dengan martabat kemanusiaan.


Pelayanan yang diberikan pemerintah dalam bentuk sekolah inklusi, merupakan bentuk upaya pemenuhan hak anak-anak berkebutuhan khusus. Adapun berdirinya Pusat Layanan Disabilitas dan Pendidikan Inklusi (PLDPI). Pusat ini dibentuk berdasarkan peraturan Gubernur nomor 0101 tanggal 21 Desember 2018, dahulunya bernama Pusat Layanan Autis (PLA). PLDPI bertujuan untuk memberikan pelayanan pada anak-anak penyandang disabilitas, termasuk anak berkebutuhan khusus, dalam menuju pendidikan inklusi. Untuk kota Surakarta, PLDPI berada di Kecamatan Jebres,  pusat pelayanan ini menyediakan pelayanan konsultasi, pelayanan assessment, pelayanan intervensi terpadu (pelayanan intervensi keterapian terpadu: terapi okupasi, fisioterapi, terapi wicara, terapi perilaku dan pelayanan intervensi medis) dan layanan pendidikan. 


“Untuk pelayanan assesment di sini tidak melihat latar belakang apapun, baik anak tersebut sudah sekolah maupun belum, baik dari golongan mampu ataupun tidak, baik anak ini berasal dari Kota Solo ataupun luar Solo. Kita tidak membedakan dari segi ekonomi atau pendidikan. Dan semuanya dibiayai oleh pemerintah, jadi masyarakat disini gratis. Terkait pelayanan intervensi terpadu juga dibiayai oleh pemerintah. “


Pernyataan dari salah satu staf PLDPI Kota Surakarta tersebut menunjukan bahwa anak berkebutuhan khusus di kota ini dan sudah diberikan opsi untuk mendapat akses pendidikan dan bimbingan. Dengan 264 anak penyandang disabilitas yang mendapat pelayanan saat ini, diharapkan mereka dapat terpenuhi haknya dan terhindar dari segala bentuk marginalisasi di masyarakat. Dukungan orangtua hingga bantuan yang disediakan pemerintah diperlukan anak berkebutuhan khusus untuk membantu mereka secara moral dan materi. (Dian Ayu Puspasari, Jennifer Aisha, Nabila Mahadewi, Nafisa Sausan Fadhila, Ryan Putra Saladenta)