Rabu, 15 Maret 2023

Gelar Konser Gratis 'Demi Indonesia Bahagia', UNS Undang The Changcuters hingga Nidji

Gelar Konser Gratis 'Demi Indonesia Bahagia', UNS Undang The Changcuters hingga Nidji

 

(Pengumuman poster acara “Demi Indonesia Bahagia”/Dok. Instagram @unsofficial)



Lpmvisi.com, Solo – Usung tema “Demi Indonesia”, detikcom kembali adakan 'Goes to Campus' ke Universitas Sebelas Maret dengan. Acara ini terdiri dari 3 kali sesi yaitu, “Demi Indonesia Hebat” diisi dengan forum diskusi oleh tokoh-tokoh berpengaruh di Indonesia, kemudian dilanjutkan dengan “Indonesia Siap Kerja” yang berisi rekrutmen dan psikotes offline, ditutup dengan Konser bertemakan “Demi Indonesia Bahagia” yang mengundang guest star seperti, Teamlo band, Owah Gerr band, The Changcuters, bahkan Nidji pun ikut memeriahkan acara tersebut. Konser gratis ini diadakan di halaman gedung rektorat UNS pada Rabu (15/03) dan dimulai pada pukul 18.00 WIB.

 

Banyak masyarakat yang berbondong-bondong datang ke halaman rektorat UNS, karena dirasa sangat jarang diadakan konser tanpa dipungut biaya dan terbuka untuk khalayak umum. Seperti halnya dengan Aulia P. (20), asal Solo yang berkuliah di Universitas Slamet Riyadi (UNISRI) menyatakan bahwa ia datang dikarenakan konser ini gratis dan tentunya tidak mau membuang kesempatan yang berharga ini.

 

     

 

(Penampilan Guest Star yang memeriahkan acara/Dok. Asyahra)

   

Konser pun berlangsung secara meriah dengan diawali kolaborasi antara Voca Erudita yang merupakan paduan suara dari UNS dengan Elizabeth Sudira yang membawakan 3 lagu. Kemudian dilanjutkan oleh Owah Gerr band dan Teamlo band, dan ditutup dengan penampilan Nidji serta The Changcuters. Rupanya semakin malam, penonton semakin bersemangat untuk bersorak, bernyanyi bersama.

 

(Stand makanan dan minuman yang juga dapat dinikmati penonton/Dok. Asyahra)



Tidak hanya panggung konser saja yang ada di sana, tetapi banyak terdapat stand makanan dan minuman yang berjejer di sebelah kiri panggung dari arah penonton. Mereka banyak menawarkan produk makanan dan minuman yang diproduksi sendiri. Aridini (33) asal Karanganyar yang tergabung komunitas UMKM menyatakan bahwa dengan diadakannya acara ini, dirinya sebagai penjual bisa mendapatkan pengalaman dan bagaimana menentukan produk yang akan dijual. Beberapa stand terlihat laku dan ramai pembeli didukung dengan banyaknya penonton yang hadir dan menambah peluang usaha untuk berjualan di sana. Di mana para penjual memanfaatkan kesempatan ini untuk meraih omset yang lebih banyak daripada hari-hari biasanya. Tak ayal bagi para pedagang selain berjualan, mereka juga terhibur dengan adanya acara ini. (Asyahra)

 

 

Minggu, 12 Maret 2023

Tunjukkan Daya Tarik Pariwisata, Kota Solo Gelar Festival Kuliner

Tunjukkan Daya Tarik Pariwisata, Kota Solo Gelar Festival Kuliner

 

(Panggung Solo Indonesian Culinary Festival 2023/Dok. Riska dan Afifah)



Lpmvisi.com, Solo – Kota Solo sebagai salah satu kota cerdas pangan baru-baru ini menghadirkan acara tahunan dalam memperkenalkan kuliner nusantara. Keberagaman dan kelezatan kuliner Indonesia merupakan gambaran cita rasa budaya bangsa. Cita rasa kuliner nusantara menjadi bukti warisan yang perlu dilestarikan dan dioptimalkan menjadi latar belakang hadirnya acara pameran tersebut. Acara ini dilaksanakan selama empat hari pada 9-12 Maret 2023 di Benteng Vastenburg Solo. Tahun ini, event tersebut mengusung tema “Ragam Cita Rasa Nusantara Bukti Kebhinekaan Bangsa” dengan sub-tema “Cita Rasa Sate – Kuliner Nusantara”.

Festival yang telah menjajaki tahun ke-8 ini tak hanya menampilkan pameran kuliner. Namun tahun ini turut dimeriahkan oleh workshop, pembagian 10.000 sate gratis untuk pengunjung, dan panggung hiburan sebagai bagian dari acara. Tak hanya itu, pengunjung juga dapat menyaksikan demo pembuatan makanan khas Kota Solo oleh para koki. Selain menghadirkan kuliner Kota Solo, pada festival kali ini turut mengundang tenant yang berasal dari luar Kota Solo seperti Kota Belitung, Kota Jepara, dan sebagainya.


(Masyarakat yang berkunjung ke stand UMKM/Dok. Riska dan Afifah)



Dr. Zakina, S.Sos. M.Si. sebagai ketua rombongan tim kuliner Pemkab (Pemerintah Kabupaten) Belitung mengharapkan dari kehadiran stan Kota Belitung dapat memperkenalkan dan menarik wisatawan terhadap pariwisata dan kuliner di Kota Belitung. UMKM Kota Belitung juga bukan hanya memperkenalkan kuliner khasnya dalam pameran ini. Batik khas Belitung, rempah-rempah, dan aksesoris beraneka ragam turut dipamerkan di festival tahun ini.

Vanstie Ocxy (23), salah satu pengunjungan SICF ini mengatakan bahwa event ini sudah sesuai dengan ekspektasinya. “Acaranya ramai, stand dan pilihan makanannya juga banyak, tapi yang saya masih bingung kenapa masih ada tempat kosong”. Selain itu menurut Vanstie event ini lebih mengarah ke sektor UMKM. “Kalau ekspektasi aku lebih mengarah ke UMKM, mungkin kalau hanya kuliner yang khas Solo atau Indonesia bakal sedikit, jadi dari pada sedikit mending yang dari sektor UMKM, dan dari namanya juga menurutku nggak meng-highlight makanan Solo,” ungkapnya.


(SBY yang turut menghadiri event ini/Dok. Riska dan Afifah)



Pada kesempatan event ini juga dihadiri oleh presiden ke-6 Republik Indonesia yaitu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) beserta anaknya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sekaligus istri dari AHY yaitu Annisa Pohan.

Dengan diselenggarakannya eventSolo Indonesian Culinary Festival 2023” ini diharapkan dapat meningkatkan ketertarikan masyarakat terhadap makanan khas daerah. “Harapan kami setelah diselenggarakannya event ini tentunya agar memajukan perekonomian masyarakat di tengah pemulihan pasca pandemi COVID-19. Meningkatkan daya tarik masyarakat terhadap makanan khas daerah yang saat ini sudah mulai kurang peminatnya,” ujar Nirmala Asnaliza sebagai salah satu panitia dari acara ini. (Riska dan Afifah)

 

 

Senin, 06 Maret 2023

Solo Art Market untuk Masyarakat

Solo Art Market untuk Masyarakat

             

(Potret kreator yang berpartisipasi di SAM tahun ini/Dok. Wikasanti)

Lpmvisi.com, Solo – Solo Art Market digelar untuk yang ke-26 kalinya pada hari Minggu (5/3), kali ini hadir di pedestrian Ngarsopuro, Surakarta, Jawa Tengah. Acara ini diselenggarakan oleh yayasan SAM (Solo Art Market), untuk memberi tempat bagi para kreator agar dapat memamerkan dan menjual hasil karya mereka.

Peserta dalam pameran ini merupakan para kreator yang memproduksi kerajinannya sendiri, sehingga selain memamerkan hasil karya, mereka juga dapat melakukan workshop di stand masing-masing. Peserta yang hadir berbeda setiap minggunya, karena acara ini menerapkan sistem open call setiap dua minggu sekali. Peserta tidak hanya dari Surakarta saja, namun juga datang dari luar kota, seperti Semarang, Yogyakarta, dan Rembang, meskipun mayoritas tetap kreator dari Surakarta.

Awalnya Solo Art Market (SAM) dibentuk untuk merespon keresahan dari himbauan pemerintah yang pada waktu itu sedang mengatasi pandemi dalam bidang ekonomi. Kala itu, Presiden Jokowi menghimbau untuk menghidupkan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah), karena pada masa krisis itulah UMKM memerlukan bantuan untuk bertahan. Namun, pemerintah hanya memanggil UMKM untuk pameran di mall dan membatasi jumlah kreator, "Paling cuma sepuluh orang (yang dipanggil untuk pameran) sedangkan jumlahnya ratusan” tutur Yayok Aryoseno (54), pemrakarsa SAM. Tidak hanya karena jumlah yang terbatas, namun banyak sekali UMKM dalam bidang kuliner, sehingga Yayok Suseno memilih untuk mengambil bidang yang berbeda. Dari sinilah, SAM dibentuk untuk memberikan tempat bagi para crafter di Surakarta.

(Potret kreator yang berpartisipasi di SAM tahun ini/Dok. Wikasanti)


    Farah Zhafirah (21), seorang penjual Batik Tumaruntum menyatakan bahwa dengan adanya Solo Art Market ini sangat membantu untuk mendongkrak UMKM, karena acara ini memberikan wadah untuk dapat menjual produknya. Walaupun Farah memiliki toko di rumahnya, ia sangat terbantu dengan adanya acara ini. Ia mengatakan bahwa, tokonya biasa ramai ketika akhir pekan saja, namun dengan adanya acara ini batik yang ia jual semakin ramai dibeli, karena berada di tempat yang lebih terbuka. Hal ini memang telah direncanakan oleh Yayok Suseno, “Tempatnya harus terbuka, tidak di dalam gedung ataupun tenda. Kalau hujan kukut, kalau terang keluar lagi. Semangat UMKM. Jadi kita pilihkan Ngarsopuro karena trotoarnya lebar.” Selain pembeli yang semakin ramai, dengan mengikuti acara ini para pedagang juga mengalami kenaikan omset penjualan.

          Solo Art Market telah menghasilkan orang-orang yang sukses, salah satunya Ina Craft Jakarta. Dengan hal ini, dapat dilihat bahwa SAM telah menjadi salah satu patokan untuk pemerintah kota dalam mengadakan program bagi masyarakat. Selain itu, SAM juga diharapkan ikut membantu menaikkan taraf hidup, membantu berkarya, dan menciptakan kreativitas yang baru, “SAM ini akan begitu-begitu saja. Tapi, anggotanya ini akan mrotoli, hilang satu-satu, tapi naik level. Terus muncul regenerasi baru.” pungkas Yayok Suseno dalam  harapannya untuk SAM. (Wikasanti)

Lagu Darah Juang Dinyanyikan Bersama-Sama saat Nobar Film Laut Bercerita di Solo

Lagu Darah Juang Dinyanyikan Bersama-Sama saat Nobar Film Laut Bercerita di Solo



(Poster nobar Laut Bercerita di Solo/Dok. Instagram @leilachudori)



Nonton bareng (nobar) film Laut Bercerita secara offline diadakan di Solo, tepatnya di Balai Soedjatmoko, Slamet Riyadi. Nobar offline ketiga ini dilaksanakan pada Senin (6/3/23). Dalam acara ini turut hadir Leila S. Chudori, penulis novel dan skenario Laut Bercerita, serta Aryani Willems, pemeran dari ibu Laut Wibisono.

 

Nobar terdiri dari dua macam sesi. Pertama, sesi nobar yang hanya menonton filmnya saja. Pemutaran film ini dimulai pukul 17.00 WIB. Kedua, sesi nobar yang selain menonton filmnya juga disediakan diskusi dengan penulis. Pemutaran film untuk sesi kedua ini dimulai pukul 19.00 WIB.

 

Pemutaran film pendek yang berdurasi 30 menit itu mendapat antusiasme dari para penonton. Sebelumnya, nobar offline ketiga di Solo ini sudah membuka pendaftaran online via loket.com pada Kamis (2/3). Tiket pendaftaran ini ludes seketika. Lalu, penyelenggara membuka pendaftaran untuk tiket tambahan, tetapi ditujukan untuk menonton film saja tanpa diskusi bersama penulis.

 

Pendaftaran di tempat (on the spot) juga disediakan oleh penyelenggara. Pendaftaran ini hanya bisa diikuti 30 menit sebelum masing-masing sesi dimulai.


 

(Diskusi bersama Leila S. Chudori dan Aryani Willem/ Dok. Alya Hasna)



Dalam nobar sekaligus diskusi, Leila dan Aryani menjawab pertanyaan-pertanyaan oleh penonton. Salah satu pertanyaan yang ditujukan kepada Leila adalah Leila juga menjawab tentang lanjutan dari film pendek Laut Bercerita ini. Perempuan kelahiran Jakarta itu mengungkapan bahwa sudah ada rencana untuk bekerjasama dengan production house/sutradara dan sudah menemukan partner yang cocok. Ia juga meminta doa agar kesepakatan itu bisa selesai tahun ini. “Tahun ini semoga bisa perkawinannya (kerja sama)”, ungkapnya.

 

LPM VISI juga mewawancarai salah satu penonton, Fahmi Hasan (20) terkait tanggapannya setelah menonton film Laut Bercerita. Ia mengatakan, “Wah, ternyata bagus. Bener-bener dapat feel-nya”. Fahmi juga mengatakan bahwa sebelum menonton film ini, ia belum membaca novel Laut Bercerita sama sekali. “Sebelumnya aku belum baca novelnya, cuma lihat review-review aja”, ujarnya.

 

Di akhir acara, moderator meminta seluruh penonton untuk berdiri dan menyanyikan lagu “Darah Juang” bersama-sama. Setelah itu, juga ada book sign buku-buku karya Leila S. Chudori. (Priska)


Sabtu, 18 Februari 2023

Peringati Hari Jadi ke-278, Kota Solo Gelar Historical Opera

Peringati Hari Jadi ke-278, Kota Solo Gelar Historical Opera

 


 

(Suasana pelataran Balaikota Surakarta saat malam pertunjukan/Dok. Royhan)


Lpmvisi.com, Solo – Pada Jumat (17/02) malam, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) menyelenggarakan opera bertajuk "Adeging Kutha Sala" atau dalam Bahasa Indonesia artinya “Berdirinya Kota Solo”. Opera tersebut menyajikan kilas balik pemindahan ibukota Mataram Islam dari Kartasura ke Desa Sala yang kini menjadi Kota Solo, oleh Pakubuwono II. 

Pamong Budaya Disbudpar, Hariyanto, menyebutkan bahwa pertunjukkan opera ini merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan tiap tahun. Akan tetapi ada sedikit perbedaan dalam segi alur pada pertunjukan yang ditampilkan tahun ini. 

"Ada sedikit perbedaan pertunjukkan opera tahun ini dengan tahun-tahun sebelumya. Tahun sebelumnya hanya menyajikan sejarah Berdirinya Kota Sala, mulai dari pemindahan hingga berdirinya Kota Solo saja. Namun, opera kali ini menyajikan sejarah Kota Solo pasca Surakarta Hadiningrat didirikan." Ungkap beliau.

Pertunjukkan ini menghadirkan para seniman profesional yang turut serta dalam memeriahkan kegiatan pada Jumat malam tersebut. Hariyanto juga menyebutkan bahwa pentas ini juga melibatkan banyak dinas ataupun instansi terkait, seperti Polres setempat dan Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo)

 

(Gamelan dan Pesinden yang mengiringi keberjalanan pentas/Dok. Royhan)

 

Pentas "Adeging Kutha Solo" yang menjadi puncak acara sekaligus penutup dari seluruh rangkaian kegiatan peringatan hari jadi Kota Solo ke-278 pada tanggal 17 Februari, acara ini diharapkan dapat menjadi momentum untuk mengenalkan kebudayaan Kota Solo serta media edukasi bagi warga Solo dengan cara yang menghibur. 

Hal ini tampak diamini oleh salah satu penonton di sana, Kristiyasari Oktaviani. "Pertunjukkan ini sangat bagus dan menghibur. Anak juga saya ajak agar dia kenal dengan sejarah kotanya serta budayanya." Tuturnya saat menjelaskan kesan menonton opera ini, di penghujung acara, Putri, salah satu penonton juga menyampaikan harapannya untuk Kota Solo kedepannya agar Kota Solo menjadi semakin aman, terteram, dan juga damai. (Royhan)

Jumat, 17 Februari 2023

Kirab Boyong Kedhaton Meriahkan HUT Kota Solo

Kirab Boyong Kedhaton Meriahkan HUT Kota Solo

 


 

(Rombongan Kirab yang melewati Jalan Slamet Riyadi/Dok. Valeria)

 

Lpmvisi.com, Solo – Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta mengadakan Kirab Boyong Kedhaton yang dilaksanakan pada hari Jumat (17/02), sebagai salah satu rangkaian acara untuk memperingati hari jadi Kota Solo yang ke-278. Kirab diarak dari koridor Gatot Subroto kemudian melewati Jalan Slamet Riyadi hingga gedung Balai Kota Surakarta, kemudian dilanjutkan dengan pertunjukan drama sendratari yang menceritakan kedatangan rombongan Keraton Kartasura yang memasuki desa Sala atau yang kini disebut Kota Solo.

Warga mulai memadati kawasan bahu jalan Slamet Riyadi sekitar pukul 15.00 WIB. Antusiasme masyarakat tidak mereda meskipun matahari tertutup awan mendung. Arak-arakan mulai berjalan pada 15.20 WIB tanpa menghentikan arus kendaraan yang melaju di area Slamet Riyadi. Rombongan kirab yang terdiri dari prajurit Keraton Surakarta serta para penari, berjalan di pinggir jalan raya beriringan dengan kendaraan yang melaju. Tidak sedikit pengguna jalan yang memperlambat laju kendaraan untuk ikut menyaksikan rombongan kirab yang berjalan.

Rombongan kirab sampai di depan Balai Kota Surakarta pada pukul 16.00 WIB, kemudian berlanjut dengan drama sendratari yang menceritakan rangkaian upacara perpindahan Keraton Kartasura ke Desa Sala. Pertunjukan tari dengan iringan musik berhasil memukau masyarakat yang turut menonton di sekitar pelataran Balai Kota.

“Bangga sih, ternyata Solo keren banget. Kirab budaya ini bermanfaat karena masyarakat yang habis lihat jadi ingin ikut melestarikan budaya juga,” tutur Vallerie (15), seorang pelajar yang turut menikmati acara ini.

 

Mengingat hujan deras yang mengguyur kota Solo pada beberapa hari terakhir, ada kekhawatiran akan keberlangsungan acara terganggu. Namun, pertunjukan berlangsung dengan lancar meski cuaca kurang mendukung. “Sebenarnya kita ada Plan B. Semisal hujan, (pertunjukan) akan dipindahkan ke pendopo Balai Kota,” ucap Dwi Priyo (40) sebagai komposer acara Boyong Kedhaton. 

Kirab Boyong Kedhaton yang telah dipersiapkan sejak bulan Januari ini, melibatkan lebih dari 100 orang yang berasal dari sanggar seni serta sekolah seni yang ada di Surakarta. Kirab yang ditampilkan setiap peringatan hari jadi Kota Solo ini selalu ditampilkan dengan inovasi baru untuk memberikan pengalaman yang berbeda setiap tahunnya. “Tiap HUT memiliki konsep yang sama (Boyong Kedhaton) tetapi setiap tahun memiliki versi yang berbeda, sejarah tidak berubah tetapi untuk pertunjukannya harus ada inovasi,” ungkap Tuti Orbawati, S.Sen, M.Sn. selaku Kabid Seni Budaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta, yang dalam event ini ibu Orba menjadi PPTK (Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan). 

“Harapan saya dengan masyarakat menonton ini itu satu, menjadi tahu bagaimana kota Solo terbangun, memberikan pengetahuan kepada anak-anak dan untuk yang sudah sepuh, sudah tahu, untuk bisa mengenang,” imbuhnya.

 

(Suasana di pelataran Balai Kota Solo yang dimeriahkan dengan
pertunjukan tari-tarian dan musik/Dok. Valeria)
 

Di tengah banjir yang melanda 15 kelurahan, rangkaian acara perayaan HUT Kota Solo tetap dilaksanakan meskipun tidak semeriah tahun-tahun sebelumnya. Hal ini dilakukan dengan harapan untuk tidak mengecewakan masyarakat lain yang turut menantikan kemeriahan hari jadi Kota Solo. Selain itu, pelaksanaan rangkaian acara juga dapat membantu perekonomian yang terdampak setelah pandemi. Selebihnya, Kirab Boyong Kedhaton juga ditampilkan melalui siaran langsung di kanal YouTube Pemkot Surakarta sehingga warga yang tidak sempat datang dapat ikut menyaksikan dengan gawai yang dimiliki. (Vale)