Jumat, 29 November 2013

Isu Penyadapan, Indonesia Harus Lebih Mawas Diri



Oleh : Tifani Helentina M.
 
Dok. Internet
Isu penyadapan yang dilakukan oleh Badan Intelejen Australia terhadap Indonesia masih ramai dibicarakan banyak orang. Banyak opini dan tanggapan yang timbul terhadap masalah ini. Tindakan penyadapan yang dilakukan oleh Australia dinilai telah menciderai kemitraan strategis antara Indonesia dan Australia. Pemerintah Indonesia sendiri telah mencoba untuk melakukan langkah demokrasi yang efektif, sambil meminta klarifikasi dari AS dan Australia. Namun  Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui akun Twitternya @SBYuhoyono menyayangkan pernyataan PM Australia yang menganggap remeh penyadapan terhadap Indonesia. 

Terlepas dari apa tujuan dari penyadapan yang dilakukan oleh Australia,  masalah ini berbuntut panjang dan menimbulkan kecurigaan terhadap masing-masing pihak. Pihak Australia menolak untuk mengaku telah melakukan penyadapan terhadap Indonesia. Namun informasi yang didapatkan oleh Badan Intelejen Negara menyebutkan telah terjadi penyadapan yang dilakukan oleh Australia tahun 2007-2009. Media Australia juga melaporkan bahwa Badan Intelejen Indonesia menggunakan peralatan canggih untuk menyadap pejabat, perusahaan, dan warga Australia.

Sulit memang jika kedua pihak sama-sama bersikeras dan tidak mau mengakui kesalahan masing-masing. Penyadapan atau spionase memang tidak seharusnya dilakukan oleh kedua negara yang bertetangga dan bersahabat. Apalagi kedua pihak telah memiliki kesepakatan untuk saling bertukar informasi jika dibutuhkan. Tindakan penyadapan akan menimbulkan kerugian bagi kedua pihak diberbagai bidang, baik politik maupun ekonomi. 

Masalah ini merupakan tamparan bagi Indonesia agar lebih berhati-hati. Tidak seharusnya negara-negara maju memanfaatkan teknologi untuk mendapatkan rahasia negara lain. Indonesia boleh marah atas tindakan penyadapan yang dilakukan oleh Australia. Tetapi tindakan penyadapan tidak harus dibalas dengan tindakan penyadapan. Hal ini merupakan pelajaran penting bagi Indonesia untuk kedepannya. Pembicaraan penting melalui telepon sebaiknya dibatasi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. 

Menanggapi isu yang terjadi, sebagai mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, kita harus mengerti cara untuk menanggapi isu penyadapan  tersebut. Sebagai mahasiswa kita harus mengawasi jalannya penyelesain sengketa penyadapan yang dilakukan oleh pemerintah kedua negara. Kita juga harus mendukung segala upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk memperbaiki hubungan bilateral antara Indonesia dan Australia. Mahasiswa tidak boleh menutup diri dan bersikap tidak peduli terhadap isu yang timbul di negeri ini.  Namun mahasiswa harus berpikir kritis dalam menanggapi isu yang ada dan jangan mudah terpancing. Bukan mustahil, isu penyadapan seakan-akan dibesar-besarkan untuk menutupi isu lainnya yang lebih penting seperti banyaknya masalah korupsi yang terjadi di negeri ini.


SHARE THIS

0 Comments: