Oleh: Latifatul Jannah
Dok. Internet |
Film
adalah salah satu bentuk media massa, yang mana semua media massa mempunyai
kemampuan untuk mempengaruhi masyarakat dalam skala yang massal. Kemudian jika
para sineas ini masih terus beranggapan bahwa alasan ekonomi tidak mampu
memberantas film “tanda kutip” maka banyak warga juga akan terpengaruh dengan
film tersebut terus menerus. Jikalau produsen menganggap film yang laku
dipasaran adalah film yang demikian, kenapa mereka tidak berpikir bahwa mereka
juga bisa mengubah selera pasar. Saat
ini Indonesia sedang mengalami krisis moral yang bisa kita lihat faktanya
dengan makin banyaknya kasus korupsi, kasus pelecehan seksual, kasus
pembunuhan, perampokan dan masih banyak lainnya. Media massa, seperti televisi dan
film adalah yang paling banyak dikonsumsi warga Indonesia dan memiliki peran
penting dalam mengkonstruksi pemikiran orang yang menonton acaranya. Jika
mereka terus menerus menyiarkan hal-hal yang buruk kepada masyarakat, maka
masyarakatpun akan jenuh kemudian apatis dan menganggap hal-hal yang buruk
menjadi suatu kemakluman atau kelumrahan.
Masyarakat
Indonesia sekarang ini perlu tayangan yang berkualitas, memiliki pesan-pesan
positif, bukannya menjual gosip, humor kekerasan dan adegan vulgar. Jika sudah
tidak bisa mengubah pemikiran orang dewasa, maka pemikiran generasi
selanjutnyalah yang harus kita jaga. Sekarang ini saja tayangan khusus
anak-anak amat sangat sedikit untuk ditemukan di semua stasiun televisi. Lalu,
dimanakah anak-anak ini seharusnya berada jika semua yang ditayangkan tidak
memberikan ruang untuk anak-anak.
Film
sangat cocok untuk dijadikan education
media atau media pembelajaran untuk anak-anak. Ingat kembali bahwa film
merupakan media massa yang memiliki kekuatan yang signifikan untuk
mengkonstruksi realitas sosial. Film terdiri dari berbagai unsur seperti
teknologi dan seni. Perkembangan film sangat tergantung dari bagaimana
masyarakat di suatu daerah atau negara mengembangkan teknologi dan kesenian
mereka serta memiliki pengaruh sangat besar dalam memberikan hiburan, edukasi,
serta mempengaruhi masyarakat. Setiap pembuat film pasti bertujuan bahwa dan
memiliki harapan agar pemirsanya dapat pemirsa memperoleh acuan dari nilai dan
citra pesan yang ada dalam film tersebut. Dengan demikian film begitu penting
dalam kehidupan sosiokultural pemirsa atau penonton, karena tanpa disadari
penonton menyesuaikan dirinya dengan apa yang dilihatnya pada film tersebut,
sehingga film berfungsi sebagai acuan nilai-nilai bagi para penontonnya.
Berangkat
dari penjelasan diatas, maka saya berharap bahwa para sineas perfilman
Indonesia mau mengubah pasar perfilman Indonesia dengan film-film yang lebih
berkualitas, mendidik (edukatif) dan mengandung pesan moral serta meningkatkan
nasionalisme. Hal ini perlu karena melihat keadaan Indonesia pada masa sekarang
sedang dalam keadaan yang buruk dari segi moral terutamanya. Dengan menyajikan
film-film yang baik dari segi pesan, cerita dan penggarapannya, maka film
tersebut tidak hanya menjadi hiburan tetapi juga bermanfaat untuk masyarakat
dan bangsa Idonesia. Karena pendidikan itu bisa dilakukan tidak hanya disekolah
formal saja, dunia hiburan juga bisa
menjadi sarana pendidikan, yaitu melalui penyampaian informasi yang
positif misalnya mengenai cinta kasih, persahabatan, kebersamaan dan semangat.
Semoga kedepannya akan sering muncul film-film Indonesia yang berkualitas
dengan pesan dan cerita yang tidak hanya menghibur tapi juga meng-edukasi.
0 Komentar