POSTINGAN TERKINI

6/recent/LPM VISI

Straw (2025): Tentang Perempuan, Kehidupan, dan Batas Terakhir yang Tak Pernah Terbayangkan

 

(Poster Straw / Dok. Internet)

Sutradara         : Tyler Perry

Produksi      : Tyler Perry Studios

Tahun Rilis : 2025

Genre : Drama, Sosial, Thriller Psikologis

Lpmvisi.com, Solo — Straw (2025) yang disutradarai oleh Tyller Perry kini membawakan film yang menyentuh hati tentang perjuangan seorang ibu tunggal yang rela melakukan apa saja demi putri tercintanya. Film ini kian menjadi pembicaraan karena memiliki alur cerita yang menarik dengan menyajikan plot twist di akhir cerita sejak penayangan pertamanya pada tanggal 6 Juni 2025, di Netflix. 

    Film yang diperankan oleh Taraji P.Henson sebagai Janiyah Wiltkinson, memiliki karakter yang kuat sebagai tulang punggung dalam film ini, yang mana ia digambarkan sebagai ibu yang melalui banyak permasalahan yang menimpanya dalam 1 hari secara berturut turut yang kian membuat penonton merasa ikut tersulut rasa iba kepadanya dengan pembawaan karakter yang cukup emosional. Janiyah sebagai ibu tunggal yang berjuang keras untuk putrinya membuatnya terjerat dalam situasi yang ironis yang tak dibayangkan dan menjadi tersangka dalam situasi penyanderaan. 

     Dalam hal ini, film Straw tidak hanya menyajikan sebuah film dengan thriller psikologis, tetapi juga menggambarkan sebuah refleksi terhadap realitas sosial yang sering terjadi, terutama kepada ibu tunggal berpenghasilan rendah yang sering terabaikan. Selain itu Tyler Perry menghadirkan kritik terhadap sistem yang acuh tak acuh terhadap perjuangan para kaum marginal, terutama kepada perempuan kulit hitam. 

    Sherri Shepherd sebagai Nicole menambahkan kehangatan sebagai sandera yang simpatik terhadap Janiyah dengan menemaniya hingga akhir, memahami situasi tanpa menghakimi, dengan menciptakan momen-momen humanis di tengah krisis. 

    Sementara Teyana Tylor sebagai Det. Kay Raymond sebagai seorang negosiator krisis ulung yang bekerja untuk membantu Janiyah, peran ini sangat personal dan menonjol bagi Taylor yang mana ia terlihat banyak empati dan penuh kasih sayang alami dalam karakternya yang juga seorang ibu, seorang negosiator yang tidak hanya menjalankan prosedur ia dapat memahami yang sedang dialami Janiyah. 

     Sinbad sebagai Benny, tetangga Janiyah yang murah hati dan Glynn Turman sebagai Richard yang cukup keras kepala serta tidak memberikan hak yang seharusnya didapat oleh Janiyah, mereka juga memberikan kontribusi penting dalam ensemble cast ini, melengkapi narasi dengan perspektif yang berbeda. Chemistry antar pemain terasa natural dan pengambilan gambar yang cukup dramatisir, membuktikan kualitas akting seluruh tim. 

    Berapa penonton berpendapat bahwa salah satu kelemahan dari film ini adalah di awal film pengenalan karakter dan latar belakang ceritanya memakan waktu yang cukup lama, hal inilah yang membuat beberapa penonton bosan sebelum konflik utama benar-benar dimulai. Meskipun film ini mengangkat tema yang emosional dan berat (seperti kesehatan mental), alih alih menggunakan gaya sinematografi yang kuat, eksekusi visual dan penyutradaraannya terasa disajikan standar atau biasa saja sehingga potensi drama dari film Straw ini tidak tersampaikan secara maksimal. 

     Di akhir cerita, film ini menyajikan plot twist, tetapi beberapa penonton merasa bahwa ceritanya terlalu menghancurkan hati atau tidak memberikan akhir cerita yang memuaskan. Reaksi terhadap akhir cerita cenderung terbagi, ada yang menyukainya karena berani, tetapi ada juga yang merasa kecewa karena menyedihkan. 

     Straw adalah film yang direkomendasikan karena menarik dan digerakkan oleh penampilan tokoh utama, yaitu Taraji P.Henson. Yang luar biasa, meski tidak selalu diceritakan dengan rapi seperti yang diharapkan oleh kebanyakan penonton dan memiliki beberapa kekurangan dalam penulisan naskah dan visual, film ini mendapatkan rating 85% di Rotten Tomatoes, sedangkan IMDb untuk sebanyak 6.7/10 skor berdasarkan ulasan para penonton. 

     Secara umum, Straw adalah film yang mempolarisasi. Kritikus melihat kelemahan teknis naratif dalam cerita, sementara penonton melihat sebuah kisah yang kuat dan emosional yang diperankan oleh karakter utama. (Aulia Anindya)

Posting Komentar

0 Komentar