POSTINGAN TERKINI

6/recent/LPM VISI

Resensi Film "Good News", Drama Sejarah Getir dengan Komedi Satire

(Ilustrasi Film "Good News" / Dok. Unsplash/Ross Parmly)

Judul : Good News

Sutradara : Byun Sung Hyun

Produksi : Netflix

Tahun Rilis : 2025

Genre : Sejarah, Komedi, Thriller


Lpmvisi.com, Solo — Terinspirasi dari tragedi nyata pembajakan pesawat yang terjadi di Jepang pada tahun 1970, Byun Sung Hyun menghadirkan film "Good News" dengan nuansa komedi satire yang membuat penonton berpikir dahulu sebelum tertawa. Meskipun terinspirasi dari tragedi nyata, alur film "Good News" tidak sepenuhnya mengikuti kisah aslinya dan seluruh penokohan dihadirkan secara fiktif.


Berawal dari pesawat domestik Jepang yang berangkat dari Tokyo yang seharusnya mendarat di Itazuke, kemunculan Fraksi Tentara Merah yang membajak pesawat seketika mengubah perjalanan ini menjadi menegangkan. Mereka memaksa pilot untuk mendaratkan pesawat di Pyongyang, Korea Utara dengan dalih revolusi. Namun pada saat itu Jepang dan Korea Utara tidak memiliki hubungan diplomatik sehingga tidak ada jalur udara resmi yang tersedia.


Di tengah ketegangan tersebut, muncul sosok Nobody (Sul Kyung-gu) dengan ide berani dan nekat yang diminta untuk melakukan operasi penyelamatan secara rahasia. Operasi ini berjalan di bawah perintah direktur Badan Intelijen Pusat Korea (KCIA), Park Sang-hyeon (Ryoo Seung-bum), dan dipimpin oleh letnan angkatan udara muda yang idealis asal Korea Selatan, Seo Go-Myung (Hong Kyung). Dalam operasi penyelamatan rahasia ini, mereka juga bersekutu dengan Amerika Serikat.


Seo Go-Myung diminta untuk menyadap radar radio pesawat dan menipu para pembajak untuk mendarat di Gimpo, Korea Selatan dan bukan di Pyongyang, Korea Utara. Ia pun sukses melakukan misinya dan mendaratkan pesawat dengan selamat di Gimpo, Korea Selatan. Indikasi keberhasilannya juga dibuktikan dengan tidak adanya korban jiwa dari tragedi pembajakan pesawat tersebut.


Di balik keberhasilan pendaratan pesawat tersebut, banyak diskusi politik yang terjadi di antara pihak otoritas dari Jepang, Korea Selatan, dan Amerika Serikat. Mulai dari janji manis kenaikan pangkat kepada letnan Seo Gu-Myong, kepentingan politik yang terkadang mengesampingkan nyawa manusia, hingga birokrasi yang berbelit-belit dan memperkeruh suasana. Semua itu dibalut dengan komedi gelap yang mampu membuat penonton tertawa terbahak–bahak namun juga tersenyum getir memikirkan bagaimana jika di dunia nyata hal-hal itu sungguhan terjadi.


"Good News" sangat layak untuk ditonton karena film ini bukan hanya film berlatar belakang sejarah, tetapi juga mampu membawa isu sosial-politik yang kerap kali terjadi di kehidupan sehari-hari. Pembawaannya yang berani, lucu, dan halus mampu menyentil birokrasi dan ideologi yang absurd dan tidak masuk akal. Film ini bagai angin segar karena dapat membawakan kisah yang serius menjadi komedi tanpa harus menghilangkan esensi yang ingin disampaikan. Judul dari "Good News" sendiri juga membawa perasaan getir karena seakan-akan menyenggol fakta bahwa kabar baik mungkin saja disusun dari muslihat dan tipu daya sekelompok atau banyak pihak.


Berdasarkan klasifikasi muatan konten, penulis juga menyampaikan bahwa film "Good News" direkomendasikan Untuk penonton usia 16 tahun ke atas karena terdapat adegan kekerasan yang tidak patut disajikan untuk anak-anak. Selain itu, film ini akan sedikit membingungkan karena terdapat banyak tokoh dan latar tempat yang berpindah-pindah. Penulis berharap dengan adanya film ini dapat memberikan pemahaman baru mengenai dunia politik global dan pentingnya kesadaran untuk senantiasa berkata jujur. (Tiara)


Posting Komentar

0 Komentar