(Poster film Assalamualakum Baitullah / Dok. Pinterest)
Judul : Assalamualaikum Baitullah
Adaptasi dari : Novel “Assalamualaikum Baitullah” karya Asma Nadia
Sutradara : Hadrah Daeng Ratu
Pemeran : Michelle Ziudith, Arbani Yasiz, Tissa Biani, Miqdad Addausy, Ummi Quary
Penata Musik : Joseph Setiawan Djafar
Tanggal Rilis : 17 Juli 2025
Durasi : 109 menit
Genre : Religi, Romansa, Drama
Lpmvisi.com, Solo – Film Assalamualaikum Baitullah yang disutradarai oleh Hadrah Daeng Ratu merupakan adaptasi dari novel dengan judul yang sama karya Asma Nadia. Film ini menawarkan sesuatu yang lebih dari sekedar kisah perjalanan ke Tanah Suci. Cerita tentang luka, pengkhianatan, dan cara manusia menemukan Tuhan di tengah rasa kehilangan.
Cerita berpusat pada Amira (Michelle Ziudith), seorang perempuan muda yang hidupnya hancur karena dikhianati dan ditinggalkan oleh orang-orang yang ia cintai. Dalam keputusasaan, Amira memutuskan berangkat ke Makkah dan berharap menemukan ketenangan melalui ibadah. Di sanalah proses pemulihan batin mulai berjalan perlahan dan penuh makna. Film ini tidak hanya membawa penonton pada perjalanan fisik menuju baitullah, tetapi juga perjalanan spiritual mencari makna sabar dan ikhlas.
Secara visual, film Assalamualaikum Baitullah tampil menawan. Pengambilan adegan di Makkah dan Madinah diambil dengan pencahayaan lembut yang memberikan kesan damai dan sakral. Alunan musik pengiringnya tidak mendominasi, tetapi cukup untuk memperkuat suasana reflektif. Penggunaan alur maju mundur juga membuat cerita lebih hidup; potongan masa lalu amira yang kelam disandingkan dengan momen mengharukan saat beribadah.
Kekuatan utama film ini terdapat pada pesan yang disampaikan: Bahwa tidak semua doa dijawab dengan cara yang kita inginkan, tetapi pasti dijawab dengan cara yang kita butuhkan. Melalui karakter Amira, penulis memperlihatkan bahwa iman tidak lahir dari hidup yang sempurna, melainkan dari keberanian untuk tetap percaya ketika kesulitan melanda. Hal tersebut membuat film terasa personal dan relevan, terutama bagi penonton yang sedang berjuang menghadapi ujian hidup.
Dari sisi akting, Michelle Ziudith tampil luar biasa. Ia berhasil menampilkan kesedihan yang tidak berlebih, tetapi tetap menyentuh. Tatapan kosong, cara berbicara yang pelan dan tegas, semuanya memancarkan rasa kehilangan sekaligus kekuatan. Arbani Yasiz sebagai tokoh pendamping juga berhasil memberikan keseimbangan, tampil sederhana tanpa mengaburkan fokus cerita pada Amira.
Meski demikian, film ini tidak hadir tanpa kekurangan. Beberapa bagian di tengah-tengah film terasa agak lambat karena terlalu banyak dialog reflektif. Bagi penonton yang mencari hiburan cepat, tempo film dapat terasa berat. Selain itu, konflik masa lalu Amira terasa sedikit klise karena mengangkat tema pengkhianatan dan perjalanan menuju “keikhlasan” yang memang sudah sering muncul di film religi Indonesia. Namun keunggulan dalam film ini terletak pada penceritaannya yang tulus dan tidak menggurui.
Secara keseluruhan, Assalamualaikum Baitullah adalah film yang penuh makna. Bukan hanya mengajak penonton untuk meneteskan air mata, tetapi juga untuk berhenti sejenak dan merenung “Sudah sejauh apa kita berdamai dengan masa lalu dan mempercayakan diri pada takdir Tuhan?”. Bagi yang sedang merasa kehilangan arah, film ini dapat menjadi pengingat bahwa setiap luka memiliki tujuannya sendiri dan justru di sanalah Tuhan menuntun kita kembali pulang. (Aditya)
0 Komentar