POSTINGAN TERKINI

6/recent/LPM VISI

Film Bila Esok Ibu Tiada: Mengajarkan Arti Kehilangan dan Pentingnya Menghargai Kasih Sayang Ibu

(Poster Film Bila Esok Ibu Tiada / Dok. @Leo Pictures di X)

Judul Film: Bila Esok Ibu Tiada

Genre: Drama Keluarga

Durasi: 104 menit

Sutradara: Rudi Soedjarwo

Tahun: 2024

Pemeran Utama: Christine Hakim sebagai Ibu Rahmi, Adinia Wirasti sebagai Ranika, Fedi Nuril sebagai Rangga, Amanda Manopo sebagai Rania, dan Yasmin Napper sebagai Hening


Lpmvisi. com, Solo — Film bertemakan drama keluarga ini menceritakan tentang Rahmi, seorang ibu tunggal bersama keempat anaknya yang berjuang melanjutkan hidup sambil membawa luka setelah kematian mendadak sang suami. Sepeninggal suaminya, Rahmi mengasuh keempat anaknya seorang diri. Seiring waktu, anak-anaknya mulai sibuk dengan dunianya masing-masing hingga membuat rumah terasa sepi.


Sebagai anak tertua, Ranika merasa memiliki tanggung jawab lebih terhadap adik-adiknya. Ia menjadi tulang punggung keluarga dan bekerja tanpa lelah hingga hampir tak punya waktu untuk memikirkan keinginannya sendiri. Rania, anak kedua, bekerja di dunia hiburan. Rangga, anak ketiga, berjuang menggapai mimpinya di dunia musik. Si bungsu, Hening, masih mencari jati dirinya di dunia perkuliahan. 


Kesibukan masing-masing membuat hubungan mereka menjadi renggang karena kurangnya komunikasi. Setiap kali berkumpul, mereka kerap bertengkar dan tak kunjung usai. Sang ibu pun sampai bingung untuk melerai anak-anaknya. Di tengah pertengkaran yang dipicu ego masing-masing, keempat anak itu justru lupa memperhatikan ibunya. Hingga pada suatu hari  mereka dihadapkan kenyataannya pahit tentang kondisi kesehatan sang ibu. Akankah mereka siap merasa kehilangan untuk kedua kalinya?


Film ini menyuguhkan kisah sederhana yang relate dengan kehidupan nyata. Pesan yang ingin disampaikan pun mudah diterima oleh penonton. Sinematografi film yang hangat seolah ingin memperlihatkan arti dari kehangatan keluarga. Setiap tokoh memiliki karakter yang kuat, dan  para pemain berhasil mengajak penonton menyelami emosi dan perasaan mereka. Meski begitu, terdapat beberapa adegan yang terasa terlalu panjang. Alur ceritanya pun terkadang mudah ditebak, dan penggunaan lagu latar (soundtrack) dirasa kurang sesuai dengan nuansa cerita.


Dialog-dialog dalam film banyak menyampaikan pesan moral tentang pentingnya menghargai orang tua selagi masih ada serta pentingnya komunikasi dalam keluarga. Selain itu, ada satu hal menarik dari film ini, secara tidak langsung film ini menunjukkan kebiasaan manusia yang sering kali tidak terbuka tentang perasaannya dan justru memilih meninggikan ego. 


Mengapa tokoh-tokoh dalam film ini memiliki ego yang begitu tinggi? Hal itu tampaknya terjadi karena terdapat luka mendalam dalam hati mereka yang tidak bisa tersampaikan dengan baik. Tanpa sadar, luka tersebut kemudian berubah menjadi ego yang melukai orang lain. 


Secara keseluruhan, film Bila Esok Ibu Tiada adalah film hangat yang menyentuh hati sekaligus menyesakkan. Melalui kisah sederhana, film ini mengingatkan kita untuk lebih menghargai waktu bersama orang tua sebelum semuanya terlambat. Sebuah tontonan yang sederhana namun meninggalkan kesan mendalam. (Muti) 


Posting Komentar

0 Komentar