(Spanduk penyambutan peserta UTBK yang berada di Gedung 4 FISIP UNS pada Senin (21/4) / Dok. Mohan) |
Lpmvisi.com, Solo — Pelaksanaan Ujian Tes Berbasis Komputer (UTBK) tahun ini berlangsung pada 23 April 2025 sampai 3 Mei 2025. UTBK atau yang lebih dikenal dengan jalur Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT) tahun ini hanya dilaksanakan satu gelombang ujian saja, tidak seperti tahun sebelumnya yang diadakan dua gelombang. Ujian berlangsung selama 195 menit dengan dua sesi, yaitu pada pagi dan siang hari. Pelaksanaan UTBK tahun ini cukuplah sengit dengan 860.976 peserta yang berebut 259.564 kursi. Hal tersebut berarti para peserta UTBK harus bersaing satu sama lainnya dalam meraih PTN impiannya.
Meski begitu, pelaksanaan UTBK sendiri sayangnya belum sepenuhnya berintegritas. Setiap tahun masih ada kecurangan-kecurangan yang dilakukan oleh peserta UTBK. Modusnya sendiri pun beragam dan banyak tersebar di sosial media, tetapi lebih dari tahun kemarin, cerita kecurangan tahun ini lebih terang-terangan dibagikan melalui berbagai platform sosial media. Hal ini sangat disayangkan, apalagi sejatinya, tes UTBK diharapkan dapat menguji kemampuan dari para calon mahasiswa/mahasiswi sebelum memasuki PTN impiannya.
Salah satu modus kecurangannya adalah memanfaatkan media pesan singkat WhatsApp yang disebarkan di grup-grup WA kampus (Pusat UTBK) untuk menyebarkan soal-soal UTBK yang dikirimkan di grup WA. Soal-soal ini nantinya dikumpulkan di folder Google Drive untuk pengarsipan agar lebih mudah untuk diakses, seperti yang dirangkum oleh akun X @bentalaanargya. Bahkan, penyebarannya sendiri sudah lebih “rapi” dari tahun-tahun sebelumnya dengan pemisahan per subtest UTBK dari Literasi Bahasa Indonesia (LBI), Penalaran Matematika (PM), Pengetahuan dan Pemahaman Umum (PPU), Literasi Bahasa Inggris (LBE), Pengetahuan Kuantitatif (PK) serta Pemahaman Bacaan dan Menulis (PBM). Hal tersebut sangatlah miris karena kebocorannya sudah sangat masif serta menunjukan kalau penyelenggaraan pendidikan di Indonesia mengalami kerusakan yang cukup mengkhawatirkan, seperti yang dikutip dari akun X @laammiioo.
Memang, setiap tahunnya sudah terjadi kebocoran soal UTBK. Meski begitu, penyebaran kebocoran UTBK tahun ini terasa semakin besar-besaran dikarenakan tidak lagi hanya foto saja, tetapi soal sudah disusun dalam format PDF (dokumen soal). Terdapat banyak sekali soal-soal PDF yang disebarkan dan bermunculan di linimasa (timeline) X beserta tautan Google Drive untuk mengakses bocorannya. Hal tersebut menarik perhatian dari warganet khususnya study twt. Bocoran ini terasa menyeramkan dan menimbulkan berbagai reaksi dari warganet. Salah satu warganet pun berkata, “Asli dah bocoran utbk tahun ini kok “serem” ya.. mainnya langsung PDF gils (gila),” dikutip oleh akun X @studynaynay. Hal tersebut menunjukan kalau penyebaran kecurangan UTBK semakin masif dan terang-terangan. Bahkan, sudah dibuatkan kunci jawaban (dari soal tersebut) serta pembahasan cara pengerjaan yang disatukan menjadi PDF lalu disebarkan melalui folder Google Drive.
(Tangkapan layar (screenshot) Konferensi Pers SNPMB secara live streaming di kanal Youtube resmi SNPMB ID pada Jumat (25/04) / Dok. Mohan) |
Pihak Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) melaksanakan Konferensi Pers pada Jumat (25/04). Dalam konferensi tersebut, pihak SNPMB sendiri menjelaskan bahwa ada banyak laporan dari warganet (netizen) mengenai banyaknya isu serta dugaan dari kecurangan dan kebocoran soal UTBK sejak hari pertama pelaksanaan UTBK 2025 sehingga mereka (pihak SNPMB) merasa perlu untuk menyampaikan klarifikasi resmi dan menyampaikan sikap serta langkah-langkah preventif untuk kedepannya.
Dalam siaran pers SNPMB, poin 1 menyatakan panitia sangat menyesalkan dan mengutuk kecurangan dalam pelaksanaan UTBK. Hal tersebut tentu saja akan mencederai prinsip kejujuran, keadilan, dan integritas yang menjadi dasar dari seleksi ujian bersama. Selain itu, kecurangan dalam UTBK membuat persaingan antar calon mahasiswa/mahasiswi semakin tidak adil dan dapat menurunkan semangat calon mahasiswa/i dalam meraih kampus PTN impiannya. Apalagi masifnya kecurangan UTBK pada tahun ini seakan-akan menghilangkan kesakralan dari pelaksanaan tes UTBK yang seharusnya dapat dilaksanakan secara jujur dan adil.
Ketua Umum Tim Penanggung Jawab SNPMB, Eduart Wolok, menyatakan bahwa pihak SNPMB selaku penyelenggara UTBK-SNBT berharap agar pelaksanaan UTBK ini berlandaskan kejujuran yang dijalani dengan itikad yang baik. Akan tetapi, dinamika dari kejadian kecurangan pada proses UTBK pun mulai terungkap. “Untuk pelaksanaan tidak terkoneksi pada internet (menggunakan server berbasis lokal/LAN). Kebocorannya sendiri terjadi pada soal yang terjadi ketika ujian berlangsung (bukan soal sesi selanjutnya) serta sangat menjaga integritasnya,” ungkap Eduart.
Namun, beberapa kampus PTN sudah mulai mengantisipasi dari kemungkinan kecurangan pada saat pelaksanaan UTBK. Salah satunya kampus Universitas Airlangga (UNAIR) yang mewajibkan para peserta UTBK untuk mengganti alas kaki mereka di ruang transit. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah kecurangan pada area yang luput dari deteksi alat pemindai logam. Selain itu Universitas Hasanudin (UNHAS) menggunakan teknologi jumper signal sebagai upaya agar peserta UTBK tidak bisa menggunakan HP mereka untuk berkomunikasi kepada orang lain selama tes berlangsung. Upaya preventif yang dilakukan oleh kampus-kampus PTN ini diharapkan mampu meredam kejadian kecurangan seperti yang terjadi sebelumnya.
Fenomena ini tentu saja akan menjadi tamparan keras, khususnya bagi pihak penyelenggara. Bagaimana tidak, penyelenggara tes seleksi bersama yang seharusnya menjunjung tinggi kejujuran dan integritasnya dicoreng oleh peserta yang menyontek. Apalagi, para peserta yang benar-benar mengerjakan dengan jujur dan bersungguh-sungguh akan dirugikan dari tragedi yang terjadi. Diperlukan kolaborasi semua pihak dari pihak penyelenggara (SNPMB), pengawas pelaksana tes UTBK serta calon mahasiswa/mahasiswi yang mengikuti seleksi UTBK untuk mengerjakan tes dengan jujur. Semoga saja pelaksanaan UTBK kedepannya dapat berlangsung dengan aman, jujur, serta dengan implementasi nilai-nilai integritas sehingga dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap pelaksanaan tes seleksi UTBK. (Mohan)
0 Komentar