POSTINGAN TERKINI

6/recent/LPM VISI

Gemerlap Panggung Festival World Dance Day 24 Jam Menari 2025 ISI Surakarta

(Penampilan “Jarayana” di Teater Besar, ISI Surakarta dalam World Dance Day 24 Jam Menari 2025 (29/4) / Dok. Ayesa)

Lpmvisi.com, Solo – Dalam rangka memperingati Hari Tari Sedunia, Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta menggelar acara rutin tiap tahun, yakni World Dance Day 24 Jam Menari 2025. Acara ini resmi dimulai pada hari Selasa (29/4) pukul 06.00 WIB hingga hari Rabu (30/4) pukul 06.00 WIB. Pada tahun 2025, tema yang diusung adalah “Land of Thousand Kingdoms” dan berlangsung di Kampus 1 ISI Surakarta dengan empat titik pertunjukan, yaitu Pendhapa, Teater Kecil, Teater Besar, dan Teater Kapal. Direktur Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan dan Pembinaan Kebudayaan Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia,  Ahmad Mahendra, S.Sos., M. Tr. A.P, turut hadir dan meresmikan acara ini. Delegasi yang berpartisipasi pun datang dari berbagai daerah, mulai dari Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Puro Pakualaman, Puro Mangkunegaran, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Jakarta, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Sulawesi Tengah, hingga mancanegara seperti Malaysia dan Thailand.

“Tema Land of Thousand Kingdoms itu tidak secara harfiah 1000 kerajaan di Indonesia, tetapi bagaimana kerajaan itu hadir di tengah-tengah kita, di keluarga, di tengah-tengah masyarakat, bagaimana kita merajut kekerabatan dan kekeluargaan, bagaimana Indonesia kuat karena tradisi dan budaya, saling mengisi, saling menjaga tradisi di berbagai tempat,” jelas Danang Cahya Wijayanto (41), dosen pengajar di ISI Surakarta sekaligus tim kesekretariatan 24 Jam Menari ISI Surakarta. Ia menjelaskan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dengan penyelenggaraan di tahun-tahun sebelumnya, tetapi pada tahun ini, pihak penyelenggara ingin mengekspos bagaimana ketubuhan itu memengaruhi pola pikir dan membentuk korelasi lintas generasi serta latar belakang melalui delegasi yang berpartisipasi dalam acara ini.

Pria yang disapa dengan “Mas Da” ini mengungkapkan bahwa untuk rangkaian Hari Tari Sedunia dalam World Dance Day 24 Jam Menari 2025 ini menggunakan panggung festival. Hal tersebut dikarenakan semua pertunjukan di setiap panggung diadakan secara bersamaan. Ia juga menambahkan bahwa acara ini memiliki prinsip bazaar seni pertunjukan, di mana semua pengunjung bebas untuk memilih pertunjukan dari berbagai macam tradisi Nusantara, kontemporer, modern, dan kreasi baru.

Selanjutnya, berbicara soal persiapan acara, Danang menceritakan persiapan acara ini dimulai pada bulan Januari, diawali dengan mematangkan konsep, menentukan apa yang harus ditampilkan, desain acara, pemilihan panggung, hingga jumlah peserta yang akan tampil. Setelah peserta mengirimkan formulir pendaftaran dan link YouTube penampilan, tim kurator akan melaksanakan kurasi untuk menentukan panggung pertunjukkan dan waktu yang sesuai untuk penampil. “Istimewanya, hari tari ini kita tidak hanya mempertontonkan seni pertunjukkan, tapi kita benar-benar detail. Karena tempat transit dan kuantitas peserta itu tidak imbang, makanya bagaimana peserta masuk, pentas, pulang, dan diganti, sirkulasinya seperti itu terus,” imbuhnya.

“Harapannya, dunia tari terus berkembang karena mengingat peran teknologi semakin bagus dan itu sangat berpengaruh di dunia pertunjukan tari. Dengan ini, kita memperkuat relasi dan sosialisasi sehingga dunia tari terus berkembang untuk masa depan Indonesia,” pungkasnya saat diwawancarai oleh LPM VISI.

Afifah Himawati (20), pengunjung World Dance Day 24 Jam Menari 2025, menyampaikan apresiasinya terhadap acara, delegasi, serta penampil 24 Jam Menari. Namun, ia juga menambahkan, “Sebaiknya diberi nama-nama dari setiap lokasinya,”. Hal serupa diungkapkan juga oleh Salsabila (20) terkait waktu acara yang perlu lebih ditata agar kondisi acara dapat lebih kondusif. (Aliifah, Ayesa, Natya)

Posting Komentar

0 Komentar