Senin, 20 November 2023

Mengapresiasi Seni Lukis dalam Solo Art Market

(Potret stand Lumiku Art di Solo Art Market/Dok. Alya, Syeikha)


Lpmvisi.com, Solo Sebagai kota yang dikenal akan budayanya, Solo kental akan nuansa kesenian yang dapat dilihat dari seluruh penjuru kota. Bagi para pecinta karya seni dan kerajinan tangan, Solo Art Market merupakan tempat perhentian yang wajib dikunjungi karena hanya diadakan tiap minggu pertama dan ketiga setiap bulannya. Selain menjadi tempat untuk pameran kerajinan biasa, Solo Art Market juga menjadi wadah bagi para seniman lokal dan pengusaha Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk memamerkan kreativitas mereka, serta memperkaya destinasi wisata bagi warga lokal maupun turis.

Pasar seni yang digelar di jalur pedestrian, Jalan Diponegoro, Ngarsopuro ini setidaknya menampung 50 lapak seniman yang turut serta meramaikan. Para kreator tersebut menjual aneka ragam bentuk karya seni, seperti seni ukir, pakaian, aksesoris, aneka kerajinan tangan, dan masih banyak lagi. Di antara banyaknya penjaja seni tersebut, salah satu kios yang menarik perhatian kami ialah kerajinan seni kriya yang menggunakan media seperti tas, dompet, dan sepatu. Lapak tersebut dinamai Lumiku Art oleh pendirinya, Sarief Adi Nugroho. 

Sarief adalah seorang seniman yang sudah menggeluti bidang seni lukis sejak kecil. Beliau mewarisi bakat melukis dari ayahnya yang juga seorang pelukis, sehingga beliau sudah sangat dekat dengan dunia seni sejak usia dini. Kecintaannya terhadap seni membuat Sarief untuk belajar seni lebih dalam lagi. Beliau bersekolah di jurusan Seni Rupa pada bangku SMK Negeri 9 Surakarta, kemudian melanjutkan pendidikannya di program studi Seni Rupa Murni ISI Surakarta. Ia mulai berjualan di Solo Art Market sejak 2018, yaitu saat pertama acara tersebut diselenggarakan. 

Sarief mengatakan bahwa beliau mengutamakan nilai fungsionalitas dalam kerajinannya. Hal tersebutlah yang membuat produk-produknya cepat laris dan diminati banyak orang. Meskipun demikian, Sarief tetap teliti dalam melukis demi mempertahankan nilai estetikanya. Desain yang digambar Pak Sarief cukup unik dan beragam, mulai dari karakter kartun, hewan, hingga ke gambar yang memiliki nilai kearifan lokal seperti becak dan pasar. 

Desain produk yang memiliki nilai kearifan lokal ini berlatar belakang dari keinginan Sarief untuk memperkenalkan kota Solo kepada wisatawan lokal maupun asing. Karyanya ini berhasil menarik minat wisatawan, terutama wisatawan asing, karena desain tersebut memiliki ciri khas kebudayaan Solo yang melekat kuat namun jarang diberi spotlight oleh seniman lain sehingga memberikan keunikan tersendiri. 

“Jadi, kita punya visi misi bahwa kota Solo bukan hanya ada wayang dan tari tetapi juga ada kuliner, bangunan tua, serta alat transportasi yang unik,” ujar Sarief ketika diwawancarai oleh tim LPM VISI. Selain itu, beliau juga ingin menunjukkan bahwa produk yang dijualnya tidak hanya sekadar barang, tetapi juga memiliki makna dan pesan. 

Sarief mematok harga mulai dari Rp25.000,00 hingga Rp100.000,00. Dirinya juga menambahkan alasannya tidak menjual produk menengah ke atas dikarenakan produk tersebut biasanya hanya ia jual dengan sistem pre-order, sehingga pelanggan harus memesan terlebih dahulu. Meskipun begitu, Solo Art Market sudah dengan sangat baik memfasilitasi dan mendukung para seniman untuk mengekspresikan kreativitas dan mengembangkan usahanya, termasuk Sarief sendiri. 

Selain berjualan, Sarief juga aktif mengadakan workshop bagi orang-orang yang tertarik dengan seni lukis. Timnya mengadakan lokakarya lukis secara reguler setiap hari Rabu di Palur Plaza. Beliau juga mengajar anak-anak melukis di sanggar lukisnya, membuat event lomba melukis, menjadi juri, dan mengikuti pameran-pameran lukis. Ia berharap seni lukis bisa semakin berkembang dan dihargai oleh masyarakat. Pembaca dapat mengunjungi laman instagram @lumikuart untuk mengenal lebih dekat mengenai Lumiku Art. (Alya, Syeikha)



SHARE THIS

0 Comments: