Rabu, 27 Oktober 2021

Bukan Kali Pertama, Ini Sederet Kasus Meninggalnya Peserta Diksar Menwa di Indonesia

 




Kasus kematian Gilang Endi Saputra menambah daftar kasus kematian mahasiswa usai mengikuti Diksar Menwa di Indonesia. (Dok.Gede)



Lpmvisi.com, Solo – Mahasiswa Jurusan K3 Universitas Sebelas Maret (UNS), Gilang Endi Saputra (21) meninggal usai mengikuti Pendidikan Dasar (Diksar) Resimen Mahasiswa (Menwa). Menurut keterangan panitia yang disampaikan oleh pihak UNS, korban mengeluh sakit punggung setelah menyelesaikan kegiatan Diksar di Jurug. Sekembalinya ke kampus, panitia mengompres kepala korban sebagai pertolongan pertama.

“Pukul sepuluh almarhum dibawa ke Moewardi. Namun, pada pukul sepuluh lewat lima menit korban sudah tidak menghembuskan napas lagi. Setelah sampai di rumah sakit, almarhum dinyatakan telah meninggal dunia. Jadi tidak ada kasus kesurupan seperti yang diberitakan,” ungkap Direktur Reputasi Akademik dan Kemahasiswaan UNS Sutanto pada Konferensi Pers, Selasa (26/10/2021).

Sementara itu, belum ada konfirmasi apapun dari Menwa sebagai penyelenggara acara serta peserta Diksar sebagai saksi. UNS sendiri menyatakan akan menyerahkan sepenuhnya penyelidikan kasus meninggalnya Gilang pada kepolisian.

Kasus kematian Gilang menambah daftar kasus kematian mahasiswa saat menjalani proses rekrutmen anggota Menwa. Berdasarkan informasi yang dihimpun VISI, kasus ini bukan kali pertama mahasiswa ditemukan tak bernyawa usai mengikuti diksar yang diselenggarakan Menwa. Berikut ini rangkuman beberapa kejadian diksar menelan korban di Indonesia:

1. Mahasiswi Universitas Gadjah Mada (UGM) tewas saat mengikuti Diksar Menwa

Pada tahun 2015, seorang mahasiswi jurusan Fisika bernama Piky Puspitasari tewas saat mengikuti diksar. Piky diduga tewas pada hari kedua Diksar akibat mengalami kelelahan. Sebelum meninggal, Piky sempat pingsan dua kali dan saat dilarikan ke rumah sakit, nyawanya tak tertolong. Kasus Piky ini diselesaikan secara kekeluargaan dan pihak keluarga tidak menginginkan adanya visum terhadap jasad korban.

2. Meninggalnya Mahasiswa Universitas Taman Siswa (Unitas) Palembang saat melakukan Diksar

Kejadian tersebut terjadi pada tahun 2019. Korban yang meninggal bernama Muhammad Akbar (19), mahasiswa Fakultas Hukum Unitas. Akbar mendapat siksaan dari panitia berupa tendangan keras ke arah kemaluan korban. Akibatnya, korban sempat berguling-guling sambil memegang Kemaluannya karena merasa kesakitan. Tak hanya itu, kaki dan tubuh korban diikat menggunakan tali tambang oleh salah satu senior yang ada di lokasi. Polisi menetapkan tiga panitia sebagai tersangka berdasarkan hasil visum dan otopsi dokter forensik dari Polda Sumatera Selatan. Pasal yang diterapkan kepada tersangka adalah pasal 170 dan 351 ayat 3 KUHP. Orang tua korban berharap tersangka dihukum dengan hukuman yang setimpal, yakni hukuman mati.

3. Mahasiswa Universitas Jayabaya meninggal saat mengikuti Diksar Menwa

Seperti halnya Akbar, kejadian mahasiswa meninggal saat mengikuti Diklat Menwa juga terjadi pada Bagaskara di tahun yang sama. Korban dilarikan ke RSUD Cempaka Putih sekitar pukul 11.30. Namun dalam perjalanan, korban sudah dinyatakan meninggal dunia. Akan tetapi pada kasus ini polisi tidak menemukan adanya tindak kekerasan, melainkan korban meninggal karena menderita penyakit hernia.

4. Mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) tewas di hari terakhir mengikuti longmarch saat Diksar Menwa

Seorang mahasiswi UMS bernama Nailah Khalisah dinyatakan tewas setelah mengikuti longmarch di hari terakhir Diksar. Nailah meninggal pada 4 April 2021. Sebelum meninggal, Naila sempat mengeluhkan kapalan di kakinya pecah. Belum genap 100 meter, Naila sudah berjalan dengan tertatih-tatih. Melihat hal itu, pihak Menwa berinisiatif untuk membawa Nailah ke barisan paling depan menggunakan sepeda motor dan memberinya minum. Baru melanjutkan beberapa langkah saja, Nailah berhenti untuk meminta pembalut yang akan dijadikan bantalan kaki. Tak berselang lama, Nailah tak sadarkan diri. Pihak Menwa langsung membawanya ke puskesmas menggunakan mobil. Akan tetapi, karena peralatan di puskesmas sangat minim, dirujuklah Naila ke Rumah Sakit UNS. Nailah  sempat ditangani oleh dokter di Unit Gawat Darurat (UGD), namun kurang lebih tiga puluh menit kemudian, dokter menginformasikan bahwa Nailah telah meninggal dunia.

Terlepas dari penyebab meninggalnya mahasiswa-mahasiswa melalui tindak kekerasan atau tidak, kegiatan Diksar yang dilakukan oleh Menwa sangat menguras tenaga dan fisik, sehingga banyak korban berjatuhan. Masyarakat terutama Mahasiswa UNS berharap agar kasus ini dapat diusut tuntas. Keadilan harus diberikan bagi keluarga korban. (Mijen).


SHARE THIS

0 Comments: