Selasa, 03 Agustus 2021

Meningkatkan Kesadaran Isu Inklusi Sosial di Lingkungan Kampus Lewat NGOPIRASI


Sesi pembukaan saat webinar Ngopirasi Sabtu (31/07/2021) (Dok. Dila)


    Lpmvisi.com, Solo – Inklusi sosial merupakan pendekatan baru yang bertujuan untuk megembangkan keterbukaan; mengajak masuk dan mengikut sertakan semua orang dengan berbagai perbedaaan latar belakang, karakteristik, kemampuan, status, kondisi, etnik, budaya dan lainnya dalam suatu proses pembangunan.

     Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Censor Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Sebelas Maret (UNS) bersama Generasi Pintar berkolaborasi melaksanakan webinar bertajuk Ngobrol Inspirasi Asyik (NGOPIRASI). Webinar yang diselenggarakan pada Sabtu (31/07/2021) melalui Zoom Meeting ini menghadirkan dua pembicara yaitu Dosen FISIP UNS, Dr. Rina Herlina Haryanti, M.Si. dan penulis prosa sekaligus pendiri Difalitera, Indah Darmastuti.

  



    Mengusung tema “Membangun Pendidikan Inklusif bagi Penyandang Disabilitas”, Ari Dwi Prasetyo, penanggung jawab Webinar NGOPIRASI, menyampaikan pelaksanaan webinar ini bertujuan untuk mengajak semua kalangan sadar akan isu inklusi sosial di bidang pendidikan terutama di lingkungan perguruan tinggi.

“Dari acara ini kami berharap hadirin sekalian untuk selanjutnya dapat mendukung pendidikan yang inklusif di pendidikan tinggi di Indonesia," tutur Ari dalam sambutannya.

    Dalam pemaparan materi pertama, Rina menekankan mengenai pentingnya keikutsertaan penyandang disabilitas dalam menentukan kebijakan bagi mereka sendiri. Menurutnya, penyandang disabilitas tidak hanya cukup menjadi 'objek' melainkan juga menjadi 'subjek' dalam sebuah kebijakan.

    Rina juga menunjukkan beberapa fasilitas kampus khususnya di FISIP sendiri masih banyak kekurangan. Dari jalan yang bergelombang, yang dapat menyulitkan penyandang disabilitas, hingga tempat wudhu mushola yang tidak ramah difabel.

    Sedangkan dalam pemaparan yang disampaikan Indah, ia banyak mengisahkan pengalaman mengenai bagaimana Difalitera terbentuk. Berangkat dari kesadarannya bahwa sebuah karya yang seharusnya dapat dinikmati oleh siapa saja, termasuk penyandang disabilitas, ia menginisiasi berdirinya Difalitera. Prosa yang bentuknya berupa tulisan pun ia modifikasi sedemikian rupa sehingga teman-teman tuli pun bisa menikmati karyanya.

     Selain materi dari kedua pembicara, salah satu peserta yang juga merupakan penyandang disabilitas, Aldo, juga membagikan kisahnya mengenai fasilitas kampus UNS yang menurutnya sudah baik meskipun masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki. Sedangkan, menurut Saraswati, salah satu peserta dalam Webinar NGOPIRASI menyampaikan mengenai pikirannya yang lebih terbuka setelah mengikuti webinar ini.

    "Webinar NGOPIRASI ini membuat saya lebih paham mengenai hambatan-hambatan yang dialami oleh teman teman disabilitas. Bagaimana akses terhadap kelayakan hidup mereka seringkali mengalami hambatan. Webinar ini mengingatkan kita semua bahwa menjadi inklusif itu penting. Semoga kedepannya lingkungan terdekat kita bisa menjadi lebih inklusif terutama bagi teman teman dengan disabilitas," ujar Saraswati saat dihubungi VISI(Dila)


SHARE THIS

0 Comments: