Jumat, 18 Juni 2021

Gelar Aksi Bela KPK, Aliansi SEMARAK Suarakan Lima Tuntutan

 

Suasana Aksi di Boulevard UNS (Dok.Rifai)



Lpmvisi.com, Solo – Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Anti Korupsi (Aliansi SEMARAK) menggelar aksi unjuk rasa pada Senin (07/06/2021) di Boulevard Universitas Sebelas Maret (UNS).

Aksi tersebut merupakan bentuk tanggapan atas upaya pelemahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akibat adanya revisi Undang-Undang (UU) KPK. Tak hanya itu, aksi ini juga menjadi bentuk dukungan kepada lembaga anti rasuah tersebut. Aksi serupa pernah dilakukan pada 2019 dan dilakukan kembali tahun ini pasca dinonaktifkannya 75 pegawai KPK yang tidak lolos tes wawasan kebangsaan. 

Aliansi SEMARAK sendiri merupakan gabungan dari BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) fakultas dan universitas serta organisasi eksternal. Rifki Hananto selaku Humas Aliansi SEMARAK menegaskan aksi mimbar bebas tersebut dilakukan agar tuntutan melalui media online dan massa yang ada dapat didengar oleh pemerintah, juga dijadikan sebagai wadah edukasi pada masayarakat terkait isu yang sedang berkembang khususnya permasalahan di tubuh pemerintahan terkait korupsi dan KPK.

“Lagi-lagi korupsi adalah permasalahan yang mendasar dan sanggat luar biasa. Ya lebih dari kerenlah kalau orang biasa bilang. Kalau tidak ditindak lanjut maka pemberantasan di Indonesia tidak akan selesai,” ujar Rifki saat ditemui VISI.


Dalam aksi tersebut, setidaknya terdapat lima tuntutan yang disuarakan yaitu: Pertama mendesak Ketua KPK untuk mencabut Surat Keputusan nomor 652 tahun 2021 atas penonaktifan 75 pegawai KPK; Kedua mendesak presiden untuk bertanggung jawab dalam upaya pelemahan KPK; Ketiga meminta Ketua KPK untuk mundur dari jabatannya; Keempat adalah mendesak agar KPK menjaga marwah dan semangat pemberantasan korupsi; Kelima menuntut KPK untuk segera menyelesaikan permasalaahan korupsi seperti Bantuan Sosial Covid-19, Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), dan lain-lain.

Selain mengadakan aksi unjuk rasa, Aliansi Mahasiswa Anti Korupsi juga menyelenggarakan agenda diskusi publik bersama pakar yang membahas mengenai isu pelemahan KPK. Hal ini dikarenakan, masalah KPK merupakan masalah yang harus disikapi bersama. Dalam aksi tersebut pula, peserta aksi menyuarakan berbagai tuntutannya dalam berbagai bentuk, seperti orasi monolog, menyanyi, hingga berpuisi.



Rifqi mengatakan, tindak lanjut dari aksi tersebut adalah dengan melakukan pencerdasan kepada pihak sekitar. Selain itu dalam program kerja masing-masing instansi baik BEM di tingkat fakultas maupun universitas dan organisasi eksternal secara pribadi akan ada tindak lanjut, baik dengan diskusi maupun menggandeng teman-teman yang dinonaktifkan untuk mengetahui secara bersama duduk persoalan di KPK.

Lebih lanjut, Rifqi mengatakan segenap aliansi berharap supaya tuntutan dapat dipenuhi oleh pemerintah dan KPK itu sendiri. Ia juga mengharapkan adanya pencerdasan kepada masyarakat sipil untuk memahami persoalan bangsa dan bersama-sama bergerak bersama mahasiswa maupun organisasi lain (Rifai, Bintang, Nova)
























SHARE THIS

0 Comments: