Jumat, 09 April 2021

“Gerbang Waktu”, Rayakan Satu Dekade Pesta Film Solo

 

(Dok.Vika)


Lpmvisi.com, Solo – Perayaan satu dekade Pesta Fim Solo (PFS) menandai 10 tahun berproses menjadi sebuah gerbang untuk menampilkan dan mengapresiasi film nusantara karya sineas Indonesia.

PFS 10 ini diselenggarakan oleh Kineklub Fisip Universitas Sebelas Maret (UNS) pada 8-10 April 2021. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, PFS kali ini digelar secara daring melalui laman bicaraevent.id. Hal ini dikarenakan pandemi Covid-19 yang tidak memungkinkan acara untuk diselenggarakan secara luring.

“Penggunaan web dipilih agar konsep dan tema acara bisa didesain sehingga pesan bisa tersampaikan dengan baik. Selain itu juga bertujuan untuk menjaga keamanan film,” ujar Agustina Nur Hapsari selaku Ketua Panitia PFS saat ditemui VISI, Kamis (8/4/2021).

Agustina menuturkan tema yang diusung dalam PFS kali ini ialah Gerbang Waktu. Agustina mengatakan tema ini bermaksud untuk mengajak penonton memaknai waktu dengan lebih baik, menyadari eksistensi waktu, dan melihat dinamika waktu. Implementasi dari tema tersebut adalah melalui gerbang layar alternatif dan film-film yang diputarkan dalam Pesta Film Solo.

Lebih lanjut, Agustina mengatakan penyelenggaraan PFS secara daring mampu menghadirkan penonton dan pecinta film dari berbagai penjuru Tanah Air. Selain itu, penonton juga tidak dipungut biaya sepeserpun.

 “Sebenarnya target kita lebih ke komunitas dan warga Solo, tapi karena daring maka jangkauannya lebih luas. Kalau komunitas kita ada program spesial temu komunitas jadi ngobrol-ngobrol  bersama komunitas pecinta film,” sambung Agustina.

                Secara keseluruhan terdapat beberapa rangkaian acara diantaranya Pemutaran Film Tematis, Focus On, Kelas Virtual, Temu Komunitas, serta Pemutaran Film Utama. Selain itu terdapat juga diskusi film dengan pembicara Kamila Andini, Jason inskandar, Richard Oh, dan Arfian Purnama.

                Pesta Film Solo kali ini tetap mendapat antusiasme dari penonton meskipun digelar secara daring. Salah satunya adalah Yuli Dewi Safitri, Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS. Yuli mengaku tertarik untuk mengikuti kegiatan PFS karena dapat menonton film yang baru pertama kali ditonton. Ia juga senang karena acara PFS kali ini digelar secara daring dan juga gratis.

                “Aku suka sekali mengikuti agenda PFS (Pesta Film Solo -red) meskipun kali ini digelar secara daring dan bebarengan dengan jam kuliah. Menurut saya dengan hadirnya PFS ini, kita jadi tahu kalau karya film dalam negeri itu banyak banget. Semoga tahun depan bisa digelar secara luring,” ungkap Yuli saat dihubungi VISI, Kamis (8/4/2021). (Vika, Clarisa)






SHARE THIS

0 Comments: