Senin, 11 November 2013

Aku Cantik

Oleh: Chairunnisa Widya
Ilmu Komunikasi 2012 - FISIP UNS

Kuraih cermin, kuperoleh tatapan sudi..
Keikhlasan tak berbayar, tak berimbal..
Tanpa sungkan mempesonaku..
Memperlakukanku bak putri raja..

Kusapu rupaku dengan kesudian bedak menyapu di setiap lekuk rupa tegasku..
Kupoles bibirku dengan kesudian bergincu menyapu bibir keringku..
Kusisir rambutku dengan kesudian sisir menyentuh di setiap helai rambut panjangku..
Kuraih cermin dengan kesudian cermin mempesonaku untuk kesekian kalinya..

Aku cantik..
Kukenakan sandang mapan merona..
Kulangkahkan kaki keluar, menyusuri jalanan ramai dengan nyanyian sunyi mengiringinya..
Terbahak, semua orang terbahak menyaksikanku..
Menyaksikan kemolekan tubuhku dengan hinaan khas jalanan..

Air mata tak terbendung, mengalir hebat tak terbantahkan..
Butiran air mata menjadi saksi bisu betapa kerasnya hidup..
Begitu kerasnya hingga perasaan pun membisu, membisu dalam jeratan amoral..
Aku cantik.. cermin bilang aku cantik.. tapi kenapa kecantikanku tak terlihat nyata?
Terkutuklah aku?

Kurobek sandangku yang tak lagi menawan..
Kuhapus riasan yang tak lagi rupawan..
Kuberdiri di depan cermin, mematung..
Telanjang tak berbalut..

Kutemui diriku..
Diriku yang telah lama hilang..
Diriku yang telah lama mati..
Diriku yang telah bodoh mengkhianati hasil karya cipta Tuhan Yang Maha Sempurna..
Diriku yang terlahir sebagai seorang lelaki..





SHARE THIS

0 Comments: