POSTINGAN TERKINI

6/recent/LPM VISI

Wujudkan Masyarakat Peduli Lingkungan, Komunitas Tunggul Hadir dengan Program Eduaksi

(Pemungutan Sampah oleh Relawan Komunitas Tunggul / Dok. Clarence)

Lpmvisi.com, Solo – Komunitas Tunggul (Sabtu Minggu untuk Lingkungan) adalah salah satu komunitas yang berfokus kepada upaya pemberdayaan masyarakat peduli lingkungan terutama perihal sampah di ruang publik. Komunitas ini didirikan oleh pemuda asal kota Yogyakarta, Bekti Maulana (28) yang kerap disapa Bekti, pada 2 Oktober 2022 di Kota Surakarta. Berdirinya komunitas ini berawal dari kedatangan Bekti di kota Surakarta setelah kurang lebih 5 tahun ia dengan telaten menjalankan komunitas peduli lingkungannya di Yogyakarta, Rabu (Rawat Bumi).

Kota Surakarta menjadi tempat pilihan Bekti untuk kembali membangkitkan jiwa peduli lingkungannya. Hal tersebut didorong oleh beberapa faktor, seperti faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari dalam diri Bekti, berupa kerinduannya terhadap suasana kerja bakti dan gotong royong desanya yang sekarang sudah mulai luntur terlebih di kawasan perkotaan. Faktor eksternal berasal dari luar diri Bekti, yaitu berkembangnya Kota Surakarta dalam aspek pariwisata.

Kota Surakarta selama beberapa tahun terakhir mengalami lonjakan wisatawan di beberapa titik, salah satunya kawasan koridor Gatot Subroto (Gatsu) yang kini tengah menjadi primadona bagi para pecinta karya-karya seni. Namun, perkembangan yang tiba-tiba ini menimbulkan banyak persoalan, salah satunya penumpukan sampah di ruang publik. Penumpukan sampah yang terjadi diakibatkan oleh beberapa hal, yang pertama tidak adanya kesiapan yang matang dari Pemerintah Kota (Pemkot) setempat dalam menangani persoalan sampah. Hal tersebut dibuktikan dengan minimnya ketersediaan fasilitas-fasilitas kebersihan, salah satunya pembuangan sampah. Kedua, kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat terkhususnya penjual dan pengunjung di kawasan koridor Gatsu terhadap sampah.

Berdasarkan ragam persoalan yang ada, Komunitas Tunggul hadir untuk memberdayakan masyarakat sekitar kawasan Gatsu melalui program unggulannya, yaitu Eduaksi (Edukasi dan Aksi). Eduaksi adalah kegiatan pemberian edukasi melalui aksi nyata, kegiatannya berupa pemungutan sampah, kampanye peduli lingkungan menggunakan poster-poster dan himbauan lisan, serta penataan kembali tempat pembuangan sampah. Himbauan yang dilakukan oleh komunitas Tunggul sejauh ini cukup efektif, dengan memberi himbauan kepada penjual dan juga pembeli, keberadaan sampah yang ada di kawasan Gatsu berangsur berkurang. Kegiatan yang dilakukan oleh Komunitas Tunggul ini juga berkolaborasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surakarta.

Dalam keberjalanan program, Komunitas Tunggul kerap kali juga menemui berbagai tantangan dan hambatan, seperti kurangnya sumber daya manusia (SDM). SDM yang turut hadir dalam kegiatan terbilang fluktuatif, hal tersebut menyebabkan tidak maksimalnya hasil dari program. Selain itu, tantangannya lainnya adalah kesadaran peduli lingkungan masyarakat yang sulit dibentuk. “Selama kurang lebih 2 tahun berdiri di Kota Solo, saya belum bisa memahami gaya hidup dan cara hidup dan pemikiran masyarakatnya, sehingga masih perlu proses dan waktu yang panjang untuk menyesuaikan program-program yang dilaksanakan dengan cara hidup masyarakat,” ungkap Bekti.

Kehadiran Komunitas Tunggul di kawasan Gatsu menuai respon positif baik dari penjual maupun pengunjung. Banyak yang beranggapan bahwa keberadaan komunitas ini membuat kawasan menjadi lebih bersih dan rapi serta menambah kenyamanan dalam proses transaksi jual beli. Namun, selain memberi respon positif, beberapa penjual memberikan saran untuk Komunitas Tunggul. “Mungkin kedepannya buat Komunitas Tunggul bisa memberikan himbauan juga ya, untuk pemilik-pemilik toko di depan stand kita, karena sampah terbanyak sebenarnya muncul dari toko-toko itu,” ujar Olivia (20), salah satu penjual di Gatsu.

Demi keberlangsungan program-program dari Komunitas Tunggul, Bekti selaku pendiri dan koordinator juga mengharapkan bahwa kedepannya komunitas ini akan jauh lebih terstruktur kepengurusannya, konsisten jumlah SDM-nya, serta yang terakhir ia berharap Pemerintah Kota Surakarta bisa diajak untuk bekerja sama mewujudkan ruang publik yang bersih dan nyaman serta meningkatkan kesadaran masyarakat yang peduli lingkungan. (Kia)

Posting Komentar

0 Komentar