POSTINGAN TERKINI

6/recent/LPM VISI

Memaknai Langkah, Menerka Teka-Teki Jejak Aktivis Bangsa

(Gambar Buku Wiji Thukul / Dok. Internet)


Judul Buku   : Wiji Thukul : Teka Teki Orang Hilang 

Penulis         : Redaksi Tempo 

Penerbit       : Kepustakaan Populer Gramedia 

Halaman      : 160 Halaman 

Tahun Terbit : 2022


Lpmvisi.com, Solo — Buku berjudul Wiji Thukul: Teka-Teki Orang Hilang merupakan suatu karya yang menggambarkan perjalanan seorang aktivis sekaligus penyair ternama di Indonesia. Buku yang tidak terlalu tebal ini terbit pada tahun 2022 setelah tim Redaksi Tempo melakukan pencarian dan penelusuran terhadap perjalanan hidup sang tokoh utama cerita. Buku ini mengupas secara rinci guna memberikan gambaran perjuangan Thukul dalam mengkritisi situasi negeri pada era pemerintahan Orde Baru. Perjalanan panjang yang penuh rintangan secara tidak langsung menunjukkan keyakinan dan keteguhan pada dirinya. Jejak perjuangannya sebagai seorang sastrawan pencipta puisi bermakna berani dan pembela hak asasi manusia ini perlu diteladani sebagai semangat tinggi dalam menjunjung keadilan dan kemanusiaan.

Penggunaan bahasa Indonesia yang baku tetapi tidak berat makna dan mudah dipahami menjadi nilai tambah dalam buku ini. Penggambaran runtut  dengan latar waktu di masa lampau dilengkapi dengan gambaran umum kondisi bangsa di masa hidup tokoh utama. Thukul dan dialog kecil dengan rekan bahkan keluarga dekatnya sebagai simbol interaksinya menjadi gambaran tambahan memperkuat cerita yang dijabarkan. Cerita diawali dengan Thukul yang menjalani kesehariannya dan usahanya menghadapi orang-orang yang berniat buruk padanya. Buku ini menceritakan bagaimana proses pelarian Thukul semasa hidupnya demi menghindari ancaman kejahatan tindakan aparat. Seperti sebuah lirik lagu, ia benar benar pindah dari rumah ke rumah lainnya, bahkan hidupnya dibiayai oleh rekan-rekan aktivisnya.

Tak sedikit perjalanan menggambarkan pelik rumit usahanya dalam memperjuangkan kebahagiaan dan kedekatan dengan keluarganya. Sulit baginya untuk mengatur strategi dan waktu agar Thukul dapat berjumpa dengan anak dan istrinya. Buku yang disajikan secara menarik ini juga dilengkapi dengan gambar untuk memberikan pemahaman lebih mendalam pada para pembaca. Kata-kata yang disampaikan mudah dipahami, tetapi perjalanan yang diuraikan merupakan makna panjang yang perlu disadari. Pembaca dapat mengetahui berbagai pandangan dan segelintir interaksi antara Thukul dengan rekan serta keluarga dekatnya.

Buku ini lebih dari hanya gambaran rangkaian fenomena sejarah kelam penghilangan aktivis Indonesia pada masa Orde Baru yang kerap kali dilupakan. Namun, perjalanan tokoh utama membuat pembaca dapat mengenal tokoh utama cerita secara personal, tidak hanya sebagai seorang aktivis, tetapi juga sebagai manusia yang memiliki pola pikir kritis dan nurani kemanusiaan. Harapan yang berkobar setelah membaca buku ini adalah kesadaran dan peran para pemuda untuk mempertahankan nilai demokrasi negeri dan penegakkan hak asasi manusia yang berkeadilan sosial. Salah satu hal yang dapat dikritisi lebih lanjut oleh pembaca yakni penggambaran situasi politik sosial negeri di masa tersebut yang tidak digambarkan secara detail.

Isi dalam cerita ini cocok untuk para pembaca novel yang menikmati unsur sejarah, politik, sosial terutama bagi masyarakat yang ingin mendalami wawasan mengenai perjalanan Orde Baru hingga proses Reformasi bangsa ini. Tak hanya itu, di era kemajuan modernisasi kini, perlu adanya pemahaman dan kesadaran mengenai perjuangan aktivis di masa lampau agar pemuda dapat meneladani dan menerapkan nilai baik demi membawa perubahan berupa kemajuan. Proses bagaimana demokrasi, perjuangan hak asasi manusia, dan penegakan keadilan berkemanusiaan dapat menjadi kesadaran yang timbul setelah membaca keseluruhan buku ini. (Yunita) 


Posting Komentar

0 Komentar