Rabu, 17 Mei 2023

Juli, Jingga dan Jogja

(Stasiun Tugu Yogyakarta/Dok. Pribadi)

Oleh:  Ariella Prity Anggraini 

Jogja dan romantisnya adalah kebohongan. Tepat saat jingga menghilang di awal Juli tiga tahun lalu, lagi-lagi Jogja jadi saksi bisu kepergianmu. Aku ingat betul akan pesawat yang melaju, membawamu meninggalkanku. Semesta sepertinya bahagia, melakukan sandiwara untuk memisahkan kita. 

“Tunggu aku.” Ucapan sederhana darimu, menyihirku untuk benar-benar menunggu. Terlalu naif, aku mengangguk mengiyakan. 

“Apa benar kamu akan pulang?” Aku bertanya memastikan. Anggukan kepalamu memang menjawab pertanyaanku, tetapi membuatku meragu. 

Ah, memori percakapan itu kembali datang. Jadi, izinkan aku mengenangmu lebih lama. Aku akan membiarkan kenangan tentang kita menyeruak di kepala. Berlomba muncul jadi yang utama. Satu per satu potongan cerita kita tentang asa, rasa dan cinta. Semua menjadi momen istimewa. 

Karena janjimu, aku selalu menanti Juli. Bagiku, Juli menjadi bulan luar biasa. Namun sampai akhir juli tahun pertama setelah kepergianmu, tidak ada tanda dirimu akan datang. Pun saat tahun kedua dan ketiga tiba. Sampai-sampai kini aku mati rasa. Melihatmu tak kunjung tiba hanya kusalurkan lewat senyum getir dan pasrah pada Yang Maha Kuasa. 

Aku perempuan biasa. Yang mengharap kepulangan laki-laki yang dicintainya. Tanpa kamu tahu, tepat saat kamu mengucap janji di bandara, aku juga sudah membuat keputusan. Jika jingga menghilang di akhir Juli tahun ini, aku juga akan menghilang darimu dan Jogja. Tiga tahun menunggu bukan waktu sebentar. Banyak hal yang ku korbankan, demi dirimu seorang. Dan batas menungguku telah tiba. 

Sekarang tampak sorot jingga di hari terakhir bulan Juli memoles cakrawala. Waktunya telah tiba. Sekali lagi, aku melihat ke arah pintu itu. Mengharap keajaiban tiba dengan hadirmu di sana. 5 menit berlalu dan masih sama hasilnya, nihil. Aku pun berdiri memegang tiket sambil menguatkan hati. Ku berlari menuju pesawat yang akan aku tumpangi.

Kehilangan memang bukan akhir segalanya. Jingga, Juli dan Jogja menjadi tiga mantra istimewa. 

Kini aku benar-benar akan pergi. 

Selamat tinggal jingga, Juli dan Jogja. Selamat tinggal juga kamu!



SHARE THIS

0 Comments: