Rabu, 14 September 2022

Fanatisme dan Budaya Ingin Eksis dalam Aktivitas Fandom K-Pop

Dok. Redaksi

                                                     Oleh: Nur Hasna Hamidah            

        Berdasarkan data yang telah dikumpulkan oleh Kompas.com, pada tahun 2021 setidaknya ada 7,5 miliar tweet tentang kpop dibuat sejak bulan juli 2020 – juni 2021. Tidak berhenti sampai disitu saja, berdasarkan data Twitter pada akhir tahun 2020, Indonesia ternyata menempati urutan teratas dengan jumlah kpopers terbanyak di dunia. Posisinya kemudian diikuti oleh Jepang, Filipina, Korea Selatan, dan Amerika Serikat di posisi kelima. Rata-rata jumlah cuitan ini juga terus naik setiap tahunnya sebanyak 131 persen per tahun. Tidak heran, kalau animo masyarakat bisa sangat tinggi saat event BTS meals yang diselenggarakan oleh Mc Donald berlangsung

        Seperti halnya penggemar lain, kegiatan atau aktifitas khas kingdom fans yang selanjutnya disingkat fandom memang sangat lazim ada, tak hanya di kalangan pecinta korean hallyu. Salah satunya adalah cara mereka dalam memberikan dukungan kepada idola mereka dengan cara yang beragam. Misalnya saja membuat akun media sosial khusus yang difungsikan sebagai aktualisasi dukungan kepada idola.

            Hal ini kemudian mendorong banyak agensi untuk melakukan promosi baik karya maupun grup kpop melalui media sosial. Biaya yang murah serta dapat menjangkau banyak orang membuat media sosial jadi alternatif terbaik. Tidak hanya bagi para agensi, para idola itu sendiri biasanya juga membuat laman media sosialnya sendiri dan bersifat pribadi di luar akun media sosial resmi grupnya. Hal ini bertujuan untuk menciptakan kedekatan antara idola dan fans.

            Sebagai sosok yang dipandang sangat sempurna dan dikagumi, sebagian fans merasa bahwa mereka perlu mengetahui setiap sisi pribadi idolnya. Bahkan, tingkat pengetahuan akan diri idol ini juga menjadi ajang aktualisasi diri bagi sebagian kpoper. Tentu tidak semuanya tapi tetap ada.

            Akibatnya banyak kejadian yang mengganggu kenyamanan idol itu atau bahkan sampai membahayakan hidupnya. Misalnya saja, beberapa idol yang akhirnya memiliki penguntit secara ilegal. Beberapa drama seperti The World of My 17 Season 2 ikut membeberkan realitas seorang idol kpop yang dikuntit oleh penggemarnya hingga ia terluka. Kasus berikutnya adalah banyaknya idol yang mendapat pesan spam dari penggemarnya, mereka melakukan itu dengan harapan sang idol membalas pesan mereka. Namun banyak diantaranya menjadi marah karena tidak dihiraukan oleh sang idola, hingga mengirim pesan berisi kata-kata yang tidak pantas.

            Ini mungkin terjadi ketika penggemar melihat idolanya bukan hanya sebagai seseorang yang bekerja dalam industri hiburan. Budaya ingin terkenal juga mungkin latar dari perilaku ini. Sebab ini seringkali dimulai ketika ada fans yang komentar atau pesannya dibalas oleh sang idola kemudian menimbulkan rasa iri hingga semuanya berbondong-bondong untuk mengirim pesan pada sang idol dengan harapan mendapat perlakuan yang sama.

            Sering kali, fans tidak membatasi antara dunia hiburan dan kondisi pribadi idolanya. Setidaknya harus tetap menyadari bahwa mereka juga adalah manusia yang harus menjalani hari-harinya seperti biasa. Mungkin juga lebih baik untuk tidak mengetahui sisi lain mereka dan memahami sepenuhnya batas menjadi seorang fans. Seperti yang dikatakan oleh Oh Eunyoung, psikiater Korea Selatan kepada seorang fans kpop yang hadir di acaranya yaitu Dr. Oh's Golden Clinic bahwa kita memang menyukai idola kita di depan kamera tapi mungkin tidak dengan dirinya yang dibelakang kamera.

            Memiliki idola boleh-boleh saja, tapi harus bijak juga. Agar kesenangan kita tidak merugikan orang lain, diri kita atau bahkan idola kita sendiri. Terkadang kita tidak harus mengetahui segala hal dan juga ada banyak cara untuk menjadi versi terbaik diri kita serta bermanfaat bagi idola dan fandom kita.

SHARE THIS

0 Comments: