Dok.internet |
Oleh: Dita Khairunnisa
Judul : Mystery of Yellow Room
Penulis : Gaston Leroux
Penerbit : Jakarta; Visimedia
Tahun Terbit : 2013
Genre : Novel Terjemahan
Tebal : viii + 320 halaman
Bahasa : Indonesia
ISBN : 979-065-186-4
Apa yang terlintas dibenakmu ketika seorang wartawan muda bertarung dengan detektif profesional? Hal yang mereka pertarungkan? Atau cara mereka bertarung? Tentu saja cara mereka bertarung bukanlah seperti para ksatria atau superhero yang melawan musuhnya dengan pedang ataupun perkelahian. Mereka bertarung dengan “mengadu otak” mereka melalui sebuah kasus. Ya, sebuah kasus yang menantang mereka untuk memecahkannya.
Sebuah kasus kejahatan kriminal menarik perhatian seluruh masyarakat Perancis. Kejahatan criminal itu terjadi di sebuah ruangan tertutup yang kemudian dinamai dengan “kamar kuning”. Kamar itu dihuni oleh seorang gadis yang terkenal akan kecantikannya. Tak hanya itu, gadis yang merupakan anak tunggal dari Profesor Stangerson—seorang ilmuwan terkenal— itupun menjadi korbannya.
Kejahatan itupun menjadi misteri dan sulit untuk dipecahkan. Pasalnya, “kamar kuning” yang menjadi tempat kejadian perkara (TKP) merupakan sebuah ruangan tertutup. Hanya terdapat satu jalan keluar. Hal yang mustahil untuk seseorang meloloskan diri namun nyatanya tersangka dapat melarikan diri dengan sempurna.
Kepolisian pun kebingungan dan meminta bantuan pada seorang detektif profesional yang terkenal, Frederick Larsan, untuk memecahkan kasus tersebut. Namun rupanya kasus tersebut juga menarik perhatian Joseph Rouletabille—seorang wartawan muda yang terkenal akan kepandaiannya. Adu kecerdasan dan kepekaan terhadap bukti-bukti dan misteri itupun berlangsung di antara keduanya. Tak jarang mereka “bertarung” teori yang telah dibuat satu sama lain. Meskipun terkadang mereka juga mengakui saat adanya kesamaan teori.
Kelanjutan dari “pertarungan” Larsan dan Rouletabille ini tertulis dalam buku Mystery of Yellow Room dengan berlatarkan Perancis pada tahun 1990an. Kejahatan yang terjadi, penemuan bukti, hingga pemecahan kasus ditulis secara rinci. Gaston Leroux menuntun pembaca menikmati pemecahan kasus dari pemikiran sang wartawan muda. Ia juga menyajikan beberapa gambar, seperti denah chateau— atau dalam bahasa Indonesia berarti rumah besar atau mansion.
Namun kebakuan bahasa dalam penulisannya membuat pembaca merasa jenuh, terutama saat-saat awal di mana terjadinya perkenalan cerita. Sudut pandang yang kerap kali berubah secara tiba-tiba juga menambah kebingungan pembaca mengenai orang yang menceritakan dan alur cerita yang terjadi. Dan jika berharap akan ada sudut pandang dari pemikiran Frederick Larsan, hal itu tak akan terjadi. Pemikirannya hanya akan terungkap oleh cerita seseorang—seperti cerita dari Rouletabille—atau pemaparan dari Larsan sendiri.
Menghadapi kekurangannya, pembaca akan tetap dapat menikmati alur cerita seiring dengan mendalamnya cerita. Buku yang memiliki judul asli Le Mystѐre De La Chambre Jaune ini mengajak pembaca untuk ikut berpikir keras dalam memecahkan kasus. Pembaca pun dibuat menerka-nerka dengan misteri yang terjadi. Buku yang sangat cocok bagi pecinta misteri atau cerita detektif. Terlebih dengan akhir yang tak terduga.
0 Comments: