Sabtu, 27 Juni 2015

Transgender, Mereka Bukan Pelaku Kejahatan

Sumber gambar: http://www.thefix.com/sites/default/files/styles/article/public/transgender.jpg?itok=h8mfXUou


Di era modern seperti saat ini, istilah transgender tak lagi asing terdengar di telinga masyarakat. Suatu keadaan yang sering dikaitkan dengan norma sosial, kodrat, hingga urusan dengan Tuhan. Kondisi yang sering dianggap sebagai suatu masalah sosial yang saat ini agaknya mulai diterima oleh masyarakat modern sebagai suatu gaya hidup atau life style. Tetapi dalam cakupan yang lebih luas, transgender masih dianggap tabu bagi sebagian besar masyarakat, mengingat tak semua masyarakat tinggal di kota besar yang masyarakatnya cenderung bersikap individual.

Transgender didefinisikan sebagai perilaku manusia, baik laki-laki maupun perempuan yang berada di luar kodratnya. Hingga saat ini, masih banyak yang salah dalam mengartikan perilaku modern tersebut. Banyak di kalangan masyarakat yang masih tertukar dalam mendefinisikan transgender dengan transeksual. Transeksual didefinisikan sebagai orang yang merasa identitas dirinya berlawanan dengan jenis kelaminnya. Biasanya mereka merasa terjebak dalam tubuh yang salah. Disinilah letak perbedaan transgender dengan transeksual. Transgender merupakan perilaku menyimpang yang diakibatkan oleh pengaruh dari luar, sedangkan transeksual lebih dipengaruhi oleh sifat bawaan yang ada di dalam diri seseorang.

Saat ini, transgender nampaknya makin menjamur. Tak melihat usia, tak mengenal status. Hampir di berbagai belahan dunia, banyak laki-laki maupun perempuan mulai melupakan kodratnya. Banyak faktor yang mengubah mereka untuk berperilaku menyimpang dari kodrat yang mereka miliki, antara lain lingkungan pekerjaan, pergaulan, bahkan lingkungan keluarga yang mendukung pun mampu pula menjadikan mereka tak kikuk untuk berperilaku menyimpang. Lesbian dan homoseksual bukan termasuk transeksual karena mereka menyadari siapa sebenarnya mereka dan menyukai siapa. Transeksual tak mengakui dirinya sebagai siapa sehingga ketika seseorang menyukai sesama jenis, ia tetap merasa bahwa dirinya normal karena hanya terjebak dalam diri yang salah.

Penyimpangan sosial yang banyak dilakukan oleh masyarakat kota besar ini masih mengalami diskriminasi dalam kehidupan sosial masyarakat. Banyak masyarakat umum yang masih memandang sebelah mata dari tindakan yang dianggap menyalahi aturan agama ini. Mengingat tindakan ini tak sesuai dengan apa yang seharusnya ada, tak aneh apabila masih banyak masyarakat yang memandang tindakan ini sebagai suatu masalah sosial. Padahal, pada dasarnya mereka juga ingin dipandang sama oleh masyarakat. Mereka merasa bahwa kehidupan yang mereka jalani adalah pilihan hidup mereka.

Kembali pada masalah pilihan hidup. Mereka menjalani kehidupan transgender karena pilihan. Orang memandang mereka berbeda karena tak sesuai dengan apa yang seharusnya ada, tak ada yang salah dan tak ada yang benar. Manusia sendiri tak mampu menjatuhkan dosa. Hanya Tuhan yang tahu siapa yang berdosa dan mana yang berdosa. Masyarakat tak bisa menyalahkan pelaku transgender dan pelaku transgender juga tak bisa menyalahkan masyarakat yang memandang mereka berbeda. Solusi dari perbedaan pandangan ini yaitu dengan saling menghormati dan menghargai satu sama lain. Masalah pelaku transgender memilih kembali ke kodratnya atau tidak, semuanya ada di tangan pelaku masing-masing. Sebagai masyarakat yang cerdas, jangan perlakukan mereka sebagai pelaku kejahatan, karena mereka bukan untuk dimusuhi tetapi untuk dirangkul menuju jalan yang seharusnya. (Chairunnisa Widya)


SHARE THIS

0 Comments: