Jumat, 20 September 2013

Donor Darah Mahafisippa, Tolak Golongan Darah AB


Muna/VISI
Solo - Event rutin donor darah Mahasiswa Pecinta Alam (Mahafisippa) kembali digelar. Kegiatan sosial selama tiga bulan sekali tersebut diselenggarakan di Public Space Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Rabu (18/9) . Menurut Ketua Mahafisippa, Hanung Pratama Indra Mukti, acara donor darah rutin ini selalu di dukung oleh Palang Merah Indonesia (PMI) Solo.

 “Kami bekerjasama dengan PMI Solo setiap kegiatan donor seperti ini. Selain itu juga harus minta ijin ke jajaran dekanat Fisip,” ucap Hanung saat ditemui di tengah-tengah kegiatan.


Hanung juga mengungkapkan donor darah ini termasuk berhasil. Dari 50 – 100 orang yang ditargetkan. Mahafisippa mendapatkan pendonor sebanyak 70 orang. Antusiasme tidak hanya datang dari mahasiswa, tapi juga dari dosen, karyawan, serta mapala sekitar, baik dari fakultas maupun universitas lain .

“Sebenarnya tidak hanya 70 orang yang mendaftar, tapi terpaksa ditolak oleh tenaga medis. Untuk yang memiliki golongan darah AB tidak diijinkan mendonor.” tambah Hanung.

Penolakan itu dilakukan karena persediaan darah AB di PMI sudah memenuhi stok yang dibutuhkan untuk sementara waktu. Menurut pihak medis dari PMI, jika dalam jangka beberapa bulan darah tidak terpakai, maka darah akan dibakar. Tetapi dengan adanya penolakan terhadap golongan darah AB tersebut tidak menyurutkan antusiasme para pendonor golongan darah selain AB. Terbukti dari antrian para pendonor yang dimulai sejak pukul 08.00-13.00.  Target 70 kantong darah pun dapat terpenuhi.

Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi sebagai pendonor, diantaranya sudah sarapan atau makan, umur minimal 17 tahun, berat badan minimal 45 kg, temperatur tubuh normal antara 36,6 - 37,5, tekanan darah normal yaitu sistole 110-160 mmHg serta diastole 70-100 mmHg.  

“Saya sangat antusias mendonorkan darah setiap Mahafisippa mengadakan event rutin ini  selama 3 bulan sekali. Saya memiliki kepuasan tersendiri biasa andil dalam kegiatan sosial seperti ini,” tutur Waskito, mahasiswa Administrasi Negara FISIP UNS.
           
Donate Blood, Donate Love’ Sepertinya tag line tersebut belum sepenuhnya menggugah kesadaran dari beberapa mahasiswa yang memiliki tingkat kesadaran rendah untuk ikut serta menyumbangkan darahnya. Namun memang kesadaran tersebut tergantung dari pribadi masing-masing orang.

Mahafisippa berharap dengan adanya acara rutin setiap tiga bulan sekali ini dapat membantu orang-orang yang sangat membutuhkan serta membantu PMI untuk memenuhi stok darah. (Rahayu Ningrum/Jeni)
           
           


SHARE THIS

0 Comments: