| (Official Trailer Film Rangga & Cinta / Dok. Miles Film) |
Judul Film : Rangga & Cinta
Genre : Drama, Romantis, Remaja, Musikal
Durasi : 117 menit
Sutradara : Riri Riza
Rating : R
Rilis : Oktober 2025
"Tapi aku pasti akan kembali dalam satu purnama, untuk mempertanyakan lagi cintanya"
- Rangga
Lpmvisi.com, Solo — Ingatkah kalian dengan kutipan legendaris tersebut? Kutipan tersebut menjadi salah satu dialog Rangga yang berhasil menyentuh hati remaja tahun 2000-an. Ada Apa Dengan Cinta? (AADC) sempat membekas di hati penonton Indonesia. Rangga & Cinta: The Rebirth of AADC hadir dan mengejutkan para remaja tahun 2000-an, diusung sebagai remake film seniornya yang dulunya menjadi film legendaris di jamannya. Kembali disutradarai oleh Riri Riza, konon katanya konsep film ini tidak 100% sama dengan film AADC versi lamanya.
Kisah Rangga dan Cinta berawal dari adanya lomba puisi di sekolah. Sebagai pengurus majalah dinding (mading), Cinta mendapat tugas untuk mewawancarai Rangga sebagai pemenang lomba. Namun, kesan pertama Rangga dan Cinta tidak seperti yang diharapkan, Rangga yang menolak diwawancara membuat Cinta kesal setengah mati. Lambat laun, hubungan mereka mulai mencair ketika keduanya memiliki ketertarikan yang sama. Dari sanalah kemudian muncul konflik ringan yang menjadi warna dalam film ini.
Film ini, diperankan oleh dua aktor baru berbakat, yakni El Saputra dan Leya Princy yang memerankan Rangga dan Cinta versi 2025. El memerankan Rangga dengan aura tenang dan sedikit misterius, sementara Leya menghadirkan Cinta yang ekspresif, berani, dan modern, mirip dengan Rangga dan Cinta versi sebelumnya. Lalu, apa bedanya film ini dengan versi Ada Apa Dengan Cinta?
Di film Rebirth Rangga & Cinta (2025) ini, sutradara Riri Riza menciptakan konsep dengan sentuhan khas gaya musikal di tengah suasana nostalgia. Konsep film ini tidak sepenuhnya berisi dialog full dengan puisi, tapi di film terbarunya, Riri Riza menyuguhkan konsep drama musikal yang memberikan warna yang berbeda walaupun film ini adalah film remake. Meski demikian, puisi masih menjadi nyawa dalam dialog dan tetap menjadi poin utama cerita dengan sentuhan musikal yang membuat penontonnya tidak bosan dengan jalan ceritanya.
Bagi penulis, film ini banyak mengalami pembaruan dari versi sebelumnya. Pembaruan ini membuat film ini memiliki beberapa kelebihan, dibintangi oleh tokoh-tokoh aktor pendatang baru, mereka memiliki kemampuan akting dan bangunan chemistry dari El Putra dan Leya Princy yang terkesan natural dan memuaskan. Digandeng dengan kemampuan akting, menyanyi, dan menari, pembawaannya sangat pas dengan alur ceritanya. Tokoh-tokoh di film ini bisa membawakan konsep musikal yang fresh.
Keputusan Riri Riza untuk menggiring aktor baru untuk konsep baru ini juga sangat pas, tidak terkesan meniru pasangan ikonik versi AADC. Sebagai penonton yang pernah mengenal AADC versi Nicholas Saputra dan Dian Sastrowardoyo, penulis merasa film ini memberikan angin baru untuk penontonnya. Mereka berhasil membawakan kembali alur cerita yang dipadupadankan dengan konsep musikal, pesan dapat tersampaikan dengan baik dengan sentuhan musikal yang membuat penonton tidak cepat bosan mengingat ini adalah film remake. Film versi El Saputra dan Leya ini berhasil mengajak para penonton untuk ikut dalam giringan emosionalnya, puisi khas AADC yang tetap ada walaupun dibawakan dengan versi mereka yang baru dan lebih fresh.
Namun sayangnya, bagi penulis film ini masih memiliki beberapa kekurangan. Walaupun Riri Riza mengusung konsep musikal yang baru dan fresh, film ini masih terlihat masih bergantung dengan unsur nostalgia pada film seniornya yakni AADC. Hal ini terlihat di beberapa adegan, dialog terasa dipaksakan supaya penonton “teringat kembali” pada versi AADC seniornya, sehingga terkesan "nanggung” dan tidak cukup memuaskan untuk penonton.
Walaupun begitu, dapat terlihat bahwa film ini kembali mencoba menyampaikan pesan film legendarisnya dengan konsep musikal yang baru dan fresh, film ini mengikuti modernisasi zaman ini, bisa menjadi angin segar untuk kalian penikmat film legendaris AADC yang masih ingin bernostalgia tetapi dengan konsep yang fresh dan ikonik. Salah satu hal yang disayangkan bagi penulis adalah mengapa film ini tidak benar-benar diadaptasi dengan setting masa kini yang sepenuhnya Gen Z?
Sebenarnya, Riri Riza berhasil menyuguhkan film ini dengan konsep baru. Para penikmat film romansa klasik ringan mungkin akan menyukai alur film ini karena nantinya akan terlihat lebih natural dan relevan, terlebih dengan sentuhan konsep drama musikal yang dipamerkan. Meski begitu, upaya film ini tetap patut diapresiasi, sobat. Walaupun para remaja 2000-an mungkin merasa kehilangan “nyawa” dari versi sebelumnya, Rangga & Cinta (2025) tetap berhasil tampil dengan versi baru yang lebih segar dengan konsep musikal yang menarik untuk ditonton.
Secara keseluruhan, bagi penulis, Rangga & Cinta (2025) adalah reinkarnasi dari film legendaris AADC yang berhasil dalam menceritakan kembali alurnya, tetapi dengan sentuhan konsep musikal yang baru. Film ini bisa menjadi pilihan untuk kalian yang ingin mengenal kembali kisah cinta klasik Rangga dan Cinta versi AADC tetapi bosan dengan konsep lama yang puitis. Para pengikut AADC, apakah kalian sudah menontonnya? (Stephanie Alieta)
0 Komentar