POSTINGAN TERKINI

6/recent/LPM VISI

Sorekuspick 2025 Sajikan “Alternate Taste”, Perpaduan Genre Musik dalam Satu Panggung

(Suasana Sorekuspick di Hutan FISIP UNS pada Senin (27/10) / Dok.Panitia)

Lpmvisi.com, Solo — Komunitas Musik FISIP (KMF) Universitas Sebelas Maret (UNS) kembali menyelenggarakan acara tahunan Sorekuspick 2025 dengan mengusung tema “Alternate Taste” dan tagline “Harmony in Diversity” pada Senin (27/10) di Hutan FISIP UNS. Acara ini menjadi ajang ekspresi dan seleksi bagi mahasiswa yang ingin bergabung dengan KMF sekaligus menghadirkan hiburan musik lintas genre bagi civitas akademika dan masyarakat kampus.

Kegiatan yang rutin diadakan setiap tahun ini menampilkan empat band pilihan, terdiri atas dua grup akustik dan dua grup full band, yang menyajikan perpaduan musik dari genre pop, jazz, hingga rock. Seluruh penampilan dilakukan oleh mahasiswa FISIP UNS dan anggota KMF, menjadikan suasana sore di lingkungan kampus terasa meriah, hangat, dan penuh semangat kebersamaan.

Menurut Bagus selaku Stage Manager Sorekuspick 2025, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan wadah bagi mahasiswa yang ingin menunjukkan bakat bermusik sekaligus menjadi sarana rekreasi bagi warga kampus setelah menjalani rutinitas perkuliahan yang padat. “Sorekuspick ini diadakan untuk memberi ruang relaksasi bagi mahasiswa setelah kelas, sekaligus menjadi bagian dari seleksi anggota baru Komunitas Musik FISIP,” ujar Bagus.

Lebih lanjut, Bagus menjelaskan bahwa tema “Alternate Taste” dipilih karena menggambarkan keberagaman musik yang disatukan dalam satu pertunjukan. Tagline “Harmony in Diversity” melengkapi pesan utama acara, yakni menampilkan harmoni dari perbedaan selera musik yang ada. “Kita ingin menunjukkan bahwa keberagaman genre musik, baik pop, jazz, maupun rock, bisa bersatu dan tetap terdengar menarik. Itulah makna dari Harmony in Diversity,” tambahnya.

Melalui penampilan langsung, panitia dapat menilai potensi, kekompakan, serta kreativitas calon anggota baru. “Kami ingin memberikan kesempatan bagi mahasiswa yang punya minat di bidang musik untuk tampil dan menunjukkan kemampuan mereka. Dari sini juga bisa terlihat bagaimana mereka bekerja sama dalam tim dan menghibur penonton,” jelas Bagus.

Sorekuspick 2025 memerlukan waktu enam hari persiapan, melibatkan seluruh panitia dari berbagai divisi. Persiapan meliputi latihan band, penataan panggung, dan perancangan dekorasi. Salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah pencarian bahan dekorasi yang unik dan ramah lingkungan.

“Kami menggunakan DVD bekas sebagai elemen dekorasi utama. Idenya sederhana tapi simbolis, karena piringan DVD merepresentasikan perjalanan musik dari masa ke masa. Tantangannya ya mencari bahan-bahan itu,” ujar Bagus. Tak hanya soal dekorasi, cuaca juga menjadi hambatan yang cukup signifikan. Awalnya acara dijadwalkan berlangsung di area outdoor Hufis, tetapi hujan deras yang tiba-tiba turun membuat panitia harus memindahkan seluruh peralatan ke area indoor.

(Suasana indoor Sorekuspick 2025 / Dok. Pribadi Penulis)

“Cuaca memang tantangan besar buat kami. Tadinya panas banget, tapi mendadak hujan. Akhirnya semua harus pindah ke dalam. Untungnya, teman-teman panitia sigap, jadi acara tetap bisa berjalan dengan baik,” katanya. Meskipun sempat berpindah lokasi, suasana acara tetap hidup dan ramai. Sorakan serta nyanyian penonton mengiringi setiap penampilan band yang tampil membawakan lagu-lagu populer musisi lokal seperti Barasuara, The Panturas, dan Fstvlst. Beberapa band tampil dengan gaya khas masing-masing, menonjolkan karakter yang berbeda tapi tetap menyatu dalam satu harmoni yang selaras dengan tema acara tahun ini.

Lokasi Hufis sendiri dipilih karena dianggap representatif dan sudah menjadi ikon tempat pertunjukan musik di lingkungan FISIP UNS. Area yang luas dan suasana yang terbuka membuat penonton dapat menikmati konser dengan nyaman, meskipun akhirnya sebagian kegiatan dipindahkan ke dalam ruangan. “Hufis itu udah jadi tempat yang identik sama KMF. Setiap kali ada penampilan musik, hampir selalu di sini. Jadi suasananya udah familiar dan akrab bagi penonton,” ujar Bagus.

Salah satu pengunjung, Rue, mengungkapkan bahwa acara tahun ini tetap seru dan berkesan meski sempat terkendala cuaca. “Acaranya cukup seru walaupun sempat hujan dan harus pindah ke tempat indoor yang agak sempit, tapi performanya tetap keren. Saya kasih nilai 7 dari 10,” ujarnya.

Menurut Rue, tema tahun ini menjadi daya tarik tersendiri karena memberi kebebasan bagi peserta dan penonton untuk berekspresi tanpa batasan gaya atau warna. “Yang paling menarik tahun ini itu temanya. Semua orang bisa tampil dengan gaya mereka masing-masing, tidak diseragamkan seperti tahun lalu. Jadi acaranya terasa lebih hidup dan berwarna,” ungkapnya.

Ia juga menilai penampilan terakhir menjadi bagian paling berkesan dari keseluruhan acara. “Penampilan terakhir waktu mereka bawain Barasuara – Terbuang Dalam Waktu itu keren banget. Semua penonton langsung semangat dan nyanyi bareng. Itu momen paling seru dan memorable,” tambahnya.

Rue berharap agar penyelenggaraan Sorekuspick berikutnya bisa lebih matang dan menghadirkan konsep yang semakin segar. “Semoga tahun depan bisa lebih cepat tanggap kalau ada kendala kayak hujan atau pergantian band. Tapi overall, ini acara yang asik banget buat refreshing setelah kuliah,” tutupnya.

Melalui Sorekuspick 2025, KMF UNS menunjukkan bahwa musik bukan hanya sekadar hiburan, melainkan ruang kolaborasi dan ekspresi kreatif. Perpaduan berbagai genre yang ditampilkan dalam satu panggung menjadi simbol keberagaman yang harmonis, sejalan dengan semangat Harmony in Diversity yang diusung.

Acara ini diharapkan dapat terus menjadi wadah bagi mahasiswa untuk menyalurkan kreativitas, mempererat hubungan antarangkatan, serta menumbuhkan apresiasi terhadap musik sebagai bagian dari budaya kampus yang dinamis, inklusif, dan penuh warna. (Fahra)

Posting Komentar

0 Komentar