Jumat, 28 April 2023

Arti Pendidikan Bagi Masyarakat Suku Terpencil

(Poster film Sokola Rimba/Dok. Miles Films)

  

Judul Film             : Sokola Rimba

Genre                     : Drama

Sutradara              : Riri Riza

Produser                : Mira Lesmana

Penulis Naskah     : Riri Riza

Pemeran             : Prisia Nasution, Nyungsang Bungo, Rukman Rosaadi, Nadhira Ulya

Tanggal Rilis          : 21 November 2013

Bahasa                : Indonesia

Durasi                 : 1 Jam 30 Menit

Produksi                : Miles Film


    Kisah inspiratif tentang seorang perempuan yang memutuskan untuk meninggalkan kehidupan perkotaan dan memilih hidup di pedalaman hutan untuk memberikan pendidikan kepada anak-anak suku pedalaman yang terisolasi. Kisah yang dijadikan sebuah film yang diangkat dari novel populer dan kisah nyata seorang tokoh aktivis pendidikan, Butet Manurung. Perjalanan Butet sebagai seorang guru yang berusaha untuk mendidik penduduk asli suku terpencil pedalaman bukit Duabelas tepatnya di Sumatera memiliki pesan berarti. Pesan bahwa pendidikan mampu mengubah diri dari penindasan. Film ini mengangkat tema pendidikan sebagai hal yang penting dan perlu diakses oleh semua anak-anak, tanpa memandang latar belakang mereka karena pendidikan memiliki peran penting dalam memberikan harapan.

    Orang Rimba merupakan sebutan bagi penduduk asli yang tinggal di pedalaman. Karakter Orang Rimba tersebut digambarkan dengan nuansa autentik dan memberi kesan emosional yang baik dalam menyampaikan pesan film ini. Selain itu, penggambaran yang kuat terhadap kehidupan dan budaya suku pedalaman menjadi salah satu keunggulan film ini. Terisolasinya Orang Rimba membuat mereka hanya memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki akses oleh kehidupan luar yang modern. Hal tersebut seringkali menjadi hambatan dalam memperoleh pendidikan formal dan akses pengetahuan serta informasi dari luar. dengan kehidupan mereka yang terisolasi, Orang rimba memiliki pandangan berbeda tentang koneksi dengan alam dan kehidupan yang lebih sederhana.

    Penampilan para pemeran yang kuat oleh Prisia Nasution yang memerankan tokoh utama, Butet Manurung serta para tokoh pendukung lainnya menambah emosional dalam film. Mereka mampu menyampaikan pesan-pesan yang menyentuh hati terkait pentingnya pendidikan dan mempertahankan budaya serta mampu menggambarkan perjuangan dan keberhasilan Orang Rimba. Dalam film ini, penonton dapat merasakan keteguhan dan semangat perjuangan Butet Manurung saat menjalankan misinya. Para pemeran anak-anak suku pedalaman juga memberikan penampilan yang mengesankan, menghadirkan keaslian dan keberanian mereka dalam menghadapi tantangan kehidupan. Kekuatan lainnya mengenai suguhan pemandangan alam yang indah dan suasana hutan yang memukau berhasil ditangkap dengan baik.

    Disisi lain terdapat kekurangan dalam penyajian alur cerita yang dirasa terburu-buru pada beberapa momen. Transisi antar adegan terkadang terasa tidak mulus yang dapat mengurangi kedalaman dan keberlanjutan cerita. Beberapa detail penting atau momen emosional mungkin terabaikan karena pengembangan cerita yang terburu-buru. Selain itu film ini menyajikan konflik dan tantangan dengan cara yang sederhana dan mudah diatasi. Hal tersebut memberi kesan tidak adanya perbedaan pendapat. Ketidakhadiran perbedaan pendapat yang signifikan atau konflik yang kompleks dapat membuat cerita terasa kurang menantang.

    Secara keseluruhan, “Sokola Rimba” merupakan sebuah film yang menginspirasi dan menggugah perasaan. Hal tersebut berkaitan dengan cerita yang bertemakan perjuangan, pendidikan, dan kebudayaan Orang Rimba yang tinggal di pedalaman yang terisolasi. Meskipun memiliki beberapa kekurangan film ini tetapmampu menghantarkan pesan yang kuat. (Farah Eka)


SHARE THIS

0 Comments: