Kerajinan kain yang menceritakan kisah pewayangan dipamerkan dalam Wastra Fest, Pura Mangkunegaran, Surakarta. (Dok. VISI/Ola) |
Bentangan
kain warna-warni menghiasi langit–langit pendopo Pura Mangkunegaraan. Coraknya
yang menawan, melambai tertiup angin, merayu pengunjung untuk melihat lebih
dekat. Wastra Fest atau Festival Kain Nusantara adalah bagian dari rangkaian
acara Mangkunegaran Jazz Festival yang diselenggarakan pada 29-30 Maret 2019.
Bertajuk “Cerita Kain Tentang Kain”, pameran ini diramaikan oleh 18 pengrajin
kain dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Solo, Yogyakarta, Badui,
Bali sampai Flores.
Setelah sukses menyelenggarakan
Mangkunegaran Jazz Festival 2018, tahun ini kembali digelar pertunjukan yang
sama di area Pura Mangkunegaran, Banjarsari, Surakarta. Acara yang diklaim
sebagai satu-satunya event musik
berlatar kerajaan ini sudah menjadi agenda tahunan Kota Solo di mana pengunjung
bisa menikmati musik sambil merasakan atmosfer kebudayaan Jawa yang kental.
Pentas musik yang diinisiasi oleh
generasi muda keluarga Mangkunegaran ini diawali dengan rangkaian pra-event untuk menyambut
acara puncaknya pada 30 Maret 2019. Salah satunya adalah Festival Kain
Nusantara. Festival ini menampilkan aneka kreasi kain nusantara yang dipamerkan
di Pendopo Ageng Pura Mangkunegaran.
“Di sini saya ingin
memperkenalkan kain khas Bali Barat. Ini adalah hasil inovasi daerah kami,
corak unik dan berbeda pada songket tenun,” ujar Christina, pengrajin kain
‘Bali Moglong’ sambil menunjukkan kain songket yang sudah dimodifikasi dengan
motif yang unik, berbeda dari songket pada umumnya. “Untuk pengerjaan selembar
kain songket ini memakan waktu tiga sampai lima bulan,” ujar Christina. Karena
prosesnya memakan waktu dan usaha yang lama, maka harga kain-kain inipun
dibanderol dengan harga 1,5 -3,7 juta rupiah. Hadir pula kerajinan batik khas
Solo yang dipamerkan oleh Hartini, pengrajin Batik Canting Wisanggeni.
Batik-batik ini memakan waktu satu hingga tiga bulan dalam pengerjaannya.
Selama acara berlangsung, jangan
takut bosan karena beberapa stand
menawarkan workshop kecil-kecilan
untuk pengunjung yang tertarik untuk belajar membuat kain kreasinya. Seperti
belajar membatik dengan canting, merasakan sensasi menenun langsung dari alat
tenun tradisional, sampai belajar merajut dengan flanel. Diiringi dengan
senandng musik klasik yang mengalun membuat suasana semakin asyik.
Pengunjung menikmati pameran kain dalam festival kain Nusantara Wastra Fest, Pura Mangkunegaran, Surakarta (Dok. VISI/Ola) |
Ardhia (37), salah satu
pengunjung festival kain, mengaku senang dengan adanya pameran kain Wastra
Fest. Ardhia yang senang mengoleksi kain dari berbagai daerah di Indonesia
merasa terinspirasi dari ragam corak kain nusantara. “Kebetulan saya memang
pecinta kain, jadi senang bisa tahu variasi kain yang ada di Indonesia, tanpa
perlu jauh jauh datang ke tempat asalnya.” Ardhia juga memaparkan harapan,
"karena ide acara ini bagus, harapannya variasi kreasi yang ditampilkan
diperbanyak lagi agar lebih lengkap,” ujarnya saat ditemui VISI pada
(29/3).
Sementara itu, pada acara
puncaknya Mangkunegaran Jazz Festival menghadirkan musisi-jazz kenamaan
lokal maupun internasional. Dari dalam negeri akan hadir Eva Celia, D'Masiv dan
Ardhito Pranomo. Sementara dari luar negeri, Lianne La Havas, musisi jazz internasional
yang telah melahirkan banyak prestasi juga akan turut memeriahkan panggung di
malam puncak Mangkunegaran Jazz Festival. (Ola/Widya)
0 Comments: