Jumat, 16 November 2018

Diplonary 2018: Menyimak tantangan Gold Generation di Era Disrupsi

Pangi Syarwi Chaniago, salah satu pembicara, sedang memaparkan materi dalam Seminar Nasional Diplonary 2018 pada Minggu (11/11/2018). (Dok. Pribadi)

Lpmvisi.com, SoloHimpunan Mahasiswa Diploma (HMD) Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) baru saja melaksanakan Seminar Nasional Diplonary 2018 dengan tema “Peran Pemuda dalam Mewujudkan Visi Indonesia Tahun Emas 2045”. Terlihat dari atensi pengunjung yang hadir pada Minggu (11/11/2018)−hampir memenuhi seluruh Aula Gedung F Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNS−Seminar Nasional Diplonary 2018 berlangsung sukses.

Di tahun pertama penyelenggaraannya ini, Diplonary 2018 mengusung tiga subtema sekaligus. Untuk subtema Kemajuan Teknologi di Masa Depan”, Diplonary 2018 menghadirkan Krishna Adityanga, selaku CEO Skynosoft Portal Prime sekaligus Founder of Oorth, sebagai pembicara. Dalam seminarnya, Krishna Adityangga membahas mengenai industri 4.0, era disrupsi, perkembangan teknologi yang menyesuaikan dengan kebutuhan sosial, hingga tantangan milenial ke depan.

Sedangkan subtema kedua, yaitu “Menuju Politik yang Berkualitas”, Diplonary 2018 mengundang Pangi Syarwi Chaniago selaku Pengamat Politik dan Direktur Eksekutif Voxpol Center Reseach and Consulting. Pangi mengulik mengenai generasi milenal dan pentingnya pengetahuan politik untuk menyaring isu politik menjelang Pilpres 2019.

Subtema yang ketiga membahas “Berkembangnya Jiwa Entrepreneur” yang dibawakan oleh Ken Handerson selaku Success Strategist, Property Developer, sekaligus investor muda yang handal dalam memberikan motivasi agar milenial memiliki keberanian untuk memulai sebuah bisnis. Ken mengajarkan agar generasi muda mau memulai langkahnya berbisnis dengan menyisihkan uang secara berkala. Ken pun memperkenalkan sistem Ikigai serta sistem pengelolaan sederhana untuk memanajemen aset dan keuangan.

Anggita Widya, selaku Steering Committee Divisi Acara Diplonary 2018, menuturkan pemilihan tema Diplonary 2018 tidak lepas dari akan hadirnya tahun politik mendatang. Mahasiswi Program Studi (Prodi) Perpustakaan FISIP UNS 2016 itu  pun menjelaskan bahwa Diplonary 2018 merupakan acara berskala besar pertama yang diselenggarakan oleh HMD FISIP UNS. Ia menyebutkan, persiapan Diplonary 2018 telah dimulai sejak bulan Maret lalu, dengan perancangan Grand Design, penentuan tema, pembicara, hingga pematangan persiapan di bulan-bulan selanjutnya.

Anggita pun menceritakan beberapa kendala yang dialaminya bersama panitia dalam penyelenggaraan program kerja terbaru HMD FISIP UNS ini. Ada kendala yang terjadi, mulai dari pemilihan pembicara, dari segi dana, serta dari kepanitiaan juga banyak sekali kendalanya. Tetapi Alhamdulillah hari ini acara berjalan dengan lancar,” jelasnya.

Foto bersama setelah penyerahan kenang-kenangan pada ketiga pembicara serta moderator oleh Widyadewi Metta selaku Ketua Pelaksana Diplonary 2018, Buyung selaku Ketua Umum HMD FISIP UNS, serta beberapa perwakilan Steering Committee Diplonary 2018 di Aula Gedung F FKIP UNS. (Dok. Pribadi)
Diplonary 2018 mendapat respon positif dari pengunjung. Salah satunya, Elvira, Mahasiswi Program Studi Bahasa Indonesia FKIP UNS. Ia berpendapat, ini acaranya milenial banget ya, tentu aku mendapatkan inspirasi di dalamnya.”

Elvira pun menilai konsep acara Diplonary 2018 mampu membantu permasalahan anak muda saat ini. Namun, di sisi lain, Elvira mengkritik jalannya forum diskusi. Ia menyayangkan terbatasnya microphone untuk penanya serta manajemen waktu untuk pembicara dalam menyampaikan materi serta diskusi yang dirasa membuatnya kurang nyaman.

Senada dengan Elvira, Isna yang berasal dari Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) pun merasa Diplonary 2018 sangat menginspirasi pemuda, khususnya yang ingin menjadi entrepreneur. Isna juga mengaku terinspirasi dengan kata-kata Ken Handerson yang menyebutkan bahwa sebagai pemuda kita harus dapat memanfaatkan waktu dan tenaga.
Ini sangat menginspirasi saya untuk tahu tentang bisnis,kata Isna menekankan.  Isna pun berharap agar acara ini dapat dipersiapkan dengan lebih baik terutama bagian teknis acara dan waktu yang dapat diperpanjang, mengingat tema dan pembicara yang sangat menarik. (Yuni, Atta)


SHARE THIS

0 Comments: