Minggu, 13 Mei 2018

Jepang, Penampil Peragaan Busana Terbaik di UCN 2018



Perwakilan dari 13 negara usai menampilkan peragaan busana di UCN 2018 yang berlangsung di Auditorium UNS.
(Dok. VISI/Nabilah)


Perbedaan tak semestinya menjadi alasan sebuah permusuhan, apalagi perpecahan. Sebab, perbedaan yang bersatu padu akan mampu melahirkan sebuah harmoni.

Seperti itulah gambaran malam perayaan keberagaman budaya bertajuk UNS (Universitas Sebelas Maret) Cultural Night (UCN) 2018 yang diselenggarakan oleh International Office (IO) UNS pada Kamis (10/05/2018) di Auditorium UNS. Mahasiswa internasional UNS, yang berasal dari 17 negara, bersuka-cita menampilkan kesenian negaranya di panggung UCN 2018. Tak hanya penampilan seni saja, para mahasiswa internasional juga menampilkan peragaan busana adatnya serta menyuguhkan aneka makanan khas dari negaranya.
Sejak pukul 18.00 WIB, pelataran Auditorium UNS mulai ramai oleh pengunjung yang datang dengan mengenakan pakaian ataupun atribut budaya yang mereka miliki. Tampak pula beberapa mahasiswa asing yang mulai berdatangan dengan mengenakan pakaian adat negara masing-masing. Kesibukan pun mulai tampak dari stand kuliner tiap negara yang nantinya akan menjadi santapan gratis bagi para penonton.
UCN 2018 dibuka dengan pertunjukan tari tradisional Lombok yang dibawakan oleh mahasiswa dari Indonesia, dilanjut dengan pembukaan oleh Ravik Karsidi selaku Rektor UNS. 
Salah satu penampilan di Panggung UNS Cultural Night 2018 pada Kamis (10/05/2018).  (Dok. VISI/Ghozi)

Acara pun dilanjutkan dengan penampilan dari Laos yang membawakan tarian Dok Champa. Tarian tersebut menceritakan perihal kerinduan seseorang pada kampung halamannya. Selanjutnya, ada penampilan lainnya seperti olahraga dari negara asal, tarian tradisional, maupun lagu tradisional. Pada UCN 2018 ini, Vietnam menampilkan lagu Hello Vietnam yang mengisahkan cinta dari seseorang berdarah Vietnam pada bangsanya walaupun ia belum pernah menginjakkan kakinya di Vietnam.
Ada yang berbeda pada gelaran UCN tahun ini. Selain menampilkan 17 pertunjukan seni dan 16 stan kuliner dari berbagai negara, UCN 2018 juga menampilkan sebuah peragaan busana yang dibawakan oleh 13 negara dalam rangkaian acaranya. Dengan peragaan busana tersebut, UCN 2018 mampu memperkenalkan berbagai pakaian adat dari beberapa negara pada para pengunjung.

Peragaan busana pertama dibawakan oleh Vietnam yang berjalan ke panggung melalui sisi tengah, disusul dengan 12 negara lainnya serta catwalk yang mereka lakukan secara beriringan di sisi kanan dan sisi kiri Auditorium. Pada sesi peragaan busana tersebut, penonton diberi kesempatan untuk menentukan peragaan busana favorit mereka dengan melakukan voting secara online. Peragaan busana terbaik pun langsung diumumkan beberapa saat setelah peragaan busana selesai.
Ravik Karsidi selaku Rektor UNS memberikan penghargaan pada dua mahasiswa Jepang yang menjadi Penampil Peragaan Busana Terbaik UCN 2018. (Dok. VISI/Nabilah)

Jepang pun keluar sebagai negara yang berhasil menyabet gelar peragaan busana terbaik pada UCN 2018. Ketika ditemui VISI usai acara, Taka menyatakan bahwa ia tidak membayangkan hal itu akan terjadi. “Pakaian Jepang seperti kimono dan yukata itu sudah biasa bagi orang Indonesia. Jadi saya kira Vietnam atau apa gitu (negara lain red-). Jadi sangat kaget tapi senang.” Ujar mahasiswa asal Jepang tersebut.

Kemudian acara yang paling dinantikan para penonton pun tiba, yaitu sesi kuliner. Tampak para penonton langsung berhamburan menuju tiap stand kuliner masing-masing negara yang ada, seperti Thai Tea dari Thailand, Palo dari Turkmenistan, Macaroon dari Perancis, dan lain-lain. Semua stand kuliner pun langsung penuh dan makanan pun ludes dalam waktu singkat.
Potret sesi kuliner pada UCN 2018 yang berlangsung meriah. (Dok. VISI/Ghozi)

Setelah sesi kuliner selesai, pertunjukan kembali dilanjutkan hingga acara ditutup oleh penampilan terakhir yang meriah oleh kolaborasi antara Jepang, Vietnam dan Vanuatu. Kolaborasi tersebut menampilkan lagu Kiroro Mirai E dari Jepang dan lagu “Sayang” yang dipopulerkan oleh Via Vallen yang memiliki nada yang sama. Suasana Auditorium pun tampak semakin ramai dan meriah oleh persembahan terakhir tersebut.

Iringan dan kemeriahan bersama antara penonton dengan perwakilan negara-negara dalam acara tersebut menjadi cerminan tema yang diusung oleh UCN 2018, yaitu Reminiscing The Future. Fahda Kurnia selaku Koordinator Sie Acara menyebutkan bahwa tema tersebut memiliki maksud untuk memberitahukan kepada Indonesia, khususnya masyarakat Solo bahwa masyarakat zaman dahulu sudah mendambakan adanya live in diversity. “Bukan hanya toleransi antar budaya dalam satu negara tapi juga dengan budaya luar. Live in diversity tidak hanya terbatas pada Bhinneka Tunggal Ika,” pungkas Fahda.
Laila, salah satu pengunjung mengaku puas menonton UCN 2018. “Aku ekspektasinya UCN bakal ada penampilan culture dari setiap negara gitu, Dan itu tercapai,” ujarnya. Namun, saat ditanya VISI mengenai makanan yang disediakan, Laila menyayangkan hal tersebut.
“Sebenernya kalo buat performance dll tiap negara udah cukup ya, cuma kalo buat makanan tuh kurang. Kita gabisa nyobain satu satu,” pungkas mahasiswi Program Studi Fisika 2015 tersebut. (Ghozi, Nabilah)

SHARE THIS

0 Comments: