Jumat, 23 Maret 2018

Sedekah Nasi dari FISIP

Salah seorang peserta Desi sedang membagikan nasi pada warga Solo pada Kamis (22/03). (Dok. Pribadi)


Lpmvisi.com, SoloUntuk kedua kalinya, Kementerian Sosial Masyarakat (Sosma) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) menyelenggakan kegiatan sosial bertajuk Sedekah Nasi (Desi). Dengan menggandeng seluruh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di FISIP, mereka membagikan nasi kotak pada sejumlah tukang becak yang berada di kawasan Stasiun Jebres, Terminal Tirtonadi, dan Pasar Gedhe pada Kamis (22/03).

Untuk menyasar para tukang becak, Sosma BEM FISIP menunjuk Stasiun Jebres, Terminal Tirtonadi, dan Pasar Gedhe sebagai tiga titik utama pelaksanaan Desi −mengingat masih banyaknya becak yang beroperasi di kawasan tersebut. Di setiap titiknya, terdapat empat hingga lima peserta Desi yang bertugas. Mereka berboncengan motor untuk menuju setiap titik yang menjadi wilayahnya. Pada pelaksanaan Desi kali ini, FISIP berhasil membagikan 90 nasi kotak serta air mineral.

Kementerian Sosma BEM FISIP telah menjadwalkan aksi sosial tersebut untuk dilaksanakan setiap bulan−pada minggu ketiga−dengan menargetkan pembagian 30 nasi kotak serta air mineral di setiap wilayahnya.

“Kami berharap bisa melakukan aksi berbagi nasi kepada orang-orang yang membutuhkan di titik-titik keramaian Solo secara berkelanjutan dan masyarakat FISIP non-BEM pun bisa terlibat,” ungkap Sinta Oktaviani, mahasiswi Program Studi Sosiologi, selaku Menteri Sosma.

Waktu pelaksanaan Desi dimulai saat menjelang Magrib dengan harapan nasi-nasi tersebut dapat dibagikan pada orang-orang yang memang membutuhkan. Hal ini juga dilakukan untuk menghindari tukang becak yang mangkal berdampingan dengan tukang ojek karena ditakutkan dapat memicu kerusuhan seperti yang pernah terjadi.

Panitia tidak memasukkan tukang ojek dalam daftar sasaran karena tukang ojek telah dianggap mampu. Namun, bukan berarti hanya tukang becak saja, pemulung, penjual kerupuk, maupun penjual jamu pun ikut mendapat bagian.

“Maturnuwun nggih, Mbak, mugi berkah. Nika enten rencang kulo kalih, Mbak, mang paringi (nggih),” ujar salah seorang tukang becak saat dibangunkan oleh peserta Desi. Maksudnya, “Makasih ya, Mbak, semoga berkah. Itu di sana ada dua teman saya, tolong dikasih juga,

Gayung bersambut. Salah seorang temannya pun rela untuk berlari-lari kecil menyeberangi jalan di kawasan Tirtonadi demi sekotak nasi yang bisa menjadi pelipur lara setelah seharian bekerja menanti dan mengantar penumpang. (Mae)


SHARE THIS

0 Comments: