Rabu, 22 Maret 2017

Baliho Besar di Parkiran FISIP, Untuk Apa?

Baliho besar di tempat parkir FISIP UNS menjadi pemandangan baru di awal semester ini, namun masih ada sebagian warga FISIP yang belum paham tujuan pengadaan baliho tersebut. (Dok. VISI/Mae)

Ada yang menarik di lingkungan FISIP UNS sejak dimulainya tahun akademik semester genap Februari lalu. Hal tersebut tak lain dan tak bukan adalah baliho yang berdiri tegak di bagian utara tempat parkir fakultas jingga.

Terlepas dari kehadirannya yang cukup mencolok, ternyata tak semua mahasiswa FISIP menyadari eksistensi baliho tersebut. Hal ini terbukti tatkala VISI menanyai sejumlah mahasiswa yang mengaku tidak tahu-menahu perihal baliho setinggi kurang lebih enam meter tersebut. Ketidaktahuan itu tergambar dari sejumlah tanya yang dituturkan mahasiswa. Mulai dari tujuan dibangunnya baliho, hingga apa sesungguhnya fungsi di balik kehadirannya.

“Iya, untuk balihonya tahu, lihat dari parkiran. Baru-baru ini yah dipasang? Tapi untuk fungsinya sih masih tidak tahu,” kisah Sinta Oktaviani, mahasiswi Sosiologi 2015 kepada VISI, Selasa (14/3/2017).

Demi menjawab pertanyaan menggantung tersebut, VISI kemudian menemui Hamid Arifin, Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan FISIP UNS pada Selasa (14/3/2017) kemarin. Ketika berkunjung ke ruangannya, kami disambut dengan senyuman khasnya lantas dipersilakan masuk. Hamid kemudian menjelaskan bahwa baliho raksasa tersebut memang sengaja dibuat oleh pihak fakultas untuk kepentingan-kepentingan yang berkaitan dengan fakultas.

“Kita punya tanggung jawab untuk menginformasikan visi dan misi, budaya kerja, ucapan-ucapan selamat dan sebagainya kepada civitas akademika FISIP, yaitu kepada mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan kemudian kepada tamu-tamu dan semua orang yang lewat di sana,” terang Hamid kala ditanya fungsi baliho tersebut. Lebih lanjut, Hamid menuturkan bahwa baliho itu juga dapat digunakan untuk kegiatan kemahasiswaan.

“Untuk kegiatan yang sekiranya dirasa penting, kemudian tidak merusak pemandangan, baliho itu bisa saja dipakai (kegiatannya dipromosikan di baliho -red). Kegiatan mahasiswa kan hanya sementara, kalau sudah selesai ya dilepas lagi,” imbuh Hamid.

Seperti halnya kegiatan kemahasiswaan yang juga membutuhkan aturan dan proses, pemasangan banner kegiatan mahasiswa di baliho tersebut juga harus melalui mekanisme tersendiri. Mahasiswa wajib mengajukan surat perizinan kepada Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan dengan menyertakan contoh gambar dari banner yang nantinya akan dipasang. Proses ini dilakukan agar pihak fakultas dapat mengetahui apakah banner yang dimaksud layak untuk dipublikasikan.

Penggunaan baliho oleh mahasiswa tidak dipungut biaya administrasi. Hanya saja, setelah mendapat izin dari pihak fakultas, mahasiswa harus mengurus proses pemasangannya secara mandiri karena pihak fakultas tidak menyediakan petugas khusus untuk memasang banner di baliho tersebut.

Lokasi baliho yang terletak di tengah area parkir dipilih karena dianggap cukup strategis, sehingga akan memudahkan orang untuk membaca informasi yang ditempel di sana. Dua sisi space membuat setiap orang yang melewati lokasi tersebut dapat dengan mudah melihat dari arah manapun. Hamid berharap baliho ini dapat menjadi media sosialisasi yang baik, sehingga civitas akademika khususnya mahasiswa lebih banyak tahu tentang FISIP serta pengumuman-pengumuman penting dari pihak fakultas.

Usai mendapat informasi dari pihak fakultas, sore itu juga VISI menemui beberapa mahasiswa untuk menanyakan ketertarikan mereka menggunakan baliho tersebut sebagai media sosialisasi. Salah satu mahasiswa yang ditemui adalah Arief Noer Prayogi, mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi 2015 yang juga sekaligus Kepala Direktorat Kajian Kebijakan Kampus BEM FISIP UNS

“Kalau memang nantinya baliho itu bisa dipasang buat Ormawa atau UKM, pastinya dipasang. Karena itu kan sangat strategis dan ukurannya besar. Kita tidak perlu mengotori fakultas kita, bisa memasang disitu secara resmi dan lebih aesthetic. Kalau nantinya menurut kami strategis  untuk  mengiklankan acara disitu, kami akan pasang,” ungkap Yogi.

Hal senada diungkapkan Sinta Oktaviani yang juga merupakan  aktivis Lembaga Kegiatan Islam (LKI) FISIP UNS. Setelah mendapat penjelasan dari VISI mengenai fungsi baliho, Sinta mengatakan tertarik memanfaatkannya sebagai media sosialisasi. Menurutnya, lokasi baliho yang berada di dekat parkiran dirasa cukup strategis dan lebih efektif untuk mensosialisasikan kepada khalayak umum terkait  informasi yang akan disampaikan. Menurut Sinta, apabila pamflet atau banner acara hanya ditempel di sudut-sudut area FISIP saja, belum tentu semua orang dapat membaca. “Soalnya kebetulan LKI akan ada acara-acara yang mesti semua warga FISIP tahu,” pungkas Sinta.

Pada akhirnya, terjawab sudah bahwa baliho tersebut memang dibangun untuk kepentingan FISIP, termasuk mahasiswanya. Sebagian mahasiswa pun menyambut dengan baik kemunculan baliho tersebut. Kedepannya, tentu diharapkan fungsi dari baliho ini dapat dimaksimalkan, baik oleh mahasiswa maupun pihak fakultas. (Iim, Mae, Yuni)


SHARE THIS

0 Comments: