Jumat, 29 Juli 2016

Solusi Krisis Energi di Indonesia

 Ilustrasi (Dok. Internet)

Oleh: Hernowo Prasojo

Saat ini kita hidup di zaman di mana minyak bumi dan bahan bakar fosil merupakan salah satu hal yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Saat makan, kita memasak menggunakan gas alam. Berangkat sekolah memakai bus berbahan bakar solar. Saat pulang menonton TV memakai listrik yang dibangkitkan dengan batu-bara. Dan saat mati listrik pun kita telah menyediakan diesel yang berbahan bakar  bensin agar dapat melanjutkan aktivitas yang tertunda.

Melihat fenomena di atas, kita harus mulai memikirkan solusi agar ke depannya dapat menghemat penggunaan minyak bumi dan bahan bakar fosil. Lebih baik lagi jika terdapat bahan pengganti yang mudah diperbarui dan dapat membuat kita lepas dari bahan bakar fosil. Karena dengan pemakaian yang luar biasa saat ini, cepat atau lambat bahan bakar fosil tentu akan habis.

Pemakaian Minyak Ikan Paus

Semua orang mengetahui bahwa energi yang bernama minyak bumi dan bahan bakar fosil cepat atau lambat akan habis. Di dunia ini, terutama setelah berakhirnya perang dunia ke dua, jumlah penduduk di muka bumi semakin banyak. Pertambahan jumlah penduduk berarti pertambahan lahan, pangan, serta kebutuhan energi. Zaman dahulu saat minyak bumi belum ditemukan. Orang mememuhi kebutuhan energi, terutama penenerangan dengan minyak dari ikan paus.

Bukankah itu sesuatu yang luar biasa? Sosok makhluk hidup terbesar yang manusia ketahui terus saja diburu, dan terancam punah. Padahal manusia tak lebih dari 1/10 ukuran paus. Namun entah mengapa manusia selalu menang. Beberapa saat kemudian minyak bumi ditemukan dan perburuan terhadap paus pun berhenti. Minyak Bumi merupakan sumber energi yang tergolong murah. Mengapa murah? walaupun proses pencarian minyak bumi cukup sulit, namun ketika tambang sudah ditemukan keuntungan pun pasti didapat. Anda masih menyangkal hal itu? Baiklah, setidaknya hal itu lebih murah dari berburu paus, bukankah begitu.

Perubahan Mindset adalah Solusi Utama

Mungkin saat ini anda masih berada di zona nyaman anda, mencuci pakaian dengan mesin cuci, berlindung di tempat berpendingin ruangan, maupun sekedar bermain video game menggunakan komputer. Memang hal itu terasa nyaman, akan tetapi seperti yang telah saya singgung di paragraf awal. Minyak bumi dan bahan bakar fosil cepat atau lambat pasti habis. Terlebih lagi fakta bahwa manusia semakin lama semakin banyak. Sehingga bila dilogika bahan bakar yang tak terbaharukan akan habis dengan kecepatan yang masif dan semakin cepat setiap tahunnya. Lalu bagaimana solusinya?

Pertama-tama yang harus kita ubah, terutama sebagai rakyat Indonesia yang cinta dengan negara Indonesia adalah mindset. Mindset berpengaruh besar terhadap kesuksesan dan kegagalan seseorang. Kebanyakan orang Indonesia berfikir dapat memakai energi seenaknya asalkan dapat membayar. Apakah hal itu salah? Tidak salah secara hukum. Namun menurut saya salah dalam hal kepekaan sosial. Saya percaya bahwa jumlah energi di bumi ini cukup jika masing-msing orang mengambil secukupnya dan sesuai kebutuhannya saja. Saya umpamakan energi itu adalah kue tart dengan 8 potongan. Saat ini terdapat 4 orang anak yang akan mengambil kue tart tersebut. Jika kita logika, tentu saja kue itu pastilah cukup untuk seluruh anak. Akan tetapi dalam kenyataanya tidak selalu demikian. Jika anak pertama mengambil 4 potong kue, anak kedua mengambil  3 potong kue, sedang anak ketiga mengambil 1 potong kue, maka apa yang akan didapatkan anak ke empat? Jawabannya adalah tidak ada.

Itulah perumpamaan energi yang ada di Indonesia. Jika kita warga kota bisa mengehemat pemakaian energi sesuai kebutuhan dan kecukupan kita serta tidak berlebihan. Bukannya tidak mungkin, cadangan listrik akan tersisa banyak setiap bulannya. Dan energi sisa tersebut dapat menerangi tempat lain yang lebih membutuhkan. Mungkin anda sudah tau hal tersebut sejak awal, tetapi anda tidak mau melakukannya. Seperti sebuah peribahasa “Memang sedih jika kau melakukan kesalahan, akan tetap lebih menyedihkan jika kau mengetahui yang kau lakukan adalah kesalahan namun kau tak pernah mau mengubahnya”.

Jangan Hanya Menyalahkan Pemerintah, Lakukan Sesuatu

Kita bisa saja menyalahkan mafia-mafia tambang, atau pemerintah atas pemadaman bergilir maupun kekurangan energi. Tetapi bukan hal itu yang ingin saya tekankan di sini. Yang ingin saya tekankan adalah sebelum kita mengkritik seseorang akan jauh lebih baik jika kita mengkritik dan mengubah mindset serta perilaku kita sendiri. Bukankah para tokoh-tokoh agama tak akan bisa memperngaruhi serta mengajak orang lain mengikutinya jika mereka tidak memiliki mindset serta perilaku yang baik?

Jadi sebelum anda berusaha mengkritik pemerintah maupun elt-elit di atas kita harusnya memperbaiki diri kita terlebih dahulu. Mulailah dari hal-hal yang kecil seperti menghemat pemakaian lampu dengan memadamkannya saat kita tidur. Mematikan TV saat tidak kita gunakan, atau jika anda punya dana lebih, anda dapat mengganti alat-alat elektronik serta kendaraan anda dengan versi yang hemat energi. Jika anda mematikan satu lampu selama satu jam setiap hari dan diikuti oleh seluruh masyarkat di kota anda, seberapa besar penghematan yang dapat anda dapatkan? Hal itu sudah dilakukan oleh beberapa organisasi masyarakat dan hasilnya cukup baik. Hal itu merupakan hal kecil, namun saya yakin hal yang besar pastilah dimulai dari sesuatu yang kecil.

Biogas, Energi Alternatif yang Terbarukan

Tapi mengubah mindset saja saya rasa belumlah cukup. Katakanlah semua rakyat Indonesia sudah memiliki mindset yang bagus dan mendukung upaya penghematan energi. Termasuk pemerintah serta para elit. Para mafia tambang pun telah dibasmi. Pertanyaannya apakah jumlah energi sudah cukup, paling tidak untuk menerangi seluruh wilayah Indonesia? Menurut saya hal itu amatlah mungkin. Akan tetapi itu tak mengubah kenyataan bahwa energi berupa bahan bakar fosil pasti akan habis. Jadi selama kita masih bisa menikmati bahan-bakar fosil kita harus memikirkan sumber energi alternatif.

Saya pernah mendengar suatu istilah yaitu ”alasan tidaklah penting, yang penting solusinya”. Hal itu tidak 100% benar, tapi menurut saya hal itu juga tidak salah. Jika kita ingin keluar dari krisis energi yang akan melanda kita di masa depan kita harus menemukan solusinya. Sumber energi apakah yang bisa dengan mudah didapatkan, berbiaya rendah, jika perlu gratis serta ramah lingkungan yang bisa menggantikan bahan bakar minyak serta fosil? Mungkin kebanyakan dari anda berfikir bahwa sumber energi seperti itu tidakah ada. Namun hal itu ada dan sudah ditemukan sejak lama. Sumber energi alternatif tersebut adalah biogas.

Kelebihan, Kekurangan dan Manfaat Biogas

Biogas adalah sesuatu yang luar biasa, bahan bakar biogas dapat ditemukan di mana saja. Daun-daun kering, kotoran hewan, bahkan kotoran manusia dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan biogas. Pembuatan biogas pun jauh lebih hemat dari membeli LPG maupun minyak tanah. Hal itu karena bahan baku biogas sudah kita miliki. Kita juga dapat menjumpai banyak penjual jasa pembuatan serta pemasangan alat penampung serta pembuat biogas di internet. Biogas juga pastilah ramah lingkungan. Hal itu dikarenakan bahan yang dipakai adalah bahan organik sehingga sisa yang tidak dipakai dapat dibuang dengan aman, tidak meracuni lingkungan, serta mudah terurai.

Kelebihan lain dari biogas adalah tingkat keamanannya. Berbeda dengan gas LPG, saat terjadi kebocoran, biogas tidak akan meyulut api dan menyebabkan ledakan. Biogas yang bocor tidak berbahaya bagi tubuh. Bau yang tercium dari biogas yang bocor hanyalah seperti bau orang yang (maaf) buang angin. Tapi tenang saja saat kita memakai biogas, biogas yang terbakar tak akan manghasilkan bau.

Walaupun demikian biogas juga memiiki kekurangan. Walaupun kita semua pasti memiliki bahan baku pembuatan biogas, tetapi jumlah bahan baku yang diperlukan cukup banyak. Seperti yang saya kutip dari salah satu penjual alat penampung dan pembuat biogas. Untuk biogas yang diperuntukkan bagi dua rumah tangga, di butuhkan 2 – 5 ekor sapi. Untuk biogas yang menggunakan bahan baku kotoran manusia, dibutuhkan minimal bahan baku dari 15 orang manusia. Jadi apakah biogas benar-benar solusi bagi kita? Jawabannya adalah tidak, tentu saja hal itu jika yang anda inginkan adalah menghidupkan komputer, dan AC anda menggunakan biogas.

Namun bagi mereka yang ada di pedalaman yang tak tersentuh listrik dan hanya membutuhkan penerangan saya yakin biogas adalah solusi yang murah dan tepat. Setidaknya mereka bisa mendapatkan penerangan yang lebih layak di saat gelap.

Kesimpulan

Jadi dari paparan yang telah saya jabarkan di atas dapat saya ringkas menjadi sebuah kesimpulan yang intinya adalah keutamaan mengubah mindset kita dalam memakai energi selama ini. Kita harus menyadari bahwa sumber energi yang ada adalah sumber energi yang terbatas, dan kita tidak bisa hanya mengukurnya lewat materi. Untuk solusi energi saat ini saya berkeyakinan bahwa biogas adalah solusi yang tepat. Karena proses instalasinya yang tidak rumit dan bahan baku pembuatannya yang murah. Untuk selanjutnya tentu saja kita dapat menunggu atau justru menemukan inovasi energi-energi terbarukan yang lain seperti optimalisasi pembangkit listrik tenaga surya, tenaga ombak, atau panas bumi uang nantinya dapat menghasilkan energi yang besar dengan nilai investasi yang kecil. Saya harap hal itu dapat terwujid dan minimal membuat seluruh daerah di Indonesia menjadi terang saat malam.

Referensi




SHARE THIS

0 Comments: