Rabu, 11 Maret 2015

“Title”, Alunan Throwback Style yang Feminis

Oleh: Maharani Krisna H.

Artis                : Meghan Trainor
Album             : Title
Genre              : Blue-eyed soul, doo-wop, pop
Durasi              : 32:27 menit
Produksi          : 2014
Label               : Epic Records

Produser          : Meghan Trainor, The Elev3n, Chris Gelbuda, Kevin Kadish, J.R. Rotem

Setelah menghentak dunia permusikan dengan single “All About That Bass” yang menduduki posisi pertama Billboard Hot 100 selama 7 minggu berturut-turut di tahun 2014, 9 Januari 2015 lalu, Meghan Trainor dilabeli oleh Epic Records merilis album studio berjudul “Title”. Album studio ini dirilis untuk menggantikan extended play (EP) Meghan Trainor yang berisikan beberapa single-nya tahun 2014.
Ditulis dan diaransemen oleh Kevin Kadish dan Meghan Trainor sendiri, lagu-lagu dalam album ini merupakan kombinasi dari genre yang berbeda, seperti: blue-eyed soul, doo-wop, carribean, soca, hip hop, R&B, dan pop. Dari segi musik, album ini terinspirasi oleh kecintaan Meghan Trainor pada gaya throwback (retro) era musik tahun 1950-an dan 1960-an.
Berisikan 11 lagu untuk edisi standar dan tambahan 4 lagu ekstra untuk edisi deluxe, album “Title” dibuka dengan 24 detik intro gaya “Mr. Sandman”, “The Best Part”, dimana Meghan Trainor menyatakan bahwa ia senang menjadi penulis lagu. Terlebih lagi, hal yang paling menyenangkan baginya adalah menjadi penyanyi yang menyanyikan lagunya sendiri. Seperti bonus track “Voice Memos” Taylor Swift di album 1989, intro “The Best Part” dirancang untuk mencegah adanya fitnah tentang kemurnian ciptaannya. Dari awal, Trainor ingin mengatakan bahwa lagu-lagu di album “Title” tidak murni ciptaannya sendiri tetapi juga atas bantuan orang lain.
Lirik-lirik dalam album ini menawarkan tentang pemberdayaan perempuan, harga diri dan kesadaran diri. Lagu “Dear Future Husband” seakan ingin mengungkapkan pandangan feminis Meghan Trainor seperti yang tersirat pada lirik: “So don't be thinking I'll be home and baking apple pies,  I never learned to cook.” Begitupun lagu “Title” yang menceritakan perasaan seorang wanita yang tidak mau digantungkan statusnya oleh seorang pria: Baby, don't call me your friend. If I hear that word again, you might never get a chance to see me naked in your bed.” Dari lirik-lirik tersebut, Trainor seolah ingin menggambarkan dirinya sebagai seseorang yang bossy, egosentris dan jujur seksual.


Lagu “All About That Bass” dan “Close Your Eyes” berisikan pesan moral yang bagus, yaitu tentang rasa percaya diri yang harus dimiliki perempuan. “All About That Bass” merupakan sebuah lagu bergenre bubblegum pop dan doo-wop yang liriknya membahas tentang citra tubuh secara positif. Trainor terinspirasi dari perjuangannya sendiri dalam membangun citra diri ketika remaja, dimana saat itu ia mempunyai tubuh yang tergolong curvy dibanding teman-temannya. Begitupun dengan lagu “Close Your Eyes” yang memiliki lirik: Everybody's born to be different. That's the one thing that makes us the same. So don't you let them words try to change you. Don't let them make you into something you ain't“, seakan ingin mengatakan bahwa setiap perempuan memiliki keunikan masing-masing yang semuanya itu akan terlihat indah jika mereka menutup mata dan bersyukur. Tak heran jika lagu “All About That Bass” dinominasikan dalam MTV Europe Music Awards kategori Best Song with a Social Message serta dinominasikan dalam kategori Favorite Song of The Year di Grammy Awards dan Kids Choice Award.

Selain lirik-liriknya yang sangat berarti dan penuh pesan sosial, Meghan Trainor memberikan kejutan menarik pada album ini, yaitu duet bersama John Legend di lagu “I’m Gonna Lose You” dan Shy Carter di lagu “Mr.Almost”. Selain itu, di beberapa lagunya seperti “Bang Dem Sticks”, “Credit”, “My Selfish Heart”, dan “Lips Are Movin” Meghan Trainor juga menunjukkan kemampuan rap-nya. Kombinasi antara karakter vokal yang unik dengan kemampuan rap yang bisa dibilang bagus, menjadi hal menarik lain yang disuguhkan album “Title” ini.

SHARE THIS

0 Comments: