Jumat, 11 April 2014

Berjualan Asongan Dari Kecil Sampai Usia Senja




Di salah satu sudut di Taman Satwa Taru Jurug, terdapat deretan penjual asonganyang menunggu barang-barang yang mereka jajakan. Salah satunya terdapatseorang wanita tua yang duduk dengan keranjang yang penuh makanan dan minuman. Dia duduk di depan loket gerbang sembari menunggu pembeli.

Ngadiyem (65) adalah salah satu dari beberapa penjual asongan di Taman Satwta di timur kampus Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo itu. Bagi Ngadiyem hampir sepanjang hidupnya telah ia lakukan dengan berjualan asongan. Nenek dengan dua cucu ini telah berjualan kurang lebih 50 tahun di Taman Satwa Taru Jurug. “Kula sampun dodolan teng mriki dangu banget, kurang luwih 50 tahun” tegas mbok Ngadiyem. Untuk penghasilan mbok Ngadiyem perbulannya tidak jelas, bahkan saat kebun binatang ramai belum tentu barang-barang yang ia jajakan laku. Bagi Ngadiyem berjualan adalah kehidupannya. Dengan berjualan ia mampu menopang kebutuhannya dan menyekolahkan anak-anaknya. 


Di usianya yang sudah senja, mbok Ngadiyem enggan hanya sekedar untuk berdiam diri dirumah. “Nek dodolan kan dadi luwih sehat, mboten mung lungguh tok ning umah” tambahnya. Berjualan di Taman Satwa Taru Jurug sudah menjadi pilihan bagi Ngadiyem, ia enggan untuk berjualan di tempat lain. Selain karena letak rumahnya yang cukup dekat dengan tempat ia berjualan. Namun, Taman Satwa Taru Jurug sudah berkontribusi besar dalam kehidupannya sehingga Ngadiyem tetap memilih untuk berjualan disana. 

Ditengah kesibukannya, Mbok Ngadiyem tetap sumringahmeski harus berjalan kesana - kesini hanya sekedar untuk menawarkan barang yang ia jajakan. Bahkan disela wawancara, mbok Ngadiyem sesekali tersenyum seakan tidak ada lelahdiraut mukanya setelah seharian ia menjajakan asongannya. Dibalik itu semua, Ternyata ibu bertopi ini sebenarnyatidak diperbolehkan berjualan oleh suami, anak dan cucunya. Namun, mbok Ngadiyem tetap bersikeras berjualan untuk membantu perekonomian keluarga. Dengan cara ini ia menunjukkan rasa sayang kepada keluarganya. “Paling ora, mboten nyusahke keluarga malah untungebisa digunakke nggo nukokke jajan putu-putune” pungkas mbok Ngadiyem (Galang).


SHARE THIS

0 Comments: