Senin, 09 Januari 2017

Ketika Esensi Dipertaruhkan Demi Sebuah Eksistensi



 
Dok. Internet

Judul Asli                    : Sekai kara Neko ga Kieta nara
Judul Terjemahan        : If Cats Disappeared from the World
Sutradara                     : Akira Nagai
Aktor/ Aktris               : Takeru Satoh, Aoi Miyazaki
Waktu Rilis                 : 14 Mei 2016
Durasi                          : 103 Menit
Rating IMDb              : 7.3/ 10
Oleh: Banyu Visandi Pangestu
 
"Apakah eksistensi hidup lebih berarti saat kita harus kehilangan esensinya?”

14 Mei 2016 kembali dengan drama Jepang yang khas-khasnya romansa namun tak melulu menyuguhi percintaan sepasang kekasih, melainkan drama hidup seorang pemuda yang sayangnya harus kehilangan koneksi dengan orang-orang yang telah mengisi hidupnya. Tidak, itu belum semuanya sampai teman hidupnya sendiri, Kyabetsu, hampir menghilang dari dunia. 

Film ini diangkat dari novel bestseller berjudul sama karangan Genki Kawamura, durasinya yang tak sampai dua jam cukup membuat penonton ‘tersiksa’ dengan alurnya yang tak linear. Kendati demikian bagi para penikmat film bergenre speculative sci-fi, hal seperti alur maju-mundur sudah menjadi hal yang biasa disajikan di depan mata mereka. Tentunya hal ini menjadi tantangan sekaligus hambatan bagi penikmat film drama namun awam dengan genre sci-fi. 

Sekai kara Neko ga Kieta nara (If Cats Dissapeared from the World –red) mengisahkan Takeru Satoh yang bekerja sebagai tukang pos.  Ia didiagnosis menderita kanker otak dan hanya memiliki sisa waktu satu hari sebelum akhirnya ia bertemu dengan iblis yang menjelma sebagai kembarannya. Iblis itu kemudian menawarkannya kesempatan hidup dengan menghilangkan sesuatu dari dunia. Namun hal ini justru menjadi pertanyaan bagi dirinya sendiri apakah ia lebih memilih eksistensinya atau menghapus semua memori indah yang ia miliki. Termasuk memori bersama Aoi Miyazaki yang menjadi cinta pertamanya. 

Pada film ini, penonton ‘dipaksa’ memahami konsep multiverse bahwa sesungguhnya ada banyak alam semesta lain. Konsep tersebut menerangkan bila seseorang meninggal maka mereka hanya menghilang dari dunia. Namun, mereka tetap eksis di alam-alam lainnya. Film ini memiliki sajian konten yang apik karena tak hanya membuat kita bertanya mengenai esensi hidup namun juga menyajikan landscape yang sedap dipandang mata, seperti tata kota Hakodate serta kuburan unik yang ada di Buenos Aires.

Angle pengambilan gambar yang terbilang mirip film Another Earth serta kesamaan digunakannya filter vintage kebiruan menjadikan film ini layak dari segi visual maupun ceritanya. Hanya saja, kelemahannya terletak pada sedikit kakunya para tokoh non-utama serta ceritanya yang seakan berputar-putar sehingga membuat penonton jemu. Namun ketika kita mencoba tenggelam dalam pilunya para tokoh maka kita akan mendapatkan pengalaman tersendiri yang kita takkan bisa dapatkan pada drama mainstream Hollywood.

SHARE THIS

0 Comments: