Senin, 15 April 2019

Menggiatkan Kembali Budaya Bertutur dengan Sinau Dongeng

Peserta kelas Sinau Dongeng antusias mengikuti kegiatan pada kelas mendongeng dengan Rona Mentari. (Dok.Visi/Naila)
Lpmvisi.com, Solo – Sejak pagi, Warung Inspirasi Manahan telah ramai oleh pengunjung. Wanita dan pria, orang tua dan remaja, duduk takzim mendengarkan pembicara yang menyampaikan materi. Sesekali mereka berdiri, bernyanyi sambil bertepuk tangan.

Organisasi nonprofit Doing Project mengadakan kelas ‘Sinau Dongeng’ pada Sabtu (13/04/19). Bertempat di Warung Inspirasi Manahan. Pembicara kelas mendongeng ini didatangkan dari Rumah Dongeng Mentari, yaitu storyteller profesional Rona Mentari yang berasal dari Yogyakarta. 

Acara ini diramaikan oleh peserta yang sebagian besar adalah orang tua atau pengajar. Namun tak sedikit pula yang datang dari kalangan karyawan swasta yang tertarik untuk belajar mendongeng. Kebanyakan peserta mengetahui acara ini dari akun sosial media Doing Project dan juga akun sosial media Rona Mentari di Instagram.
Salah satu peserta mempresentasikan gambar yang dibuatnya dalam kegiatan praktik metode mendongeng dalam kelas Sinau Dongeng. (Dok. VISI/Naila)

Di acara tersebut, para peserta diajari mengenai berbagai teknik dalam mendongeng, mulai dari cara berekspresi, suara, intonasi, gestur, hingga pernafasan. Peserta juga diajari tentang bagaimana cara menarik perhatian audiens mulai dari anak kecil hingga dewasa, agar tertarik pada dongeng yang disampaikan. Dalam sesi tanya jawab, Rona Mentari juga banyak menceritakan pengalamannya dalam mendongeng dari dulu hingga sekarang. Ia berkata bahwa siapapun dapat mendongeng, karena setiap orang adalah pendongeng.

Rona Mentari yang sudah berkecimpung dalam dunia mendongeng sejak bertahun-tahun lalu, menyampaikan materi pada siang itu secara asyik dan menarik. Seluruh peserta dianggap seperti teman. Sesekali mereka diajak berinteraksi untuk meramaikan suasana. Para peserta terlihat antusias mendengarkan dan melakukan aktivitas-aktivitas kecil dalam ruangan.

“Acaranya seru banget. Aku bisa dapat banyak ilmu tentang mendongeng dan dapat banyak teman baru juga.” ujar Khoir (25), salah satu peserta Sinau Dongeng yang datang dari Boyolali.
Peserta kelas Sinau Dongeng antusias menirukan ekspresi-ekspresi yang dicontohkan pembicara. Ekspresi wajah adalah salah satu hal yang mendukung berhasilnya penyampaian pesan dalam dongeng. (Dok. VISI/Naila)

Para peserta yang datang ke Sinau Dongeng rata-rata memang memiliki minat dalam bidang mendongeng. Namun ada juga peserta yang datang karena perannya sebagai orang tua yang ingin belajar dongeng demi ingin mendongengi anaknya. Contohnya saja Erin (30) yang merupakan salah satu peserta Sinau Dongeng asal Sukoharjo. Ibu Muda ini memiliki keinginan untuk dapat mendongengi anaknya yang masih berumur 3 tahun sehingga ia datang ke acara tersebut dengan harapan bisa mendapatkan banyak ilmu mengenai mendongeng.

Sinau Dongeng ini sukses diselenggarakan oleh kawan-kawan Doing Project yang juga dibantu oleh para volunteer acara yang biasa di panggil dengan sebutan Peri. Sinau Dongeng menjadi salah satu dari rangkaian acara Purana Festival yang pertama kali diadakan di Solo. Rangkaian acara dari Purana Festival sendiri meliputi Kereta Purana Goes To School, Sinau Dongeng, dan Pagelaran Dongeng Solo. Puncak acara Purana Festival akan diadakan pada 20 April 2019 di Taman Cerdas Soekarn-Hatta, Jebres, Solo. Purana yang berasal dari bahasa Sanskerta ‘Puraana’ yang artinya cerita kuno, festival ini menggiatkan kembali budaya bercerita sebagai bentuk afeksi kepada satu sama lain.

Irul (22) yang merupakan ketua pelaksana Purana Festival memiliki harapan dengan diadakannya acara ini, ia bersama kawan-kawan dapat menghidupkan kembali budaya mendongeng di kalangan masyarakat terutama bagi anak-anak. Mahasiswa DKV UNS ini bersama kawan-kawannya di Doing Project sebelumnya juga sering melakukan kegiatan rutin dongeng keliling dan juga workshop dongeng di sekitar Solo. (Naila, Ola)


SHARE THIS

0 Comments: