Jumat, 02 Desember 2016

Untuk Jingga, Kolaborasi Kepedulian atau Sikat FISIP?

Debat Capres BEM - Mahasiswa memadati Public Space 2 FISIP UNS untuk menyaksikan debat Capres BEM FISIP UNS. (Dok.VISI/Ervyan)

Lpmvisi.com, Solo - Puluhan pendukung dua Calon Presiden (Capres) BEM FISIP UNS memadati Public Space 2 FISIP UNS guna menyaksikan sesi debat yang berlangsung pada Jumat (2/12/2016). Dalam debat tersebut, kedua calon saling menyerukan visi misi masing-masing. 

Kandidat nomor urut 1, Nugra Bagus Andika dengan jargonnya "Kolaborasi Kepedulian" menjabarkan keinginan untuk dapat bekolaborasi dengan UKM demi FISIP yang lebih baik. Sementara itu, dengan jargon "Sikat FISIP" kandidat nomor 2, Arif Rahman Hakim menjelaskan secara keseluruhan bahwa dirinya ingin lebih fokus untuk menjalin hubungan baik dengan DEMA. Secara garis besar, keduanya menghendaki adanya kolaborasi antara BEM, UKM, dan DEMA.

Selain memaparkan visi dan misi masing-masing, terdapat juga sesi tanya jawab antara para partisipan yang hadir dengan kedua Capres. Pertanyaan menarik terlontar dari salah satu partisipan yang meminta keduanya menjelaskan arti kolaborasi secara lebih lanjut. Nugra, kandidat nomor satu yang merupakan mahasiswa Hubungan Internasional 2014 menjabarkan kolaborasi menurut prespektifnya. Ia berpendapat bahwa terjalinnya kerja sama dalam kebersamaan menuntut adanya partisipasi aktif  dan keikutsertaan, dalam hal ini utamanya BEM, Dema, dan UKM. Sementara itu, Arif yang merupakan mahasiswa Ilmu Komunikasi 2014 menuturkan kolaborasi yang diinginkan adalah baik DEMA maupun UKM dapat bersama dengan BEM mendukung terwujudnya World Class University, misalnnya dengan menyelenggarakan acara festival film tingkat ASEAN.

Dalam Pemilihan Umum (Pemilu), salah satu tolok ukur keberhasilan dapat dilihat dari tingginya tingkat partisipasi. Penyelenggaraan debat kali ini diharapkan dapat menarik massa sebanyak-banyaknya untuk ikut menyalurkan aspirasi mereka pada hari pemungutan suara, 6-7 Desember mendatang. Hal ini disampaikan oleh Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Muhammad Nur Arifin yang memasang target hingga 1.000 mahasiswa. Namun ia memiliki keyakinan bahwa jumlah mahasiswa yang memberikan suara nanti akan melebihi target, mengingat telah dilaksanakan sosialisasi yang maksimal oleh pihak KPU. “Target saya ini seribu, tapi kemungkinan insya Allah sih bisa lah ya (lebih-red),” tutur Arifin.

Sementara itu, Presiden BEM periode 2015-2016, Addin Hanifa berpesan kepada para calon pemilih bahwa Pemilu ini bukan soal siapa yang baik atau buruk, bukan pula soal siapa yang terpilih, tetapi soal memajukan FISIP. Addin menambahkan, menilik track record masing-masing calon, keduanya sama-sama bagus dalam kepemimpinan. Karena itu, semuanya kembali lagi kepada selera imdividu pemilih terhadap gaya kepemimpinan siapa yang dinilai lebih cocok. “Pemilihan Presiden BEM ini jangan dimaknai sebagai akhir, tetapi harus dilihat sebagai langkah awal sebagai upaya untuk memajukan FISIP,“ imbuh Addin.

Kepada para Capres BEM FISIP UNS, Addin melimpahkan pekerjaan rumah yang wajib diselesaikan. Menurutnya, yang perlu menjadi perhatian Presiden BEM periode berikutnya adalah masalah advokasi UKM, terutama terkait transparansi dana dari MAWA. (Ervyan, Fatma)

SHARE THIS

0 Comments: