Jumat, 17 Juni 2016

Band Indie dan Cara Mempertahankan Eksistensi



Layaknya air yang terus mengalir dari hilir ke hulu, pada suatu titik manusia juga harus berjuang untuk menhidupi dirinya sendiri. Banyak pilihan yang ada, mulai dari pekerjaan kantoran hingga panggung hiburan. Dalam dunia hiburan persaingan amatlah ketat, mulai dari pemain lama hingga pemain baru terus bersaing untuk menjadi yang terdepan. Namun, seolah berada di jalur yang berbeda, kelompok musik independen atau yang biasa disebut band indie. Mereka memilih jalan yang anti mainstream,

Bukan Musik Pasar

Band Indie membuat musik mereka sendiri, serta mencari penikmat musik mereka sendiri tanpa melihat tren yang diminati oleh pasar. Banyak dari pelaku musik indie yang memilih untuk melakukan semuanya sendiri, karena musiknya yang kurang bisa diterima oleh pasar. Salah satunya adalah band FISIP Meraung yang memilih untuk melakukan semuanya sendiri.

Megananda, Personil band FISIP Meraung mengungkapkan jika music yang di usung bukanlah musik pasar yang banyak diminati oleh masyarakat, sehingga mereka lebih memilih untuk berkarir di jalur indie. “Sebenernya indie itu gara-gara nggak ada major label yang menawari, kalau nanti ada Sony atau Warner Bross yang nawarin kita juga mau” tuturnya sambil tertawa saat ditemui di store Death Pomade pada Rabu (25/5).

Merekam Lagu Sendiri

Setiap band indie mempunyai cara mereka sendiri untuk mempertahankan eksistensinya. Mereka berusaha untuk menjadi band yang produktif untuk menghasilkan karya- karya agar bisa dikenal lebih luas oleh masyarakat. Berpindah dari satu panggung ke panggung lain, menjual kepingan kaset, membuat acara sendiri sampai merekam lagu sendiri dilakoni band indie untuk mempertahankan eksistensi. Apa yang mereka geluti semuanya berawal dari sebuah hobi. Kebanyakan dari mereka tidak ingin menjadikannya sebuah pekerjaan yang tetap. “Jika hanya untuk jajan masih bisa, tapi itu setelah kita melewati proses selama ini,  jadi semua ini lebih ke hobi” ungkap pria yang juga mahasiswa Ilmu Komunikasi UNS ini.

Penghasilan Band Indie

Manusia pastilah mempunyai banyak kebutuhan yang harus dipenuhi, baik primer, sekunder, dan tersier. Apalagi ditambah dengan sifat manusia yang tidak pernah puas. Melihat kenyataan yang seperti itu, membuat band indie tetap harus berfikir agar musik mereka dapat menghasilkan dan memiliki jangkauan pendengar yang lebih luas.

Tak hanya itu, terus menghasilkan karya- karya yang berkualitas, mereka juga mulai menjual album- album yang telah mereka produksi dengan dibantu oleh distributor. Di beberapa kota telah tersebar berbagai toko kaset yang menjual khusus kaset dari band indie seluruh Indonesia, salah satunya di Belukar Kota Solo.

Jarot (22), penjaga sekaligus admin media sosial belukar mengatakan jika Belukar berusaha membuat pasar tersendiri. “Karena di Solo sendiri yang jualan album band indie itu hampir tidak ada. Jadi kita membuat pasar sendiri untuk menjual band indie. Kebanyakan yang dijual di belukar (kaset – red) band indie seluruh Indonesia” ungkapnya saat ditemui di Store Belukar (25/5).

Album dari beberapa band indie pun mulai diminati di pasar. Hal tersebut dibuktikan dengan progress penjualan belukar yang terus bertambah sejak tahun 2008. Bahkan banyak album band- band indie seperti barasuara, endah n ressa, dan monita yang beberapa kali restock karena pembeli yang terus bertambah setiap harinya.

Untuk pembangian keuntungan biasanya distributor atau penjual sepeti Belukar menerapkan prinsip titip jual, jadi jika lebih dari tiga bulan ada beberapa kaset yang kurang laku akan dikembalikan pada label atau band yang bersangkutan. “Jadi dari label titip menjual ke kita, 25% untuk kita dan sisanya untuk label. Jika kaset atau cd yang dititipkan tidak habis bisa dikembalikan lagi ke label yang menitipkan  penjualan tadi setiap tiga bulan sekali” ungkap pria perawakan tinggi ini.

Amek juga menmbahkan selain dari penjualan CD dan Kaset album band, dalam menghidupi kru dan personilnya juga karena adanya tawaran manggung. “Menghidupi personil dan kru lewat hasil dari manggung, hasil manggung dalam sebulan di kalkulasi di akhir bulan lalu di bagi ke semua crew dan personil,” kata pria dengan cirri khas rambut klimisnya tersebut.

Musik Jujur

Seiring dengan perkembangan dan maraknya band indie. Tentunya juga membuat beberapa masyarakat mulai terbiasa dan banyak pula yang menyukainya. Kebanyakan band indie mempunyai penikmatnya masing- masing. Kebanyakan dari mereka yang menyukai band indie merupakan kaum muda yang sering melihat pertunjukan musik indie, Andri salah satunya.

Andri (21), merupakan salah satu penikmat musik indie yang mulai mengenal musik indie sejak tahun 2010. Menurutnya musik indie merupakan musik yang baru dan beda dengan musik yang lain. “Musik indie musiknya masih jujur, mereka masih belum kejar target materi. Mereka menghasilkan musik untuk mencari penikmat dari musiknya sendiri” ujar mahasiswi Ilmu Komunikasi UNS ini saat ditemui di FISIP UNS (30/5).

Lirik yang sederhana dan merupakan cerminan kehidupan sehari- hari merupakan hal yang menarik. Dengan musik yang baru dan liriknya yang sederhana membuat musik indie mempunyai pendengarnya sendiri. Dengan music yang terkesan jujur membuat pelaku band indie bisa terus berkarya di jalannya. Menjalankan hobi yang bisa menghasilkan pundi- pundi rupiah juga. Banyak harapan yang muncul untuk perkembangan musik indie ke depannya. (Bima Sandria)


SHARE THIS

0 Comments: