Jumat, 25 Oktober 2013

Anies Baswedan: Guru yang Baik adalah Guru yang Menginspirasi Anak Didiknya

Anies Baswedan (kiri), memulai acara kuliah umum di Aula FISIP UNS
Surakarta pada hari Rabu (23/10).
(Dok. VISI/Reiza)
Solo – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta kedatangan tamu yang istimewa, Rabu (23/10). Prof. Anies Baswedan, Ph.D, Rektor Universitas Paramadina Jakarta dan pendiri Indonesia Mengajar, hadir untuk memeberikan kuliah umum  kepada mahasiswa FISIP UNS. 

Tema kuliah umum kali ini ialah “Meraih Partisipasi untuk Akselerasi Gerak Pembangunan Nasional”. Perkuliahan berlangsung dari pukul 10.59 WIB di Aula FISIP UNS. Acara tersebut dihadiri oleh dekan beserta jajarannya serta dosen dan tak terlewatkan mahasiswa FISIP UNS. 

Sebelum pemberian materi dari Baswedan, pada awal acara Prof. Pawito, Ph.D Dekan FISIP UNS memberikan sambutan. Secara keseluruhan, materi yang disampaikan pada kuliah umum tersebut yakni mengenai dunia pendidikan. “Orang-orang yang masih memperbincangkan dan memikirkan Sumber Daya Alam (SDA) adalah orang-orang yang mewarisi pemikiran kolonial,” kata Baswedan dalam materi kuliahnya.

Tak hanya itu, Baswedan memberikan perbandingan Sumber Daya Manusia (SDM) dibeberapa Negara. “Lihatlah Jepang, Korea Selatan, dan Singapura. Negara-negara tersebut tidak memiliki SDA, namun memiliki SDM yang maju. Sedangkan di Indonesia, malah sebaliknya. SDA nya melimpah ruah namun tidak dibarengi dengan kualitas SDM yang mumpuni. Ini karena masyarakatnya banyak yang belum tersentuh pendidikan dengan layak,” tutur Baswedan.

Masalah pendidikan jarang sekali disorot oleh masyarakat. Hanya pada bulan April sampai Agustus dihiasi dari ujian nasional, penerimaan peserta didik baru, hingga seleksi masuk perguruan tinggi negeri. 

“Jumlah SD di negara ini kurang lebih 170.000, jumlah SMPnya ada 39.000, dan SMA/Knya sejumlah 27.000. Ketika mulai masuk SD jumlah siswanya ada 5,6 juta siswa. Hingga yang menyelesaikan studi SMA/K hanya ada 2,3 juta. Nah, sisanya sebesar 3,3 juta anak itu kemana? Itu masalah kita. Bukan hanya masalah pemerintah saja,” ungkap Baswedan.

Saat membahas tentang pendidikan, Baswedan juga menyinggung mengenai movement (gerakan) yang dia dirikan, Indonesia Mengajar, yang lahir karena melihat permasalahan pendidikan yang belum merata di Indonesia. “Ketika menjadi relawan di Indonesia Mengajar bukan untuk berkorban melainkan untuk melunasi janji bangsa ini untuk mencerdaskan bangsa,” terangnya. (Ikrar, Reiza)




SHARE THIS

0 Comments: