Kamis, 19 September 2013

Siapa RI 1 Selanjutnya?

Oleh: Ikrar Setia Dewi


            Meski pemilihan presiden masih sekitar satu tahun lagi, tidak ada salahnya kan kalau saat ini membicarakan mengenai siapa RI 1 selanjutnya?! Bahasan mengenai ini bukan hanya milik mereka yang berkutat dalam bidang politik. Bagi orang yang masih berstatus sebagai mahasiswa boleh kok untuk membicarakan. Jabatan RI 1 sangatlah menggiurkan. Bukankah begitu?
            Tahun ini yang disebut sebagai tahun politik sepertinya sudah menunjukkan geliat dalam pilpres tahun depan. Hal ini terlihat dari munculnya beberapa hasil survei yang menunjukkan siapa saja kandidat capres yang akan memenangi pilpres tahun depan. Dari hasil survei tersebut, beberapa wajah lama menampakkan diri. Sebut saja Jusuf Kalla, Megawati Sukarno Putri, Wiranto dan Prabowo Subianto. Dan yang lebih mengejutkan adalah kemunculan Joko Widodo beserta hasil polling yang menempatkan Gubernur DKI ini menjadi pemenang. Bahkan, dia mengalahkan tokoh-tokoh lama. Adapula isu yang menyatakan bahwa Jokowi siap menjadi RI 1, meski belum ada pernyataan resmi dari partai dimana dia bernaung.

            Malahan Partai Hanura yang sudah secara resmi memproklamirkan Wiranto dan Hari Tanoesoedibjo sebagai capres dan cawapres dalam pilpres yang akan datang. Rintangan yang cukup berat akan dihadapi Wiranto dalam pilpres kali ini. Hal ini dikarenakan isu pelanggaran HAM yang dilakukannya semasa menjabat sebagai Panglima TNI. Isu pelanggaran HAM juga akan menimpa Prabowo Subianto jika dia akan nyapres lagi.
            Lain lagi dengan Partai Demokrat. Partai yang sedang berkuasa saat ini tengah menggelar konvensi caper. Nah, disini saya agak heran. Kenapa sebuah partai yang bisa dikatakan besa malah menggelar konvensi? Ada apa dengan kaderisasi yang ada disana? Apakah partai tersebut gagal dalam mengkader kaderya untuk mencalonkan diri menjadi RI 1? Konvensi ini terlihat kurang greget. Hal ini tampak dari mundurnya beberapa calon peserta. Sebut saja Jusuf Kalla, Mahfud MD, Rustriningsih, dan Rusdi Kirana. Ada yang mundur ada juga yang tetap melaju. Sebut saja: Ali Masykur Musa, Anies rasyid Baswedan, Dahlan Iskan, Dino Patti Jalal, Endriartono Sutarto, Gita Wirjawan, Hayono Isman, Marzuki Alie, Pramono Edhie Wibowo, dan yang terakhir adalah Sinyo Harry Sarundajang. (Tempo, 2-8 September 2013).
            Yang ingin saya pertanyaan adalah apakah kandidat capres tersebut sudah memiliki kredibilitas untuk memimpin bangsa ini. Percuma kan kalau sudah mengeluarkan uang miliaran rupiah kalau yang dipilih ternyata tidak memberikan hal yang berarti buat bangsa dan negara ini. Yang terpenting adalah tindakannya. Sah-sah saja lembaga survei melakukan survei. Partai Hanura-pun juga boleh kok mencuri start dengan memproklamirkan Wiranto-HT sebagai capres dan cawapres. Tidak ada larangan juga untuk Partai Demokrat menggelar konvensi. Yang rakyat butuhkan hanyalah kehidupan seperti yang diamanatkan dalam pembukaan UUD'45 alinea ke empat.

SHARE THIS

0 Comments: